18. Teman Baru

6K 724 58
                                    

"Ingatkan apa tugasmu?" Seorang pria dewasa duduk di kursinya sembari meminum segelas wine.

"Ya." Seorang pemuda dengan seragam menundukkan kepalanya di depan si pria.

"Tugasmu adalah menghancurkan mereka secara perlahan. Jika kau merasa berat melakukan itu. Ingatlah, mereka adalah keluarga yang sudah membuang dirimu, jadi anggap saja itu sebagai pembalasan dendam." Pria itu menyeringai mengerikan.

Pemuda itu menganggukkan kepalanya, dia lalu berlalu darisana.

~~~

Arkanna menata masakannya sembari bersenandung ria. Karena semalam dia gagal memasak untuk keluarganya, jadi Arkanna memasak untuk sarapan saja.

Arkanna juga menyiapkan untuk bekal masing-masing anggota keluarganya.

Selesai menata masakan di meja makan, Arkanna bersiap untuk memanggil anggota keluarganya yang lain. Tapi belum sempat dia memanggil mereka, mereka sudah lebih dulu datang.

"Wuihhh masak apanihhh." Arvie menatap makanan di meja dengan mata berbinar.

"Banyakkk, kalian harus habiskan ya." Arkanna langsung duduk di kursinya.

Jarvis terkekeh pelan, "Iya iya, masakan kamu pasti enak, jadi pasti bakal dihabiskan."

"Oh ya dad, Kanna mau dibuatkan lab juga dong, kayak punyanya Ansa." Arkanna mulai mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Perkataan Arkanna sontak saja membuat semua orang menghentikan aktifitas dan beralih menatapnya. Arkansa sendiri kaget mendengar itu, jadi Arkanna serius soal mau menemaninya jadi ilmuan?

"Lab? Memangnya Kanna mau buat penelitian apa?"

"Bikinkan Kanna lab biologi, Kanna mau memperdalam ilmu Kanna dibidang biologi, karena Kanna cuma kuat dimata pelajaran itu aja."

Semua orang langsung ber-oh ria, dan kembali memakan makanan mereka.

"Oke kalau begitu, nanti daddy siapkan ruangan baru untuk kamu. Tapi kamu jangan meneliti yang aneh-aneh ya. Jangan kayak Ansa, yang pernah membakar 1 ruangan gara-gara percobaannya."

Jarvis teringat kembali kejadian saat Ansa SMP, itu adalah waktu ketika Jarvis baru membuatkan lab untuk Arkansa. Jarvis memang mendukung keahlian anak-anaknya, jadi ketika Jarvis mendengar dari guru pribadi Arkansa kalau anak itu memiliki bakat dalam bidang kimia, Jarvis langsung membuatkannya lab di ruang bawah tanah rumah mereka.

Saat lab itu selesai dibuat, Arkansa langsung melakukan penelitian di sana, dan tanpa kira-kira melakukan berbagai percobaan kimia. Sampai ketika Arkansa dengan asal-asalan mencampur berbagai bahan kimia yang memiliki sifat membakar, dan berakhir membuat lab hangus terbakar, untung saja anak itu tidak kenapa-napa.

"Ehhhh Ansa pernah begitu?" Arkanna terkejut mendengar itu, dia kira Arkansa tipe orang yang berhati-hati saat melakukan percobaan.

Arkansa sendiri sudah menundukkan kepalanya karena malu. Dulu dia melakukan itu karena penasaran saja, apa jadinya jika semua bahan mudah terbakar di satukan?

Jarvis tertawa sembari menganggukkan kepalanya.

Arkanna ikut tertawa, dia lalu menatap Arvie yang sedang makan dibantu oleh Avalle, "Kak Vie mulai hari ini bakal kemo kan?"

Mulai hari ini Arvie memang akan menjalani pengobatan untuk kankernya. Sebenarnya Arvie tidak berharap banyak pada kesembuhannya, tapi dia akan mencoba karena keluarganya ingin dia bertahan.

"Iya, nanti mommy sama Avalle yang akan antar." Chloe menjawab perkataan Arkanna.

Chloe ingin mendampingi anak sulungnya itu dalam menjalani pengobatan demi kesembuhannya.

Arkanna : Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang