Setelah dua hari cuti kemarin. Zora kembali memasuki sekolah ini dengan semangat belajar yang tinggi.
Semua tugas yang ia dapat dari kedua sahabatnya itu sudah ia kerjakan, jadi hari ini tinggal mengumpulkan nya saja.
Yaa walaupun ia libur hanya sebentar, sepertinya ia ketingalan berita. Baru masuk sekolah saja, di penghujung koridor banyak para siswi yang bergosip, padahal ini masih pagi banget. Terlihat juga mereka melompat-lompat kecil saking bersemangatnya.
"Diluar rame banget, ada apa?" Tanya Zora pada kedua sahabatnya.
"Pasti karna berita murid baru" jawab Vio.
Dahi Zora mengernyit "pindahan dari mana?"
"Dari luar negeri katanya"balas Mae.
"Rumornya dia anak Mr. Tylander"sahut Vio
Zora mengangguk. Matanya teralihkan pada kursi tempat duduk Samuel yang masih kosong.
"Samuel kemana?"
"Kabarnya dia kena begal dijalan, lagi koma di RS, ntar anak-anak pada mau jenguk"
Mata Zora membulat. Tidak mungkin kan yang ia lihat lusa kemaren adalah Samuel. Ia harus bertanya sendiri pada laki-laki itu.
Cup....
"Serius amat. Jangan mikirin cowok lain, nanti aku cemburu lho" saking terkejutnya dengan kabar Samuel, Zora bahkan tidak sadar kalau pipinya dicium oleh seseorang. Bahkan teriakan para siswi diluar pun tidak masuk pada indra pendengarannya.
Tentu saja reaksi kedua sahabatnya mengejutkan. Mereka melebarkan mata dengan mulut yang ternganga.
Elano adalah pelaku semua itu. Ia menarik salah satu kursi lalu diposisikan tepat disamping kekasihnya. Zora.
Ia mengecup pipi Zora sekali lagi.. eee lebih tepatnya menghisap pipi tembam gadis itu kuat-kuat agar dia tersadar.
Rencana Elano berhasil. Zora terkejut dengan pipi yang memerah sebelah, bekas ia hisap tadi. Kemudian Elano dengan cepat meraih lengan Zora dan bergelayut menja disana.
"Kak Zora tau kan kalau aku marah tu bagaimana?"ucap Elano lembut. Tentu saja, mereka berbeda satu tahun, dimana Lano masih berada dibawahnya Zora.
Zora memberontak. Ia berusaha melepaskan gelayutan tangan Elano dari lengannya namun pemuda itu malah mempereratnya.
"Sahabat kak Zora ngeliat tuh, Lano jadi malu" ia berganti memeluk Zora dengan erat, menenggelamkan kepalanya pada dada berisi gadis itu.
Zora yang syok dan geli pun dengan reflek memukul kepala Elano, namun pemuda itu malah tidak merespon apa-apa. Sepertinya pukulannya itu kurang kuat. Tapi tidak mungkin, karena Zora merasakan sakit luar biasa ditangannya.
"El lepasin!!" Pinta Zora. Elano menolak dengan cara menggeleng-gelengkan kepalanya pada dada gadis itu.
Damn... Zora sangat malu. Saat ini ia ditonton banyak orang. Bukan hanya dikelas ini, tetapi di luar juga.
Zora meminta tolong kedua sahabatnya namun mereka masih terkejut dengan apa yang diperbuat oleh Elano. Serius itu anaknya Mr. Tylander? Pikiran mereka bertanya-tanya.
Elano merasa sangat nyaman dengan posisi ini. Ini hanya menguntungkan dirinya. Jika saja saat ini mereka tengah berada di rumah, Elano pasti akan menghujam Zora dengan sangat brutal hingga mengeluarkan suara desahan yang begitu nikmat.
Buah dada kekasihnya agak berisi, sangat pas ditangannya yang besar dan kekar ini. Elano tidak sabar ingin bermesraan di rumah saat pulang sekolah nanti.
Karena tak kunjung dilepaskan, Zora pun menarik telinga kanan laki-laki yang memeluknya ini. Rintihan kesakitan keluar dari mulutnya. Kelemahan Elano pun akhirnya ditemukan.
"Sakit baby... Jangan telinga" ucapnya manja.
Zora melepaskan tarikannya dari telinga pemuda itu, beralih menatapnya kesal lalu dengan tegas mengusirnya pergi.
Elano yang diusir pun memasang muka melas "kiss dulu" ucapnya.
Apa-apaan?? Sejak kapan laki-laki ini berubah menjadi semanja ini. Perasaan semalam, Zora melihatnya sebagai laki-laki yang kejam dan siap membunuh. Pagi ini kok beda?.
"Kalo gak kiss, gak bakal pergi" ucapnya lagi.
Zora menganga sambil menyatukan alisnya, heran dengan perubahan sikap Elano.
"Disini, disini, disini dan disini, ayok kiss dulu" Elano menunjuk kedua pipi, dahi dan juga hidung, untuk menyuruh Zora mencium dititik yang ia tunjuk tadi.
Enggak-enggak. Zora gak mau. Gila aja mencium pemuda ini dihadapan semua siswa siswi sekolah. Ingin pergi, tapi jalan keluarnya ditutup oleh laki-laki itu.
Zora tidak akan menuruti kemauan Elano, tetapi dia punya ide. Wajahnya perlahan ia dekatkan peda pemuda itu, sedangkan Elano yang kege'eran pun menutup matanya sambil tersenyum.
Setelah membisikkan suatu kata, Zora menjauhkan wajahnya. Ekspresi Elano langsung berubah, pemuda itu diam sambil lurus menatap mata Zora, kemudian pergi begitu saja.
Zora bernafas lega, namun kembali tertahan lagi saat melihat situasi kelasnya. Semua teman sekelasnya menatapnya penuh tanda tanya. Yaa Zora hanya cuek saja karena ia merasa tidak ada hubungan istimewa bersama Elano.
Pikirannya kembali tertuju pada Samuel. Dia harus menjenguknya nanti untuk mengecek keadaan laki-laki itu langsung.
>>>
Lain perasaan dengan Elano. Dia berjalan menuju kelasnya dengan raut wajah kesal. Berani sekali gadis kecilnya itu mengancam nyawanya.
Jika ia tidak pergi dari kelas itu, Zora tidak akan mau bertemu dengannya lagi katanya. Yang benar saja? Ia sudah memata-matai gadis itu satu tahun lebih, ancaman kecil seperti tadi tentu tidak menyulitkannya.
Lihat saja! Waktu dirumah nanti ia akan kasih kejutan kecil untuk gadis nakalnya itu.
.
.
.
Next..
KAMU SEDANG MEMBACA
Elano
Teen FictionFollow sebelum membaca!!!!!!!!!!!!! Pernah tidak membully seseorang sampai membuatnya trauma, tetapi orang itu malah suka dan bahkan terobsesi kepadamu? Itu yang dialami Zora. Lano yang merupakan anak tunggal berpenampilan cupu yang sering Zora bull...