Setelah gurunya pergi, Regis dapat merasakan atensi Dari murid-murid baru itu padanya. Awalnya, ia tak terlalu memperhatikan mereka, namun tatapan mereka sangat tajam kepalanya sehingga ia pun sedikit khawatir dengan apa yang mereka inginkan.
"Halo!" ucap laki-laki bersurai coklat itu sambil melambaikan tangan kepadanya.
Regis hanya melambaikan tangan balik. Matanya melihat langsung ke pemuda bersurai coklat itu dengan hati-hati. Sungguh, ia tak tahu harus bersikap apa. Ia juga tak menyangka orang itu akan langsung mendekati mejanya.
"Namaku Kiel, role Knight. Kemarin kau yang membantuku bukan? Salam kenal."
"Uhh.... Aku-"
"Halo!" suara perempuan memotong pembicaraannya, "Aku Alexa, sharpshooter. Salam kenal!"
"... Uh... ya, aku..."
Ia bingung harus berkata apa. Mengapa dua orang Ini secara langsung mendekatinya dan memperkenalkan diri? Apa ia terlalu aneh, apa ia terlalu mencolok? Ugh. Seharusnya ia bertanya kepada guru bagaimana ia menghadapi situasi ini sebelumnya.
"Ahahaha" suara tawa terdengar dari sebelah bangkunya. Regis pun langsung menoleh ke arah orang itu, rambut dan matanya yang hitam sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Badannya sedikit kekar yang membuatnya berasumsi kalau orang ini seorang petarung jarak dekat.
Namun, barang-barang yang dibawa orang itu cukup banyak dan bervariatif. Entah bagaimana orang itu nyaman bersandar di mejanya, apalagi tangannya yang terkadang menyenggol barang-barang bawaannya. Namun, sejak dari tadi, tatapan orang itu sangat tajam ke arahnya.
Apa ia duduk bersama orang gila? Sungguh, ia mulai khawatir sekarang.
"Ahahaha.... Sungguh lucu." ujar orang itu sambil menyeka air matanya, "Tidak kusangka aku akan bertemu dengan orang yang menarik di sini."
Uhh, baiklah. Sepertinya, ia memang sekelas dengan orang gila. Regis pun mengalihkan pandangannya, berusaha tidak melihat orang itu lebih lama. Namun, orang itu langsung berdiri Dan menghampirinya.
"Siapa sangka, kita akan bertemu. Ternyata, kau masih sama seperti dulu." ucap orang itu sambil menatap matanya, "Senang bertemu denganmu yang masih hidup, Regis Vitale."
Deg. Apa ini? Mengapa orang ini tahu nama lengkapnya? Apa jangan-jangan...
"..."
Tidak. Mungkin saja guru Ray telah memberitahu namanya kepada mereka. Itu bukan masalah utamanya. Masalah utamanya adalah... apa maksud dari perkataan orang itu bahwa ia masih hidup?
"Kau... siapa?" tanya Regis dengan was-was. Ia juga mengingat-ingat apakah ia pernah bertemu orang ini sebelumnya. Seberapa pun ia berusaha mengingat, tidak ada memori yang menunjukkan kalau Ia pernah mengenal orang ini di masa lalu.
Orang itu kembali tertawa dan menyeringai, "Namaku Viggo, aku seorang warrior dan pedagang keliling."
Regis pun kembali menelusuri ingatannya. Sungguh, ia tak memiliki memori apapun mengenai orang ini. Namanya saja sangat asing di telinganya.
"Dulu kita akan diperkenalkan, namun karena suatu hal, itu tidak terjadi." ucap orang itu sambil tersenyum, "Sangat senang bisa bertemu denganmu, Regis Vitale."
"Panggil saja Regis." balasnya sambil memalingkan wajahnya. Pikirannya pun langsung menerka-nerka apa maksud Dari perkataan orang itu. Namun, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal setelah mendengar kata-kata dari mulut orang itu.
Apakah orang ini tahu masa lalunya? Bagaimana bisa? Orang ini bukanlah penyihir, mana bisa orang ini tahu kalau ia-
"Woah! Kalian sudah kenal? Dunia ini sempit juga ya." ucap Kiel yang membuatnya keluar Dari Alam bawah sadarnya, "Baguslah kalau begitu, semoga kita bisa menjadi tim yang kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbound
FantasySelama 3 tahun ia berada di kelas ini, Regis tak pernah merasa hidupnya seperti tokoh utama. Ia bangun, sekolah, dan kembali pulang setelah matahari sudah terbenam. Namun, semua itu berubah sejak murid-murid baru itu masuk ke kelasnya. * "Kau seoran...