Ninth - Really?

342 26 0
                                    

"Lo baikan gih sama Annalise," ucap Rakha pelan ketika berada disebuah meja kantin dengan seorang gadis yang ia anggap 'adik'

"nanti, kalau dia minta maaf." Gadis yang ada dihadapan lelaki itu mulai menjawab asal perintah halus darinya.

Rakha menghembuskan nafas kesal, "Lagian kaya' anak kecil aja ngambek ngambek"

Klen menatap Rakha kesal. "Orang tua lo masih lengkap sih, jadi lo gak ngerti rasanya kesalahan yg kita perbuat disangkutin sama orang tua yang jelas udah gak ada di dunia," sambung gadis itu berusaha menjelaskan

"Lo yatim-piatu, Lo seorang cewek, Lo punya harta yg berlimpah, sama seperti sahabat kecil gue yang kini gue gatau keberadaannya dimana, dan keadaannya bagaimana. Apalagi dia punya penyakit yang juga sama kaya' Lo, jantung lemah. Gue gak yakin dia baik-baik aja sepanjang harinya."

Klen menghembuskan nafasnya kesal. Lelaki bernama Rakha dihadapannya malah mengalihkan pembicaraan A ke Z

"Lo apaan sih? Bikin kesel aja?!" Klen menaikkan volume suaranya. Membuat orang disekitarnya langsung menoleh ke arah Klen

"Ssttt"

"Lo sih bikin gue emosi, ngomongin apa malah nyambungnya kemana," gerutu Klen mengeryutkan dahinya kesal

"Tapi jujur, deskripsi yang ada di Lo mirip sama sahabat kecil gu--"

"Gue gak peduli."

Klen meninggalkan Rakha begitu saja. Dengan perasaan kesal ya walaupun itu hanya rasa kesal sesaat.

Klen berjalan menuju kamar mandi, satu-satunya tempat yang gak mungkin Rakha mengejarnya sampai kedalam kamar mandi.

Gadis ini menyalakan keran wastafel yang kini ada dihadapannya. Menengadahkan kedua telapak tangannya yang telah berisi air penuh, lalu ia usap dengan kasar ke wajahnya.

"Klen..."

Klen berusaha mengerjapkan matanya. Melihat siapa pemilik suara yang familiar itu

"hm?"

Jawaban Klen yang hanya berdehem membuat gadis yang merupakan sahabatnya -Annalise- terdiam.

"Gue minta maaf" tangan Annalise menyodorkan sehelai sapu tangan berwarna biru langit. Warna kesukaan Klen

Klen meraih sapu tangan itu, mengusapkan pada wajahnya yang basah karena air yang ia basuh kewajahnya barusaja. "Ada apa?" Tanya Klen berusaha baik-baik saja dan kembali menyodorkan sapu tangan biru langit itu ke Annalise, tetapi Annalise menolaknya

"Ambil aja," ucap Annalise diiringi senyuman manisnya. "Gue minta maaf, Klen. Gue kemarin cuman pingin lo berpikir dewasa aja biar jadi orang yang lebih baik. Gue gak maksud nyinggung lo kok," lanjut Annalise terkesan sangat tulus

"Iya," jawab Klen singkat

"Lo maafin gue?" Mata Annalise berbinar-binar

Klen hanya mengangguk dan berjalan pergi

"Lo serius maafin gue?"

"Iya, gue udah janji ke Rakha klo lo minta maaf tulus ke gue, gue harus maafin. Gue juga janji ke Leader di game-gue"

"Rakha? Klen, ada yang harus gue omongin tentang Rakha ke lo"

Klen menatap wajah sendu sahabatnya itu, seakan meminta untuk Klen mendengarkannya kali ini.

"Gue mau ke kantin, kita bisa ngobrol disana." Klen sedikit menghela napasnya. "Tadi gue gak jadi makan gara gara Rakha bikin gue badmood, semoga aja dia udah ga ada di kantin," lanjut klen singkat

DREAM (never) Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang