Part 40 (Gus Mirza)

28 3 0
                                    

۞﷽۞

☼︎ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ☼︎

   An-nisa dan Alif baru saja pulang dari toko buku. "Assalamu'alaikum" ucap An-nisa dan Alif memasuki rumah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di ruang tamu, yaitu bunda mereka.

   Mereka berdua pun menghampiri bunda mereka, lalu mencium tangannya.
"An-nisa beli berapa buku tadi?" tanya Buk Faisyah.

"Beli empat buku bunda"

"Banyak, buku buku apa aja?"

"Buku novel dua, buku fikih wanita, dan buku Kun Bil Qur'ani Najman"

"Ouh, buku novel selalu tidak pernah tinggal ya kalau sudah masuk toko buku. Setiap masuk toko buku pasti ada aja novel yang di beli"

"Dia mau jadikan kamarnya perpustakaan novel bunda" sambung Alif.

"Tidak apa apa ya bunda, lagian novelnya bagus. Ana kalau membacanya bukan hanya mendapatkan hiburan saja, tetapi mendapatkan ilmu juga di dalamnya"

"Ya sudah kalau begitu tidak apa apa"

"Makasih bunda"

"An-nisa belum ada cerita cerita sama bunda tentang bagaimana perasaan An-nisa selama di pesantren. Ceritain dong sama bunda, bunda mau dengar"

"Kalau bunda mau tahu bagaimana perasaan selama di pesantren ya jawabannya nanonano"

"Kenapa nanonano?"

"Karena selama di pesantren ana merasa ada sedihnya, ada rindunya, ada gembiranya, ada sebelnya, dan lain lain"

"Coba An-nisa ceritakan sama bunda satu persatu, apa yang membuat An-nisa itu sedih, rindu, gembira, sebel, dan marah"

"Panjang ceritanya bunda"

"Pendekkan" sela Alif.

"Ana jelasin singkat aja ya bunda, yang mana ana ingat. Soalnya udah banyak yang lupa"

"Iya, tidak apa apa. Ayo cerita sama bunda, bunda mau dengar"

"Jadi kalau sedih dan kangen itu karena tidak jumpa dan kangen sama bunda, ayah, kak Alif, dan Nabilah. Kalau gembira itu karena becanda sama teman kamar asrama, main bersama teman kamar asarama. Kalau kesel itu karena sebel sama gus Mirza"

"Kenapa sebel sama gus Mirza?"

"Karena gus Mirza itu orangnya nyebelin"

"Emangnya gus Mirza buat apa, sampai An-nisa jadi sebel sama gus Mirza"

"Banyak bunda, pokoknya ana sebel sebel sebel banget sama gus Mirza"

"Kakak laporin sama orangnya ya" sela Alif.

"Jangan dong kak"

"Hm, di belakang berani ngatain orangnya nyebelin. Di depan tidak berani"

"Siap yang tidak berani, ana berani. Cuman malas dapat hukuman"

"Alasan aja"

"An-nisa" panggil bundanya.

"Iya bunda"

"Coba cerita sama bunda, bunda mau tahu apa yang membuat putri bunda ini sangat sebel sama gus Mirza"

"Banyak bunda, sampai ana lupa apa apa aja yang membuat ana sebel dengannya. Jadi ana ceritakan yang ana ingat ingat aja ya bun"

Takdirku Di Pesantren [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang