Bab 5

300 48 6
                                    

"Seharusnya kau jujur saja!" Uchiha Itachi terdiam sambil menatap lurus pada wanita cantik yang ada di depannya.
Pria itu menghisap rokok dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan. Asap yang keluar dari mulutnya adalah bagian dari kegelisahan dan rasa sakit yang melanda, ia berharap hal itu dapat menguranginya.

"Ini bukan cinta, Yugao." tukas Itachi.

Yugao berdecak pelan, ia memberikan tatapan sinis pada pria itu.
"Benar, bukan cinta tapi kegilaan."

"Kau memang tidak waras. membeli ini dan itu hanya untuk menyenangkannya. Dan apa-apaan? Penthouse, perusahaan, kau membelinya dalam kedipan mata?!" pungkas Yugao dengan kekesalan yang menggebu-gebu.

"Apa kau sehat, Uchiha Itachi?"

Itachi hanya melirik singkat ke arah Yugao, dia tidak akan pernah memperdulikan ucapan wanita itu.

"Lebih baik kau lamar saja dia, dan obati rasa sakitmu itu." Yugao kembali bersuara dan memberi saran.

"Aku tidak bisa, Yugao. Menjadi seorang aktris adalah mimpinya." sahut Itachi terdengar lemah. "Aku tidak akan menghancurkannya."

"Tapi kau yang akan hancur! Dia tidak akan pernah melihatmu, dan kemungkinan buruk yang akan terjadi adalah dia bisa saja jatuh cinta pada pria lain, dan itu bukan dirimu!" tukas Yugao dengan sedikit membentak Itachi.

Pria itu masih diam dalam kekalutan.
"Tidak masalah, lagi pula aku tidak menginginkannya." balasan Itachi membuat Yugao semakin kesal.

"Terserah!" tukas wanita itu.

Setelah itu Yugao pergi meninggalkan ruangan Itachi dengan membanting pintu. Itachi tertawa sambil meneteskan air matanya, pria itu meraih vas bunga yang ada di atas meja kerjanya, lalu melempar benda tersebut dengan kekuatan penuh ke arah pintu.

Anggap saja itu sebagai pelampiasan dari rasa sakitnya.

**

"Uchiha-sama?" Hinata muncul di depan Itachi sambil mengibaskan sebelah telapak tangannya di depan wajah pria itu.

Itachi kedapatan melamun di depan mata Hinata saat keduanya hendak berangkat ke kantor agensi.

Pria itu terkejut untuk beberapa saat, namun detik berikutnya dirinya dengan mudah mengendalikan diri dan merubah ekspresi wajahnya.
"Kau sudah selesai?" Tanyanya pada Hinata yang saat ini tengah memakai seatbelt.

Hinata mengangguk cepat, "Sudah dari tadi." Jawabnya dengan hati-hati.

"Baiklah, kita berangkat sekarang."  langsung melajukan mobilnya dalam kecepatan sedang. Masih ada waktu satu jam lagi untuk pertemuan Hinata dan Namikaze Minato, sedangkan mencapai kantor membutuhkan waktu kurang lebih 25 menit. Itachi memang sengaja mencari tempat tinggal yang tidak jauh dari kantornya.

Hinata kembali diserang kecanggungan, beberapa kali dirinya melirik Itachi, namun pria itu masih fokus pada jalanan lurus di depan mereka.
Itachi balas memperhatikan Hinata lewat ekor matanya, diam-diam ia meneliti penampilan wanita itu yang mengenakan rok mini berwarna abu-abu. Ia tidak suka melihatnya.

Tiba-tiba terlintas ide untuk membuat Hinata trauma mengenakan rok mini di depannya. Karena penampilan wanita itu sukses membangkitkan gairahnya dalam sekejap.

Itachi memelankan laju mobilnya, sebelah tangannya bergerak dan berusaha menggapai paha Hinata yang polos tanpa perlindungan. Kedua mata milik Hinata langsung terbelalak, dia menoleh pada pria itu. namun yang ia dapat hanyalah wajah datar milik Itachi.

Jantungnya bertalu dengan cepat, apalagi setelah pria itu menyelipkan jari telunjuknya memasuki lipatan paha Hinata. Itachi masih melakukan pekerjaannya tanpa ekspresi yang berarti. sedangkan Hinata, wanita itu sudah mulai bergerak gelisah.

MIROTIC (Itachi-Hinata Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang