Twelfth - Who is She?

320 31 1
                                    

VOTE!!!!

******************************

Klen melangkahkan kakinya cepat, menemui sesosok lelaki yang -tak kalah- tampan dari Rakha. Berusaha tenang melihat ekspresi lelaki itu yang merupakan ketua pecinta alam, ekspresi menatapnya dengan tatapan ingin menerkam dirinya hidup-hidup.

"Ini kali kedua Lo telat!"

Suara itu lagi-lagi mendarat di kedua gendang telinga Klen. Suara mengomel yang dulu sempat ia dengar saat ia telat datang ke pertemuan pecinta alam. Masih lelaki yang sama

"Maaf, kak. Tapi janji, ini yang terakhir," ucap Klen lirih. Ia berusaha menghormati ketua tampan itu. Karna apa? Ketua itu tidak bisa disuap dengan duit, jadi mau tak mau Klen menurutinya.

"Lo bisa jadi bad girl yang dengan seenak lo ngelanggar aturan sekolah sana sini, telat seenak lo, jontos wajah anak sana sini, ngomong seenak lo, suap menyuap sama guru, dan apapun itu. Tapi lo gabisa dengan seenak jidat lo ngelanggar peraturan di ekstrakurikuler ini," omel ketua tampan itu panjang kali lebar kali tinggi

Klen mendengus nafasnya sebal. Kenapa ia bisa-bisanya telat di saat-saat kaya' gini. Dipermalukan 'lagi' didepan pengurus inti pecinta alam.

"Lo itu juga termasuk pengurus! Yang punya tanggung jawab penuh dan datang lebih awal! Bahkan paling awal!"

Lagi-lagi manusia tampan itu membuka mulutnya

'Nih cowok apa cewek sih. Ngomel mulu kaya' mak-mak' batin Klen mulai kesal dengan perlakuan sang ketua. Hajar Kleeen

"Maaf kak, saya minta maaf, dan ini akan jadi yang terakhir." Ucapan Klen cukup singkat dan jelas, cukup bisa dimaknai dengan baik.

"Lo tau darimana ini bakal jadi yang terakhir? Lo tuhan?!"

'Buset dah nih orang'

"Maaf" sela seseorang gadis berambut pirang yang cukup cantik pada sang ketua yang asik mengomel. Membuat ketua menoleh kearahnya. "Apel pelantikan udah berlangsung kak, kakak bisa mulai pidato dipodium," lanjut gadis itu

Klen menghirup nafas dan menghembuskannya cepat. Akhirnya ada seseorang yang membantunya terlepas dari omelan sang ketua

"Pidato kali ini Rendy aja, saya masih ada urusan." Ketua tampan itu menunjuk ke arah lelaki yang tak jauh darinya. "Klo ada masalah, saya ada dikantin," sambungnya

"Siap kak"

Dengan seketika Rendy dan gadis itu berjalan menjauh dari ketua dan juga Klen. Menuju ke podium tengah lapangan yang sudah dikelilingi barisan rapi para anggota pecinta alam

"Ikut saya!"

Ketua tampan itu berbicara dengan Klen. Gadis itu hanya menatapnya penuh keraguan. Hukuman apalagi yang harus ia terima?

* * *

Keduanya berjalan di koridor sekolah, menuju kantin. Ketua tampan itu benar-benar membawa Klen ke kantin.

"Duduk"

Lelaki bername-tag 'Varo' itu berjalan meninggalkan Klen yang sudah terduduk dimeja kantin. Seperti memesan sesuatu pada salah satu -ralat- satu-satunya penjual yang buka di kantin pada hari minggu. Ya, penjual itu buka karna tugasnya buka di hari Minggu untuk menyediakan konsumsi pada siswa-siswi yang ekskul di hari ini

"Minum," Varo menyodorkan kaleng susu 'Milo' yang dingin ke arah Klen. Dan duduk dikursi depan Klen

Gadis itu menautkan kedua alisnya. "Hm?" Sedikit bingung dan meraih kaleng susu dingin itu. "Makasih"

DREAM (never) Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang