08. Tolong, Jangan Mati

800 87 21
                                    

Teriakan serta lolongan menggema hingga ke langit. Keyran berusaha keras mempertahankan kewarasannya begitu menoleh ke belakang dan menyadari keberadaan dari sosok-sosok berbentuk tak ladzim sedang mengejar mereka. Sebagian berjalan lambat, namun, sebagian yang lain cukup cepat.

Tiga pasang kaki dari anak manusia, berlari tergesa membelah jalan hutan yang dipenuhi rumput tajam.

Lidah panjang menjulur bagai tali karet, Keyran reflek berteriak--

"NAZKA!!!"

Terlambat.

Lidah itu berhasil melilit kaki Nazka, membuat si empu jatuh terguling menghantam bebatuan. Zerico tak berdiam diri, ditariknya lidah yang melilit kaki Nazka hingga mengencang lalu menusuknya dengan golok yang ia bawa.

Monster bertubuh manusia obesitas tanpa kaki itu mengerang kesakitan. Ia berjalan hanya mengandalkan tangan yang dapat memanjang hinggal 200 centimeter, berpegang kuat di pepohonan lalu menyeret tubuhnya.

Tanpa belas kasihan, Zerico menebas lidah si monster-- semburat darah berwarna merah kehitaman berbau busuk menciprat deras.

Dalam sekali tarikan, Nazka melepas sisa lidah dari monster yang menempel di kakinya. Ia berdiri, bergabung dengan kedua temannya yang kini melangkah mundur perlahan.

Belum usai, terhitung masih ada sekitar tujuh monster yang menggila di sekitar mereka. Para monster yang tersisa-- semua berukuran besar, sungguh tak mungkin jika mereka melawan layaknya moster berlidah panjang yang masih berukuran tak lebih tinggi dari mereka tadi.

Sesosok monster menyerupai perempuan tanpa busana, mengintai tiga remaja itu dari bagian atas bangunan. Kukunya panjang, matanya berkilat putih, dari mulutnya yang tak memiliki bibir-- menetes cairan lendir.












 Kukunya panjang, matanya berkilat putih, dari mulutnya yang tak memiliki bibir-- menetes cairan lendir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Keyran mengamati dinding tebing yang mengelilingi tempat ini. Tanpa menyadari sosok monster yang berada di atasnya.

Batu Pryte?

Tepat sekali, batu Pryte memiliki kandungan besi Sulfida. Otak Keyran diputar keras, hingga suara seperti desisan kucing menggeram menyadarkannya dari lamunan. Saat mendongak ke atas, netranya melebar. Sesosok makhluk berambut panjang melompat dari ketinggian dan mendarat di kepala Keyran.

"AAAAAA!!!"

Kejadiannya terjadi begitu cepat, hingga ia tak mampu mengelak. Kuku panjang sang monster melukai sisi persisi telinga Keyran, mencengkram kepala Keyran-- seolah tak ingin melepaskan.

Rasa sakit hampir merenggut kesadaran si pemilik netra hitam tersebut, namun, ia masih berusaha bertahan, memberontak-- mencoba melepaskan monster itu dari atas kepalanya.

Ia bisa melihat dengan jelas Nazka dan Zerico yang tampak panik, tapi mereka tak bisa melakukan apapun karena para monster yang lain juga menargetkan keduanya. Teriakan Nazka, Zerico juga Keyran bagai saling beradu.

Malapetaka 1980Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang