Part 33 (Kedatangan Alif)

14 3 1
                                    

۞﷽۞

☼︎ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ☼︎

   Di masjid, teman kamar asrama An-nisa masih berusaha untuk mencari.
"Sudahlah teman teman, tidak perlu di cari lagi. Memang tidak ada sandalnya, kita balik ke asrama aja yuk" ajak An-nisa.

"Tapi sandal kamu gimana An-nisa?" tanya Putri.

"Sudah tidak apa apa, An-nisa sudah ikhlas"

"Terus kamu mau ke asrama bagaimana? Tidak ada sandal"

"Aku berjalan begini aja Putri"

"Ya sudah, karena kamu berjalan tidak memakai sandal maka aku juga tidak akan"

"Kami juga" sambung Eyli untuk mewakilkan yang lain.

"Kalian pakai saja sandal kalian, An-nisa tidak apa apa kok"

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" sela seorang pemuda laki laki dari di belakang An-nisa.

   Semua pandangan pun tertuju kepada pemuda tersebut. An-nisa pun memutar tubuhnya menghadap orang yang mengucapkan salam tadi. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka semua.

"Kenapa pada belum balik ke asrama?" tamya pemuda tersebut.

"Afwan guz Mirza, An-nisa sedang kehilangan sandalanya jadi kami bantuin dia untuk mencari sandalnya" jawab Iqlima.

   Ternyata pemuda tersebut adalah guz Mirza.

"Ketemu sandalnya?"

"Laa guz, sudah beberapa kali kami mencarinya tetapi laa ketemu"

"Ya sudah, kalau begitu anti An-nisa pakai saja sandal ana"

"Tidak perlu guz, ana berjalan tanpa sandal saja. Jika ana berjalan dengan sandal guz, guz nya gimana?"

"Ana tidak apa apa, anti pakai saja. Dari pada kaki anti nanti kenapa kenapa, mana tahu tertusuk duri, kaca, paku atau lainnya"

"Tapi guz bagaimana?"

"Ana jalan tanpa alas kaki aja, anti laa perlu merasa laa enakan dengan ana. Yang terpenting anti tidak apa apa, jika anti kenapa kenapa maka ana merasa bersalah. Karena kalian sudah di titipkan oleh orang tua kalian kepada kami di sini, jadi sudah tanggung jawab kami untuk menjaga kalian"

"Hm, bagaimana gini saja guz. Guz tunggu di sini, nanti ana antarkan sandalnya guz kemari"

"Tidak perlu, karena ana buru buru mau pergi. Jadi laa ada waktu untuk menunggu anti menghantarkan kembali sandal ana. Anti pakai saja, jika anti mau memulangkannya, pulangkan saja ke ndalem"

"Ana pamit, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Mirza kepada mereka yang ada di situ.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh". Mirza pun pergi meninggalkan mereka dengan beejalan tanpa menggunakan alas kaki.

   An-nisa dan para teman temannya pun kembali ke asrama. An-nisa kembali ke asrama dengan menggunakan sandal milik Mirza. "Sandalnya besar sekali" komen An-nisa yang sedang berjalan. "Bersyukur An-nisa" nasehat Iqlima.

Takdirku Di Pesantren [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang