"Ayolah, pak, bukain pintunya. Masa utas boleh pulang giliran aud sama agit gak boleh!" gerutu Harazel Kazea, kerap disapa Kazea. Seorang gadis rambut panjang lurus, mukanya dibuat semelas mungkin di hadapan satpam yang umurnya sudah setengah abad itu.
"Bener, tuh, pak! gak adil banget aturan di sekolah ini jumat cuma utas yang boleh pulang!" teman Kazea ikut memprotes, Aubreyla Monalisa namanya, kerap disapa Aubrey.
"Udah masuk masuk, nanti ketahuan guru tartib saya yang dimarahi. Saya gak tau kalian ini ngomong apa, utas aud agit segala macem. Ada ada aja kalimat jaman sekarang," satpam itu mengomeli dua anak remaja di depannya. Masih menggenggam erat kunci pagar.
"Masa gak tau sih, pak. Utas itu satu, aud itu dua, agit itu tiga." Kazea menjelaskan.
"Bener tuh!" sahut Aubrey.
"Udah udah jangan banyak omong, cepetan masuk. Saya gak mau saya yang dimarahi sama petugas tartib karna gak becus tegas ke kalian berdua. Udah berkali kali nakal, bolos sana sini tetep aja gak kapok!" omel pak satpam terhadap dua orang di depannya yang masih remaja.
"Ih! Pak Sulhad mah gak asik, gak bisa diajak kerja sama." Aubrey menggerutu, diangguki Kazea.
"Yaudah pak kita bentar doang kok mau beli jajan di depan sana, bukain dong. Kita berdua tuh gak mau pulang,"
"Iso ae." Pak Sulhad menggeleng.
Suara langkah kaki membuat Kazea dan Aubrey buru buru menoleh ke belakang mata mereka terbelalak, saat melihat salah satu petugas tartib atau tata tertib berjalan keluar menuju pagar.
Kazea buru buru menarik Aubrey berlari masuk ke sekolah lewat pintu lain, dan berjalan di lorong sambil cekikikan seperti orang gila. Satpam bernama Sulhad itu hanya menggeleng melihat kelakuan dua orang itu.
"Anjir! sumpah, aura nya Bu Jane kriminal banget sampe langkah kakinya aja bikin gemeter." Kazea berucap lebay, diangguki Aubrey.
"Iya anjir, aura penyita handal nya kuat banget." Aubrey tertawa.
Kazea dan Aubrey punya banyak teman di kelasnya, satu sekolah mengenalnya semua karena mereka ramah dan suka menyapa orang orang yang lewat. Ia juga membentuk Circle empat orang, namun dua temannya lagi bisa dikatakan alim karena tak mau ikut ikutan sesat nya Kazea dan Aubrey. Dan karena Kazea dan Aubrey sudah dekat sejak mereka masuk ke bangku SD.
"Gas ke kelas ambil tas, gue yakin kelas kelas isinya pada kosong karna pada bimbingan di aula. Males banget, anjir, dengerin bimbingan tiga jam ngantuk mending tidur di rumah." Kazea berucap sesat.
"Bener anjir, gue juga pengennya tiduran. Utas enak banget anjir boleh pulang pas jumat gak ikut bimbingan," ucap Aubrey.
Kazea dan Aubrey mengintai sekitar dan menaiki tangga, berjalan di koridor dengan mengendap ngendap seperti maling. Berjaga jaga apabila petugas tartib berkeliling untuk mencari siswa dan siswi yang membolos bimbingan.
Mereka berdua memasuki kelas mereka, XI IPS dua. Buru buru mereka mengendap ngendap jalan jongkok menuju bangku mereka di tengah. Takut terlihat di cctv.
"Sesat banget anjir," sadar Kazea. Aubrey tertawa.
Buru buru Kazea dan Aubrey mengambil tas mereka dan menggendongnya di pundak lalu berlari keluar kelas.
Mereka berdua sampai di kantin yang berpagar tinggi di samping, kantinnya outdoor. Jadi ada celah untuk kabur lewat sana. Kazea buru buru membantu Aubrey naik, melihat ke belakang jaga jaga jika ada orang.
Aubrey membanting tas nya ke bawah, lalu ia dengan hati hati turun lalu melompat dan mendarat sempurna di aspal. Ia mendongak, menatap Kazea yang langsung naik lalu melempar tas nya ke bawah dan ditangkap Aubrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA YANG TERSESAT
FantastikTak terbesit sekalipun di pikiran Kazea bila jiwanya akan tersesat di belahan dunia lain, dan yang paling ngeri diraga orang lain. Beribu ribu pertanyaan bertentangan terus bermunculan diotak mungilnya. Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi...