Tanah berbatu tergerus seiring terseretnya badan kekar Zerico. Monster kapur mengayunkan tubuhnya hingga terguling sejauh beberapa meter.
Nazka melompat, tendangan berputar ia arahkan tepat ke titik lemah area leher monster incarannya. Sama seperti Zerico, monster itu juga terlempar ke samping-- tepat menghantam dinding gua hingga bertebaranlah debu putih kapur.
Bangkit dengan luka di punggung yang mengalirkan deras darah. Zerico sekuat tenaga menahan napasnya yang terengah. Menarik napas dalam, menggenggam keras batu tajam yang ada di tanah, siap untuk menghadapi monster kapur yang jumlahnya kini belasan dan makin mendekat. Mereka semua bertahan di posisi masing-masing, mencoba mencari celah terbaik.
Keyran memanjat ke atas batu besar untuk mendapatkan pandangan lebih luas. Dengan cepat, ia memberi isyarat ke yang lain sambil berteriak, "ZERICO, TANGANI YANG DI KANAN! NAZKA, JUAN, DI BAGIAN KIRI SAMA AKU! KITA BLOK JALAN MEREKA SUPAYA GAK MASUK KE SISI ZERICO!"
Monster-monster itu menyerang secara serempak, taring mereka yang tajam berkilat di bawah pencahayaan redup. Meskipun bentuknya seperti serigala, mereka gesit berdiri di kedua kaki, dengan cakar yang siap mencabik.
Zerico melangkah maju, melancarkan pukulan keras ke arah monster kapur yang melompat mendekat. Pukulan itu langsung menghantam rahang monster, membuat makhluk itu terguling beberapa meter sebelum bangkit lagi dengan cepat. Tanpa menunggu, Zerico mengayunkan kakinya untuk menendang yang lain yang mencoba menyergap dari samping. Kakinya menghantam keras dan ia terdorong sedikit ke belakang karena kekuatan benturan.
Sementara itu, Nazka dan Juan bergerak kompak di sisi kiri. Nazka merendahkan tubuh, menunggu sampai monster kapur pertama berada dalam jangkauan. Saat monster itu mendekat, Nazka menyelinap cepat ke samping, lalu menghantam punggungnya dengan siku keras. Juan, yang berada tepat di belakang Nazka, menambah serangan dengan lutut ke perut monster.
Ketika salah satu monster lain mencoba mengitari Nazka, Keyran bergerak sigap dari atas batu dan meluncur turun. Ia melemparkan batu besar ke arah kepala monster itu untuk mengalihkan perhatian, lalu menyusul dengan tendangan lurus ke punggungnya, membuat monster itu terjerembab ke tanah.
Namun, monster-monster kapur ini semakin meliar. Serangan demi serangan membuat napas empat sekawan itu bagai tercekik-- tak diijinkan berhenti, walau sekedar untuk menarik napas.
Para monster terus menyerang dengan brutal, mengepung mereka dari segala arah. Para manusia mulai kewalahan. Keyran harus berpikir cepat. Tatap matanya tajam seiring menukiknya alis. Bungsu Wijaya itu akhirnya melihat tumpukan batu kapur di dekat mereka, lalu dengan cepat pandangannya berubah pada Nazka.
"NAZKA, PECAHIN BATU-BATU DI SINI BUAT BIKIN RINTANGAN!" teriak Keyran di tengah perkelahian.
Nazka mengangguk, mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk menghantamkan bebatuan besar di sekitarnya dengan batu lainnya. Tak dihiraukan olehnya, tangan yang terluka hingga meneteskan darah. Batu ia benturkan satu sama lain hingga serpihannya berjatuhan dan menciptakan hambatan di sekitar monster yang tak menggunakkan alas kaki, membuat gerakan para monster sedikit melambat.
Mereka berlari mundur.
Dengan sedikit ruang untuk bernapas, Juan dan Keyran segera memanfaatkan situasi.
"JUAN, SERANG MEREKA DARI ARAH SAMPING!!!"
Juan berlari cepat ke arah dinding gua, menggunakan batu-batu kecil sebagai pijakan untuk melompat tinggi. Dengan cepat ia berputar di udara dan menghantamkan kakinya ke kepala monster kapur yang hampir lolos dari area serpihan batu runcing, membuat sang monster terjatuh keras.
Keyran segera bergabung dengan Zerico, yang kini menghadapi dua monster sekaligus. Keyran mengambil pecahan batu besar dan menebas tepat ke leher salah satu monster, sementara Zerico melompat, menghantam tubuh monster lainnya dengan siku kerasnya, membuat retakan di kulit kapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malapetaka 1980 [END]
Mystery / ThrillerAda begitu banyak hal di dunia ini yang tak kita ketahui. Dunia yang luas masih menyimpan misteri, tidak sepantasnya rasa penasaran membuat diri menentang larangan yang telah dibuat oleh orang-orang terdahulu. Pada tahun 1980, empat sekawan diharusk...