Fifteenth - END

377 23 0
                                    

-Kha Champion PoV-
*jadi ini Klen taunya kha champion yaa.*

"Halo"

Gue dengar samar-samar suara gadis yang gue suka. Suara-nya tak seperti kemarin waktu gue telfon dia, parau.

Tapi tunggu, gue harusnya telfon Jimmy bukan KLEN CRUSH. Mungkin ini karna huruf J dan K berurutan.

"Eh, hai"

Gue berusaha santai.

"Suara lo kok gitu?"

"Eh-hm-- gue gapapa. Okay. Udahan ya. Assalamualaikum"

Gue dengan cepat mengakhiri sambungan telfon dengan Klen Crush. Mengetukkan jari-jari-ku untuk memanggil Jimmy.

"Halo? Yak assalamualaikum"

"....."

"Jim, lo ke pos polisi sebelah gang Barat sekarang"

"....."

"Udah, bantuin gue aja."

"....."

"Masalah Clairine entaran, urus gue buruan"

*****

-Author PoV-

"Dan Bang Varo sekarang dibawa ke psikolog? Eh psikolog apa psikiater si?" Tanya Jimmy pada Rakha yang telah duduk memegangi memar di dekat bibirnya. Duduk di mobil kepemilikan Jimmy

"Kata polisi-nya sih gitu."

"Emang dia kenapa sih?"

"Kata polisi-nya sih dia punya penyakit gajelas yang bikin dia harus dapetin apa yang dia mau," jelas Rakha cukup singkat. Cukup dimengerti oleh Jimmy

"Ada aja penyakitnya. Padahal cakep."

"Lo gay, Jim?" Rakha membulatkan matanya, bokong-nya ia geser agar duduk lebih jauh dari Jimmy

Jimmy tertawa cukup ngakak seraya menggelengkan kepalanya. Tangannya juga ia lambaikan bermakna jawaban 'tidak'.

"Hft. Untung aja lu tadi dateng ya, Jim." Rakha sedikit meringis karna tangannya tak sengaja menyentuh luka memarnya. "Klo lu gak dateng, gue gak akan bisa bebas dari sana. Yakali bokap yang gue suruh buat jemput. Makin bonyok gue--"

"Tuh luka-Lo kagak sakit apa?" Tanya Jimmy dengan wajah polos-nya

Rakha menolehkan kepalanya pelan ke arah Jimmy. "Lo bego? Ya sakit lah!"

"Sakit tapi nyrocos mulu daritadi," gumam Jimmy seraya tertawa pelan

"Lo yang ngajak omong!"

"Bodo amat deh. Ke apartement Klen yak?"

"Ngapain?"

"Dia baru aja pulang dari rumah sakit. Lo kan belom jenguk. Sekalian numpang minta obat--"

Rakha menarik nafasnya dalam-dalam. "Padahal gue berniat mau jauhin dia"

Jimmy tersontak kaget. "Kenapa? Salah apa dia sama lo, hah?"

"Lo dulu pernah sebut gue php kan? Nah gue gak mau keterusan ngasih dia harepan, gue mau jauhin dia," jelas Rakha yang masih bandel memegang memar pada pipi kanan-nya

"Setelah ngasih harepan sejauh ini. Dan lo baru berniat ngejauh," gumam Jimmy. Masih bisa didengar oleh Rakha

Rakha menarik spion tengah mobil untuk menghadap ke arahnya. Mengaca untuk mengetahui dimana saja letak memar pada wajahnya

DREAM (never) Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang