11. Kastil

1.4K 172 9
                                    

Getaran pada air mulai terasa. Kerinyitan di dahi membawa Nazka untuk bangkit dari posisi nyamannya.

Disadari oleh ketiga, jika air kian begejolak, membawa rakit yang dinaiki oleh mereka dalam keadaan terancam. Keyran mengencangkan jaketnya sebelum memutuskan berteriak.

"Dayung!"

Tiga orang remaja mengencangkan dayungan, berusaha membawa rakit ke tepian. Sosok wanita di tengah-tengah sungai-- yang semula dilihat oleh Zerico dan Keyran berjalan dengan langkah yang sangat pelan. Daratan yang berusaha mereka capai membentuk huruf U dan posisi ketiga remaja itu kini sudah berada di atas darat sisi kiri.

"Lari!" Tanpa membuang masa, langkah kaki sudah mereka pacu dengan begitu cepat. Bayangan rasa takut menggeragahi jiwa, kaki terasa begitu lamban saat memacu langkah-- mungkin hal itu dikarenakan lingkungan sekitar yang berukuran lebih besar daripada normalnya.

Mereka seperti anak berusia empat tahun yang tersesat di dalam rimbun hutan. Kabut menyelimuti, gerakan mereka bagai slow motion. Keyran merasa dadanya sesak, ia hampir kehabisan napas. Beberapa kali langkahnya terseok kala menyandung akar pohon yang merambat.

Keyran sampai bernapas lewat mulut. Tak hanya ia, kedua temannya pun terengah-engah. Mereka tak bisa memaksa diri untuk berlari gila seperti ini lebih lama lagi atau bukan hal mustahil jika jantung mereka akan meledak saat ini juga.

Menoleh ke belakang-- Keyran dapat melihat sosok itu berdiri dengan sedikit membungkuk.
Tak heran jika getaran di atas air tadi begitu terasa padahal jarak antara mereka dan sosok itu masih cukup jauh, karena kala sosok itu terus berjalan menuju daratan, semakin terlihat jelas jika tubuhnya begitu tinggi dan besar.

Rambut panjangnya berwarna hitam. Ia memakai pakaian tradisional Dhoti. Balutan kain putih kusam menutupi tubuhnya.




 Balutan kain putih kusam menutupi tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sang sosok menggerakkan kepalanya ke arah kiri, wajahnya tenang kala ia bisa menangkap pergerakkan dari para anak manusia. Bau mereka begitu khas dan asing.

Sosok itu tak mengejar mereka. Membiarkan Keyran dan kedua orang temannya lolos begitu saja.

Nazka menarik tangan Keyran tuk bersembunyi mengikutinya di balik pohon dengan batang lebar. Sedangkan Zerico menunduk-- bersembunyi pada rimbunnya semak belukar. Mereka merosot duduk. Peluh mengalir deras, tarikan juga hembusan napas tak terkontrol-- berhamburan dan tak beraturan. Keyran terbatuk kecil, memukuli dadanya yang terasa sesak.

Melihat hal itu, Nazka segera mengeluarkan sebotol air minum dari dalam tas yang mana langsung diteguk rakus oleh Keyran. Ia gila! Rasanya seperti akan mati saat oksigen tak bisa dijangkau indra pernpasannya beberapa saat lalu.

Detak jantug mereka bertiga berdegup kencang.

Sungguh, Keyran tak bisa mendekripsikan bagaimana ngilu nyeri dari kakinya yang gemetar saat ini.

Malapetaka 1980 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang