Part 18 (Kaget)

9 3 2
                                    

۞﷽۞

☼︎ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ☼︎

   Pukul 02.00 malam alaram An-nisa pun berbunyi. Ia pun bangun dan beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk berwudhu. Selesai berwudhu ia pun melaksanakan ibadah yang biasa ia lakukan di waktu penghujung sepertiga malam.

   Selesai itu, ia merasakan haus. Ia pun keluar kamar dan menuju ke dapur untuk minum. Sesampai dapur ia melihat ada seorang pemuda yang berbaju kaos dan bersarung sedang mengambil minum. An-nisa todak asing dengan baju dan sarung yang dikenakan pemuda tersebut.
"Hm, itu pasti kakak" bathin An-nisa.

"Aku kagetin aja deh" bathin An-nisa sambil menahan tawa.

   An-nisa pun mengendap endap dan mendekati pemuda tersebut. Saat ia tiba pas di belakang tubuh pemuda tersebut, ia pun memukul punggung belakang pemuda tersebut.
"Dor" ucap An-nisa dengan sedikit keras.

   Alhasil orang yang di kejutkan An-nisa pun terkejut, sehingga badannya terangkat dan gelas yang sedang ia pegang hampir terlepas.
"Astaghfirullahal'adzim" ucap pemuda tersebut sambil menyapu dadanya. Pemuda tersebut pun membalikkan tubuhnya. Karena pemuda tersebut membalikkan tubuhnya, An-nisa pun mundur beberapa langkah karena terkejut dengan siapa sosok pemuda tersebut sebenarnya.
"K-kak Sy-syam?" tanya An-nisa dengan terbata bata.

   Melihat di depannya seorang perempuan seketikan Syam menundukkan pandangannya.
"Iya" jawab Syam.

"Kakak kirain tadi siapa. Kakak terkejut sekali tadi, sampai gelas yang kakak pegang hampir terlepas" sambung Syam.

   An-nisa pun seketika menunduk karena merasa bersalah.
"M-maaf kak. An-nisa kira tadi kak Alif, jadi An-nisa mau ngerjain kak Alif dengan cara mengagetkannya" ucap An-nisa.

"Ya tidak apa apa. Kalau begitu kakak mau minum dulu" jawab Syam lalu meninggalkan An-nisa kemudian pergi menuju kursi yang ada di meja makan.

"Ya kak" jawab An-nisa.

'Untung saja aku masih pakai mukena' bathin An-nisa.

   An-nisa pun melihat bagaimana cara Syam meminum. Ia melihat Syam minum dengan duduk dan dengan tiga tegukan. An-nisa juga mendengar jika Syam meminum dengan setiap tegukannya di awali dengan basmallah dan di akhiri dengan hamdalah.

  Akhirnya Syam pun selesai minum, ia bangkit dan menuju ke wastafel untuk mencuci gelas yang ia gunakan untuk minum tadi. Melihat itu, An-nisa langsung menegurnya.
"Eh, kak tidak perlu di cuci" ucap An-nisa.

"Tidak apa apa, kakak yang gunain gelasnya jadi kakak yang harus mencucinya. Tidak mungkin orang lain yang mencucinya kan ? Kasihan wastafelnya, sudah bersih begini dan tidak ada yang kotor, eh malah nambah satu karena gelasnya tidak di cuci" jawab Syam.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Syam sambil mencuci gelasnya.

"Hm, sebenarnya tadi mau minum juga kak" jawab An-nisa.

"Terus, kenapa dari tadi masih berdiri terus di situ? Katanya mau minum" tanya Syam.

"Eh, iya" jawab An-nisa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

   An-nisa pun mengambil air segelas. Saat hendak minum, ia di tegur oleh Syam.
"Kalau minum itu duduk" tegur Syam.

"Astaghfirullah, terima kasih sudah mengingatkan kak" ucap An-nisa.

"Ya sama sama, kalau begitu kakak ke kamar dulu ya" izin Syam.

"Ouh iya, jangan lupa minumnya itu tiga tegukan dan setiap tegukannya di awali dengan basmallah dan di akhiri dengan hamdalah" pesan Syam.

Takdirku Di Pesantren [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang