Suasana di ruangan luas itu kian tak terselamatkan ketika Ethan yang terbangun karena mendengar keributan yang tak biasa. Padahal sependengarannya, hanya terdengar suara bercanda Alan, Serena dan Hadden. Tapi kok beberapa saat hening dan hanya terisi suara Hadden yang marah.
"Loh, Om kok disini? bawa dia lagi?" tanya Ethan to the point. Dan dimoment inilah Ethan memotong pembicaraan Hadden dan Adimas.
"Ethan.. Kamu masih hargai om kan? jangan seperti ini. Kamu sudah dewasa dan bisa memikirkan baik dan buruk." loh, ucapan Adimas ini sangat berbanding terbalik dengan tindakannya.
"Apa maksud om? aku harus memikirkan baik buruk di bab apa? tentang kak Elea? ayolah om. Aku tetep satu suara sama kakek, mau om mencoba bagaimanapun. Mau om mendekatkan sedekat apapun, aku tetep nggak bisa. 19 tahun bukan waktu sebentar untuk membuat semuanya tampak baik baik saja." jelas Ethan pelan dan tentunya penuh makna.
"Aku keluar dulu ya sayang?" pamit Alan berbisik.
"Huum, nanti aku call ya, maaf." balas Serena dengan mata berkaca.
"Nava-"
"Bisa nggak, nggak usah sok kenal sama Alan. Jangan manggil manggil dia lagi, jangan deket deket dia lagi dan jangan sekalipun hubungin dia lagi. Punya malu enggak?" potong Serena langsung tanpa hambatan, Alan yang berjalan tenang tiba tiba dipanggil perempuan itu tanpa malu dihadapan keluarganya. Untungnya Alan tetap berjalan dan keluar ruangan hingga hanya suara AC terdengar.
"Nggak tau malu banget jadi cewek, kalau udah selesai ya udah nggak usah sok masih deket. Gue nggak suka lo masih kegatelan sama Alan, murah." seru Serena lagi lagi.
"Nola."
"Apa? Dada jawab dulu tuh pertanyaan dari Hadden. Sebenernya Dada itu anggep mama itu apa? Dada pernah anggap ada mamaku enggak? Dada sama Bubu itu sayang mamaku enggak? kok kayanya selama ini hanya palsu. Dada sama Bubu udah nunjukkin ke aku sama Hadden, bahwa semuanya palsu." ucap Serena ditempat tidurnya dengan bergetar.
"Dada sayang mama kalian, sangat."
Ucapan itu adalah ucapan yang bahkan tidak diketahui oleh Serena dan Hadden sebelumnya. Ucapan itu adalah ucapan kedua setelah ucapan pertama saat Adimas memaksa Adiwilaga Tacenda untuk memberi izin Eleanor Tacenda menikah. Sonya Tacenda bahkan pernah mempertanyakan hal yang sama. Dan jawaban itu tetap sama.
"Bohong. Dada nggak pernah sayang ke mama, Dada hanya merasa senang ketika mama hadir dalam keluarga. Tapi Dada sama Bubu nggak pernah sayang mama as a anak perempuan karena ada adik lagi. Dada sama Bubu lupa kalau mama masih anak anak dan masih butuh orang tua. Dada sama Bubu lupa kalau mama juga perempuan dewasa yang butuh tuntunan. Dada sama Bubu lupa kalau mama sudah mengatakan berkali kali kalau mama trauma." seru Hadden. Dia tak peduli akan dimarahi atau dipukul oleh kakeknya. Yang ia mau beban dalam hatinya meluruh hari ini.
"Tapi lihat, Dada bawa sumber trauma mamaku kesini. Aku berkali kali meyakinkan diri kalau Dada nggak pernah jahat, tapi hari ini aku kecewa. Dada jahat ke mama, Dada nggak pernah mikirin mama, Dada jahat ke papa, mama dan papa nggak layak punya orang tua seperti ini!" seru Hadden dengan mata memerah dan berkaca kaca.
"Nova, nakk.." bisik lirih Amalia. Dirinya selalu berusaha membohongi diri kalau Elea sudah bahagia. Eleanornya sudah hidup dengan cara yang diinginkannya.
"Berhenti panggil aku Nova, aku nggak suka dipanggil Nova mulai hari ini." marah Hadden.
"Nova tenang duluu boy, kalem." tenang Ethan sembari merangkul pundak keponakannya. Anak laki laki yang dulu digendongnya kesana kemari bahkan pernah ikut keluar kota tanpa mama papanya. Sekarang anak laki laki itu sudah besar dan sedewasa ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/369404338-288-k261301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm ✔
Genç Kurgu[COMPLETED] [IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyeba...