31. Before Tragedy

3K 442 50
                                    

Kalau ada salah nama gomen. Belakangan aku salah nyebut nama mulu.

☀️

Arkanna membolak-balikan buku pelajarannya dan menghapal dengan serius.

Besok adalah ujian kenaikan kelas, jadi dia harus belajar untuk mendapatkan nilai yang baik. Arkanna belajar di perpustakaan mansion, karena dia membutuhkan suasana yang tenang. Kalau di kamar kemungkinan besar akan ada saja gangguan yang datang.

Pintu perpustakaan tiba-tiba saja terbuka, Arkanna menoleh melihat siapa yang datang, dan ternyata Arkansa dan Lacerta. Arkanna mendengus kesal, dia sedang ingin belajar sendiri, eh malah tuh dua 'pengawal'nya menempeli dia terus.

Arkansa dan Lacerta memang terus mengikuti kemanapun Arkanna pergi, seolah mereka tidak mau kalau Arkanna lepas dari pandangan mereka. Awalnya Arkanna senang, apalagi dia melihat Arkansa dan Lacerta semakin akur, tapi lama kelamaan risih juga.

Arkansa dan Lacerta duduk di depan Arkanna dengan pandangan polos. Rasanya Arkanna ingin memukul kepala mereka satu persatu, tapi dia tahan saja.

Arkanna tersenyum manis, "Kenapa ke sini?"

Arkansa menidurkan kepalanya ke meja, "Bosan."

Arkanna menggelengkan kepalanya, diapun kembali melanjutkan belajarnya mengabaikan kedua makhluk di depannya.

Lacertapun ikut belajar, dia memiliki target untuk masuk 5 besar umum. Sebelum-sebelumnya dia selalu mendapatkan peringkat 10 besar umum, dia ingin meningkatkan kualitas dirinya.

Ketiganya terdiam dalam keheningan, meski begitu mereka merasa nyaman dan tenang, rasanya jika mereka bertiga bersama tidak ada yang perlu mereka takuti.

"Lace punya cita-cita mau jadi apa?" Arkanna membuka pembicaraan tanpa mengalihkan pandangannya.

Lacerta terdiam memikirkan cita-citanya, "Aku... Mau jadi dokter?"

Arkanna dan Arkansa langsung menatap ke arahnya. Arkanna tersenyum, "Wahhh bagustuh, jadi ntar kalau aku sakit gak perlu susah-susah ke rumah sakit."

Lacerta mendengus dan tersenyum mendengar itu, "Ya mana bisa begitu, kan tetap butuh ke rumah sakit karena peralatan dan obat-obatnya lebih lengkap."

Arkanna terkekeh pelan, "Ya maksudnya untuk sakit yang ringan gitu." Arkanna kembali fokus membaca bukunya.

"Tapi kenapa kamu mau jadi dokter?" Kali ini Arkansa yang bertanya.

Lacerta terdiam mendapat pertanyaan itu, sejujurnya dia ingin jadi dokter setelah melihat keadaan Arvie. Lacerta ingin merawat Arvie.

Yang dikatakan Arkanna soal keadaan Arvie ternyata benar adanya. Beberapa hari setelah Lacerta tinggal di mansion Kailish, tiba-tiba Arvie melupakan dirinya. Lacerta masih ingat betul wajah polos Arvie saat dia bertanya soal siapa Lacerta. Lacerta akhirnya harus memperkenalkan dirinya kembali. Untungnya, setelah perkenalan kedua itu Arvie tidak melupakannya lagi.

"Ya mau aja? Aku juga bingung mau jadi apa. Yaudah mending jadi dokter aja." Lacerta kembali membaca bukunya.

Arkansa menatap kedua saudaranya dengan malas. Kenapasih mereka harus belajar terus? Kan dia jadi bosan. Arkansa memang tidak belajar, toh mau dia belajar atau tidak juga dia sudah pasti akan mendapatkan nilai sempurna.

Arkansa lalu memikirkan soal rencana mereka pada Javier. Suasana keluarga mereka sangat damai belakangan ini, Arkansa sampai nyaris lupa soal masalah Javier.

"Om Jav belum ngasih tanda-tanda mau ajak kita liburan?"

Arkanna menggelengkan kepalanya, "Gatau, belum mungkin." Arkanna mendongakkan wajahnya, "Semoga dia nggak mendadak ajak liburannya, jadi kita bisa tau dimana kira-kira dia bakal sembunyikan aku selama aku diculik."

Arkanna : Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang