Bab 6

223 50 10
                                    

Hinata memegangi lututnya yang terasa lemas, tarikan nafasnya masih belum teratur. Di belakangnya, Uchiha Itachi masih membersihkan bagian bawah tubuhnya dengan tissue.

"Bagaimana cara kita keluar?" tanya Itachi setengah berbisik. Samar-samar telinganya mendengar suara wanita di depan wastafel.

Hinata duduk di atas kloset, ia menatap pria itu tidak kalah bingung. "Tidak tahu," Jawabnya berupa bisikan yang sama.

Itachi menatap penampilan Hinata yang cukup berantakan, belum lagi rok wanita itu sudah kotor karena dirinya tidak bisa mengontrol diri.
"Kamu bisa berdiri?" tanya pria itu dengan lembut, Itachi lantas berjongkok di depan Hinata. Wanita itu mengangguk pelan, lalu mulai bergerak mengikuti perintah Itachi yang menyuruhnya untuk berdiri.

Pria itu melepas jas miliknya, lalu mengikatkannya di pinggang Hinata.
Hinata terperangah untuk beberapa saat, ia tidak menyangka jika pria itu mampu bersikap manis walau secuil.

"Aku akan menggendongmu," ucap Itachi lagi yang membuat Hinata kembali terkejut.

Sebelum Itachi menggendong Hinata , pria itu terlebih dulu memakaikan Hinata aksesoris untuk penyamaran.

Wanita itu hanya menurut, memangnya dirinya bisa apa? Bukankah hidupnya saat ini berada di bawah kendali seorang Itachi?

Itachi mulai membawa Hinata dalam gendongannya, sedangkan kedua tangan Hinata melingkar erat pada leher Itachi.
Pria itu membuka pintu toilet dengan perasaan was-was, dan benar saja saat pintu itu terbuka kedua matanya bertemu pandang dengan seorang wanita.

"Ya!! Maniak, kenapa kau bisa ada di bilik toilet wanita?!" Wanita asing itu bertanya dengan suara tinggi, Itachi bahkan terkena pukulan kecil yang dilayangkan wanita itu.

"Tunggu!” Itachi melindungi diri dari pukulan wanita itu dengan lengannya.

Bisa kah kau diam? Istriku sedang sakit." kata Itachi membuat Hinata terkejut. Hinata tidak menduga sama sekali kalau Itachi akan memakai alasan tersebut demi melindungi mereka.

Wanita itu menatap Itachi dan Hinata secara bergantian, membuat Hinata dengan gesit menyembunyikan wajahnya pada dada Itachi.

"Istrimu benar-benar sedang sakit?" tanya Wanita itu tidak percaya.

Itachi mengangguk singkat, wajahnya masih terlihat tenang. “Dia muntah-muntah barusan. Dan aku berniat untuk membawanya ke rumah sakit.”

Setelah mengucapkan itu, Itachi pun keluar dari toilet dengan Hinata dalam gendongannya.

**

Pada saat itu, aku hanya mampu duduk seorang diri di sudut restoran yang ramai, tempat di mana dia bekerja sebagai pelayan. Dia mengikat rambutnya yang indah, hingga leher jenjang nan putih itu nampak begitu jelas.
Beberapa kali dia tersenyum pada setiap pelanggan yang datang hanya untuk sekedar menyapa.
Aku masih memperhatikan dia dari jauh, seperti orang dungu yang hanya mampu terdiam tanpa berkeinginan untuk menunjukkan eksistensinya.

Aku takut dia menjauh dari pandangan mataku.

"Hinata-chan, tolong antarkan pesanan ini ke nomor 17!" Suara nyaring milik rekan kerjanya menyadarkan keterpanahanku akan keindahannya. Dan untuk kesekian kali aku harus rela kehilangan sosok dirinya yang hilang ditelan kerumunan.

"Apa tidak masalah aku memainkan peran seperti itu?" tanya Hinata pada Itachi.

Pria itu lantas membuka kedua kelopak matanya setelah kembali terjebak pada ingatan masa lalu. Itachi menoleh pada Hinata, lalu mengangguk tipis.

"Untuk masalah pekerjaan, kau bebas melakukan apa saja." Jawabnya pelan, membuat Hinata terdiam untuk beberapa alasan.

"Seperti yang aku jelaskan padamu di awal, bukan? Aku tidak akan melarangmu berdekatan dengan pria mana pun jika itu menyangkut pekerjaan." Lanjutnya lagi.

MIROTIC (Itachi-Hinata Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang