28. Rencana

3.2K 553 55
                                    

Jarvis menatap tajam anak-anaknya juga satu orang asing yang tidak dia kenali, "Jadi, apa-apaan semua ini?"

Arkanna tersenyum, dia lalu menepuk-nepuk bahu Lacerta, "Daddy perkenalkan, ini Lacerta. Anak daddy dari perempuan lain."

Beberapa detik hening, sampai...

"HAH?!" Jarvis dan Avalle kompak membelalakkan mata mereka.

Jarvis lalu memperhatikan wajah Lacerta dengan seksama, dan benar saja wajah Lacerta mirip dengannya.

"Sebelum kalian bertanya ini dan itu. Lace, ayo ceritakan semuanya." Arkanna menatap Lace dengan tatapan penuh pengertian.

Lacerta menganggukkan kepalanya, dia menatap Jarvis yang juga sedang menatapnya. Lacerta menarik napas dalam, dan mulai bercerita.

Lacerta mengatakan semuanya, tentang ibunya juga seorang Kailish yang berkhianat.

Jarvis dan Avalle membelalakkan mata mereka kembali setelah mendengar penjelasan Lacerta, terutama soal Jarvis.

Avalle mengambil ponselnya, dia kemudian menelpon Fiona, dan sedikit menjauh darisana.

"Fio. Temuin bang Arvie di kamarnya sekarang. Tolong jagain dia sampai kakak kembali, dan jangan sekalipun tinggalkan dia sendirian."

Javier sekarang sedang ada di mansion, meski sepertinya Javier tidak menargetkan Arvie, Avalle tetap merasa takut Arvie akan kenapa-napa. Selesai menelpon, Avalle kembali lagi duduk ke kursinya.

"Tunggu, tapi kenapa Javier melakukan semua itu?" Jarvis bertanya, dia masih tidak percaya kembaran yang dia kira baik ternyata seperti itu.

Lacerta menghela napas berat, "Anda tau seseorang bernama Angela? Beliau ingin membalas dendam kepada anda karena kematian perempuan itu."

Jarvis tersentak kaget, dia ingat nama itu, nama perempuan yang sempat jadi pacarnya, juga perempuan yang pernah dicintai oleh Javier.

"Tapi... Bukankah Javier sudah merelakan perempuan itu? Dia sendiri yang bilang."

Arkanna menghela napas berat, dia lalu bersidekap dada, "Dad, tidak semua orang bisa berkata jujur soal perasaannya. Orang yang bilang benci, belum tentu benci, begitupun sebaliknya. Ayah Javier mungkin bisa mengatakan kalau dia sudah ikhlas, tapi isi hatinya siapa yang tau?"

Jarvis terdiam mendengar itu, apa yang dikatakan Arkanna memang ada benarnya, tapi dia masih sulit untuk menerima hal ini.

"Lalu, apa saja yang sudah dilakukan om Javier untuk membalas dendam? Kamukan bilang dia sudah melakukan banyak persiapan." Kali ini Avalle yang bertanya. Avallesih langsung percaya pada ucapan Lacerta, karena Avalle tidak ingin menyesal dengan tidak mempercayainya.

"Banyak. Selain membuat ibuku lari dari ayah, dia jugalah merencanakan soal Arkanna yang diserahkan kepada orangtua angkatnya."

"Hah?!" Kali ini Arkanna yang terkejut, Lacerta memang belum mengatakan apapun soal itu.

Lacerta menatap Arkanna, dan menganggukkan kepalanya, "Dia yang membuat orangtua angkat Arkanna mendatangi kalian, saat Arkanna dan Arkansa lahir, lalu meminta salah satu dari anak kembar yang lahir. Tujuannya sama seperti bagaimana dia menjauhkanku, agar dia bisa menjadikan Arkanna alat balas dendam dengan memanas-manasinya kalau kalian sama sekali tidak peduli padanya. Lalu..."

Lacerta memegang pundak Arkanna, tatapannya penuh rasa bersalah, "Dialah yang sudah merencanakan kecelakaan mobil yang kalian alami, dan akhirnya merenggut nyawa orangtua angkatmu."

Jantung Arkanna rasanya seperti berhenti berdetak, ingatan soal kecelakaan itu kembali lagi, juga ingatan-ingatan indah saat dia hidup dengan mama papanya.

Arkanna : Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang