Bab 7

276 56 15
                                    


Hari ini tepat satu minggu setelah insiden dimana Itachi menampar Hinata hingga membuat bibir wanita itu terluka. Dan sejak saat itu pula keduanya belum bertatap muka satu sama lain hingga hari ini.

Itachi yang memilih untuk menyembunyikan diri seperti seorang pengecut. sedangkan Hinata, wanita itu tidak tahu harus melakukan apa dan lebih memilih untuk tetap mengikuti alur permainan yang Itachi ciptakan untuk dirinya.

Hinata menghela nafas pelan, ia memegang pergelangan kakinya yang sakit akibat terkilir. Kedua matanya berpendar mengamati ruang tunggu miliknya. Jiu pergi untuk memanggil dokter, namun sampai saat ini gadis itu belum kembali.

Semua kejadian tadi tidak akan terjadi jika dirinya fokus saat berakting. Pada saat ia harus melakukan adegan melompat, Hinata malah kurang fokus sehingga dirinya berpijak tidak pada tempat yang seharusnya.

Bagaimana dirinya bisa fokus bekerja selama ini jika pikirannya masih terpaku pada pria itu. Pria yang menyakitinya lalu menghilang begitu saja. Akan lebih baik jika Itachi memperlihatkan kemarahannya pada Hinata, dibanding harus menghilang dan mendiamkannya hingga berhari-hari.

Jujur saja Hinata seperti tengah dicampakkan saat ini.

"Sial!" Umpatnya kesal. Hinata menyandarkan kepalanya dengan kedua mata yang menatap langit-langit. ruangan yang didominasi warna abu-abu ini menjadi tempat peristirahatan dirinya saat ini.

Suasananya begitu hening, membuat pikiran Hinata kembali melayang pada malam di mana Itachi menamparnya.
Tanpa sadar ia menyentuh pipi yang terkena tamparan pria itu, tidak lagi terasa sakit namun entah kenapa rasa panasnya masih terasa sampai sekarang.

Hinata tidak mengerti apa kesalahannya, namun jika melihat respon spontan yang diberikan Itachi padanya, Maka Hinata sedikit bisa menyimpulkan jika pria itu tidak suka disentuh di bagian tertentu tanpa izin darinya.

"Padahal aku hanya ingin membuatnya senang," Gumam Hinata setengah berpikir.

"Atau aku harus meminta maaf saja?" Ia kembali bertanya pada diri sendiri perihal langkah apa yang harus dilakukan Hinata agar kontrak yang terjalin dengan Itachi baik-baik saja.

Dalam keheningan yang tengah dirasa, Hinata mendengar suara pintu yang dibuka oleh seseorang. Ia mengabaikannya saja karena mengira itu adalah Jiu. Namun saat telinganya mendengar derap langkah kaki yang mendekatinya berbeda dari milik Jiu, Hinata pun membuka kedua kelopak mata yang tadinya terpejam, lalu menoleh ke arah pintu untuk mengetahui siapa yang datang.

Dan ternyata orang itu adalah dia. Pria yang memenuhi isi kepalanya selama beberapa hari ini.

Uchiha Itachi berdiri mematung tidak jauh dari tempat Hinata duduk, pria itu menatap Hinata datar dan tanpa ekspresi. Salah satu hal yang membuat Hinata benci pada Itachi, karena ekspresi pria itu yang datar membuat Hinata tidak bisa membaca raut muka pria itu.

Lantas Itachi berjalan dengan pasti untuk menghampiri Hinata, obsidian hitamnya bergulir ke bawah dan memperhatikan kaki milik wanita itu. Kemudian dia berjongkok lalu mengangkat kaki Hinata dengan perlahan.

"Aku dengar kau terluka." ucap Itachi pertama kali setelah dirinya memasuki ruangan tersebut. Hinata merasakan perasaannya membuncah hebat, ada getaran menyenangkan yang dirasakan dadanya saat pria itu mengucapkan kalimat tersebut.

Aku mengkhawatirkan mu.

"Hanya terkilir ringan." sahut Hinata pelan. Itachi mengangguk tipis, ia melepas heels yang dikenakan Hinata dan mengusap pergelangan kaki milik wanita itu. "Sudah memanggil dokter?" Tanya Itachi tanpa menatap Hinata. Tangannya masih memberi elusan lembut pada pergelangan kaki milik wanita itu.

MIROTIC (Itachi-Hinata Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang