Tetangga Apartemen

5.1K 76 1
                                    

"Shit.. aagghhh... kamu seksi banget sih,, kontol aku selalu tegang di deket kamu.. uugghh!"

"Sialan!! Desahan kamu tiap malem bikin aku sange.. aaahhh... memek kamu pengen aku genjot tiap hari"

"Fuucckk...!!"

Liam atau William terus mengocok penisnya sendiri di bawah kucuran shower sambil membayangkan wajah dan tubuh wanita penghuni apartemen sebelahnya.

Ya, hampir setiap malam Liam mendengar desahan wanita yang belum diketahui namanya tapi dari kamarnya selalu terdengar suaranya yang tengah menikmati sesuatu. Entah sedang ngeseks atau mungkin VCS, ah gak tau lah. Tapi suaranya selalu mampu  membangkitkan batang yang semula tidur menjadi tegak berdiri.

Padahal sudah dua bulan ini Liam menahan hasratnya agar tidak ONS. Sialnya, suara nikmat itu terus menggodanya untuk melakukan senam jari dan ya, memang berakhir begitu tiap kali Liam mendengar suara tersebut.

Tetangga sebelahnya diperkirakan berusia sama dengannya. Sering kali Liam berpapasan dengan wanita itu saat berangkat atau pulang kerja. Tidak ada sapaan berupa kalimat, hanya sapaan berupa senyum kecil yang keduanya berikan.

Sampai di suatu kejadian semesta memberinya kesempatan. Liam melihat mobil wanita itu menepi di sebuah jalanan yang agak sepi dan waktu sudah menunjukan pukul 10 malam disertai hujan deras.

Tidak peduli badannya akan menjadi basah, Liam menyambangi wanita itu yang sedang membuka kap mesin mobilnya.

"Hei, mbak! mobilnya kenapa?" Liam berbasa basi

Menengok ke sumber suara, ternyata lelaki sebelah unitnya yang mendatanginya. "Eh, mas tetangga" ucapnya kaku

"Mobilnya bermasalah?" Tanya Liam lagi.

"Eh, iya nih. Gak tau kenapa"

"Boleh saya lihat dulu?" Tawar Liam

"Bo-boleh Mas" jawabnya terbata melihat wajah Liam sedikit basah akibat hujan dan justru memberi kesan seksi.

Liam mengecek sekilas kerusakan mobil wanita itu. Ternyata Liam pun belum bisa memastikan kerusakan tersebut karena dari yang dilihatnya tidak ada kerusakan dari segi mesin begitu dilihat pada bawah kap mobil. Setelah Liam mencoba men-starter namun mesin tetap tidak menyala.

"Mbak, kayanya ada masalah dengan kelistrikannya. Apa tadi Mbak-nya habis menerobos jalan yang banjir atau genangan air tinggi?"

"Hhmm.. iya, tadi saya habis lewat jl. Bunga" akunya jujur

"Pantesan, jalan itu emang sering banjir Mbak"

"Hhmm. Gini aja, Mbak mau pulang ke apart kan? Bareng saya aja. Besok biar orang bengkel saya jemput mobil Mbak" tawarnya

"Gitu ya. Tapi apa gak ngerepotin Mas-nya?" ringisnya sedikit malu.

"Hehe.. Gak kok, lagian kita tetanggan masa saya tinggalin Mbaknya sendiri sih. Bahaya juga daerah sini" jelas Liam

---

Di mobil Liam agak gak fokus nyetir karena pakaian wanita itu agak basah, membuat pakaian dalamnya menerawang. Akibatnya bagian bawah Liam mengembang sempurna.

"Maaf ya Mas, jadi ngerepotin" ucap wanita itu sungkan

"Gak apa. Santai aja. Btw panggil saya Liam aja. Umur kita kayanya sepanataran juga"

"Oh iya. Sekali lagi makasih ya Liam. Ngomong-ngomong nama aku Archia tapi panggil aku Cia aja, jangan mbak" ringisnya malu malu

"Oke. Cia" jawab Liam tersenyum lembut.

Bebas berhasratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang