Eleventh - Not Bad

285 29 0
                                    

VOTE FIRST!^v^

******************************

Klen. Gadis ini melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah yang cukup padat. Banyak yang memandangnya sinis, karna ia semakin 'dekat' dengan Rakha. Dan tak dikit yang menyapanya dengan senyuman masam, tak ikhlas.

Klen masih saja cuek dan terus melangkahkan kakinya, mencari dimana keberadaan Annalise saat ini. Berusaha mengabaikan cibiran murid-murid lain yang membuat kedua tangannya mengepal.

"Clairine!"

Puk

Tangan seseorang telah hinggap di bahu kanan Klen. Gadis ini menoleh

"Apaan? Liat Annalise gak?"

"Nah gue mau tanya, liat Jimmy gak?" Lelaki itu balik tanya

Keduanya saling menatap, berpandangan dengan pandangan menebak-nebak.

"Jangan-jangan mereka pada asik pacaran!"

*****

"WOII!"

Seruan dari Klen dan Rakha membuat kedua orang yang terduduk di bangku perpus menoleh ke arah keduanya. Bukan hanya dua orang itu, seluruh penjuru perpustakaan bahkan menoleh ke arah Klen dan Rakha

"JANGAN BERISIK"

Suara seorang penjaga perpus mulai terdengar, memasuki kedua lubang telinga Klen dan Rakha

"Buruan, lo gak ikut kumpul sama anak-anak? Lo kan udah janji," ucap Rakha kesal pada seorang lelaki dihadapannya yang justru asik bercanda dengan seorang gadis -Annalise-

"JIMMY!" tidak teriak, Rakha hanya sedikit meninggikan volume suaranya. "Buruan!"

Tak butuh waktu lama kedua lelaki itu keluar dari perpustakaan, hanya meninggalkan senyuman manis pada Klen dan Annalise yang masih terdiam didalam perpustakaan yang sepi itu.

"Tumben-tumben-an Lo ke perpus? Kesambet?"

Klen mendudukkan dirinya di bangku yang tadi sempat diduduki Jimmy. "Lo pacaran mulu sih!" Sambung Klen lagi dan meraih buku dari tangan Annalise

"Terserah gue sih," jawab Annalise santai dan mengambil kembali buku yang belum selesai ia baca, sebuah novel non-fiksi. "Setelah banyak cibiran tentang kedekatan Lo sama Rakha, dan setelah gue kasih tau klo Rakha cuman nganggep Lo adik, Lo masih aja deket sama tuh cowok?" gumam Annalise tanpa menghirup nafasnya.

"Terserah gue sih," jawab Klen dan pergi meninggalkan Annalise. Baru beberapa langkah, kaki Klen terhenti.

"Lo udah ngerjain pr matematika?"

"Sejak kapan lo peduli sama pr?" Annalise balik bertanya dan langsung menepuk dahinya cukup keras. "Gue lupa ada pr matematika! Gilak, keliling lapangan dah gue!"

*****

Matahari mulai tergelincir ke arah barat. Langit semakin lama semakin gelap. Matahari mulai malas menampakkan sinarnya. Berganti dengan langit malam dengan hiasan bintang-bintang

Klen tersenyum dibalkon apartementnya. Tersenyum saat menatap layar handphonenya yang menyala itu. Terlihat jelas sebuah chat-nya dengan Rakha yang tampak 'lebih dari sekedar teman'. Senyuman lagi lagi mengembang diwajah Klen, dengan wajahnya yang memerah akibat blushing.

Kriiingg

Notification dari game-nya yang ia abaikan akhir-akhir ini berbunyi. Membuat Klen menghentikan sejenak kegiatan chatting dengan lelaki tampan itu. Beralih ke game online kesayangannya -dulu- 'clash of clans'

DREAM (never) Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang