~Changed Future~

0 0 0
                                    

Changed Future Part II

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aria yang telah selesai bersiap, dikawal oleh dua ksatria. Salah satunya adalah John, yang telah menjadi pengikut setianya, sedangkan yang satunya lagi baru pertama kali bertugas mengawalnya. Ini adalah pertama kalinya John kembali bertugas setelah insiden di toko kelontong, jadi dia terlihat gelisah, seperti seekor anjing yang terus-menerus ingin buang air kecil. Tingkahnya membuat ksatria lain menatapnya dengan heran.Menyadari bahwa suasana menjadi canggung dan mungkin menimbulkan kesalahpahaman, Aria berusaha mencairkan suasana dengan memulai percakapan ringan.

"Senang sekali cuaca hari ini cerah. Rasanya menyegarkan. Mengingat ini adalah pesta teh, saya hampir merasa sedih kalau hujan turun," kata Aria dengan senyum manis.

Untungnya, suara lembut Aria, secerah kicauan burung di pagi hari, berhasil mengendurkan suasana yang aneh. Bahkan di usianya yang muda, siapa pun yang melihatnya pasti terpesona oleh pesona dan senyum lembutnya. Itu adalah salah satu keterampilan sosial yang dipelajarinya di masa lalu bagaimana memanfaatkan kecantikan fisiknya untuk mendapatkan perhatian. Kemampuannya untuk menarik perhatian orang dengan menyentuh sisi visualnya berhasil pada siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.

Itu adalah senjata yang Aria miliki, sesuatu yang takkan pernah bisa dimiliki Mielle yang pendiam dan selalu bersikap mulia. Beberapa orang mengejek Aria, mengatakan bahwa dia mewarisi "senjatanya" itu dari ibunya, seorang pelacur.

Setiap kali mendengar ejekan itu, Aria selalu menjawab dengan santai dan sepositif mungkin. Baginya, mewarisi kecantikan dan senyum memikat dari ibunya adalah anugerah. Semakin banyak alat yang bisa ia gunakan, semakin baik.

Dan sekarang, setelah kembali ke masa lalu, pandangannya tidak berubah. Dia tetap yakin bahwa memanfaatkan apa yang dimilikinya adalah langkah cerdas. Dalam kehidupan sebelumnya, dia mampu bertahan hingga dewasa sebagian karena ada banyak orang yang tertarik padanya berkat penampilannya yang memikat.

~~~

Tidak butuh waktu lama bagi Aria untuk tiba di rumah Sarah, karena semua rumah bangsawan di ibu kota terletak di kawasan yang sangat mahal, dekat dengan Istana Kekaisaran. Setelah menerima kabar dari Sarah sebelumnya, para pelayan dan kepala pelayan menyambut Aria dengan ramah.

Kepala pelayan menghampirinya dengan sopan dan memberi tahu bahwa semua gadis muda lainnya sudah berkumpul di taman. Aria memang sengaja datang terlambat. Sebagai tokoh utama, ia ingin memastikan dirinya menjadi pusat perhatian, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan tiba paling akhir. Persepsi dan kesan pertama sangat penting untuk menjaga perhatian semua orang tertuju padanya.

Namun, karena ia sudah terlambat, Aria tak bisa berjalan terlalu santai. Ia memutuskan untuk mempercepat langkahnya sedikit dan bertanya kepada kepala pelayan, yang sedang menuntunnya, di mana letak taman itu.

"Anda akan menemukannya jika Anda berjalan sedikit lebih jauh di lorong ini... Ah, Nona Aria?"

Begitu mengetahui lokasinya, Aria mempercepat langkahnya dengan mantap. Langkahnya yang tiba-tiba menjadi lebih cepat membuat para ksatria dan pelayannya juga harus mempercepat langkah mereka untuk mengikutinya. Karena rumah besar itu tidak terlalu luas, ia pun tiba di taman dengan cepat.

Di taman, Aria tiba dengan napas yang masih tersengal-sengal. Lima wanita bangsawan muda sudah berkumpul di sana, dan mereka semua menatapnya dengan heran dan bingung karena dia masih terengah-engah.

Aria segera merapikan rambut dan pakaian yang sedikit berantakan, kemudian dengan anggun memegang roknya dan menekuk lutut, menunjukkan sopan santun.

"Maafkan saya karena datang terlambat. Saya Aria, putri Count Roscent. Saya tadi kebingungan memilih pakaian yang tepat..."

The Villaines Reverse HourglassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang