24. Grandma & Grandpa

4.1K 621 50
                                    

Seorang pria paruh baya, memasuki sebuah ruangan gelap. Pria itu lalu menyalakan lampu ruangan itu.

Begitu lampu dinyalakan, terlihatlah puluhan atau bahkan ratusan lukisan seorang wanita.

Pria itu berjalan lurus ke arah lukisan yang paling besar, lukisan itu benar-benar besar, dan berada di tengah lukisan-lukisan yang berukuran kecil.

Pria itu menyentuh lukisan dengan sangat lembut, seolah lukisan itu adalah sebuah kaca yang bisa pecah kapan saja. Tatapan pria itu menunjukkan betapa dia memuja sosok di lukisan itu.

"Oh sayangku. Tunggullah sebentar lagi. Sebentar lagi aku akan membalaskan dendam kematianmu. Aku akan menghancurkan orang yang sudah membuatmu menderita selama hidupmu. Angelku, malaikatku." Pria itu mengecup lukisan wanita itu.

Krieett

Pintu ruangan terbuka, seorang pemuda memasuki ruangan. Lacerta.

Lacerta menutup pintu, lalu berdiri tidak jauh dari pria itu sembari menundukkan kepalanya.

"Bagaimana, apa kau sudah memiliki kesempatan untuk mencelakai anak itu?" Pria itu duduk di kursi kebanggaannya.

Lacerta menggelengkan kepalanya. Bukanya tidak ada kesempatan, Lacerta hanya... Tidak mau.

Pria itu mengepalkan tangannya dengan erat, dia lalu berdiri dan berjalan ke arah Lacerta. Begitu sampai di hadapan Lace, pria itu langsung mencekik leher Lacerta dengan tidak berperasaan, "Kenapa hah?! Anak itu seharusnya tipe yang mudah untuk didekati! Oh, apa kau merasa kasihan padanya?! Ingatlah, dia adalah bagian dari keluarga yang sudah membuangmu!"

Lacerta menggigit bibirnya, "Anda bohong. Dia bukanlah bagian dari mereka. Justru dia bernasib sama denganku, kami sama-sama dibuang dan diabaikan. Selain itu, bukan hanya dia, saudara-saudaranya yang lain juga tidak tau apa-apakan?"

Lacerta lalu bersmirk, "Bahkan, ayah kandungku juga tidak tau apa-apakan? Karena anda yang menyuruh ibu saya untuk lari dengan alasan nyawanya terancam oleh istri sah ayah. Tapi, tidak ada sesuatu yang bisa membuktikan kalau ucapan anda saat itu benar. Di sini, andalah penjahatnya...

Tuan Javier. Oh, atau mungkin Om Javier?"

Ya, pria itu adalah Javier. Si pengkhianat di keluarga Kailish adalah Javier, saudara kembar Jarvis.

Javier menyeringai, dia langsung menendang perut Lacerta dengan kencang, membuat Lacerta terpental.

Lacerta memegang perutnya yang terasa sakit, sampai dia batuk-batuk. Javier berjalan masih dengan seringai iblisnya, dia lalu menginjak dada Lacerta, membuat Lacerta merasa sesak dan semakin merasa sakit.

"Ternyata sejak awal kau memang sudah tau semuanya ya? Dan ya, semua yang kau katakan itu benar. Keluarga Kailish, keluargaku, memang tidak mengetahui apapun. Mereka tidak tau kalau akulah yang menghasut ibumu untuk pergi, akulah yang memberitahu Cassie akan kelahiran Arkansa dan Arkanna, dan akulah... Yang sudah membunuh ibumu."

Lacerta menggigit bibir bawahnya menahan amarah.

Semua yang dikatakan Javier memanglah sebuah kebenaran. Javierlah yang memberikan berita palsu kepada ibu Lacerta kalau Chloe berniat untuk membunuhnya.

Javier melakukan itu agar suatu hari, dia bisa menggunakan Lacerta untuk membalas dendam pada Jarvis, dengan mengatakan kalau Jarvislah penyebab penderitaan ibunya selama ini.

Tapi sayangnya, ibu Lacerta malah mendapat kehidupan baru, dan keluarga baru yang lebih baik, membuat hidupnya menjadi bahagia.

Javier takut, dia takut jika Lacerta dan ibunya hidup dengan baik, Lacerta jadi tidak akan menaruh dendam pada Jarvis. Karena itulah akhirnya dia berusaha untuk menghancurkan keluarga baru Lacerta, dan membunuh ibunya agar Lacerta menyalahkan Jarvis atas segala kemalangannya.

Arkanna : Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang