32. Pantai

2.6K 437 37
                                    

Tadinya ini mau jadi chap terakhir, tapi kayaknya chap depan yang terakhir. Karena ternyata ini udah panjang.

☀️

"Nggak ada yang ketinggalan kan?" Chloe terlihat sibuk mengecek barang-barang yang mereka bawa.

"Udah, cuma bawa pakaian doang kok, hal lain sudah disiapkan di villa." Jarvis menjawab pertanyaan istrinya.

"Anak-anak mana?" Chloe menoleh ke arah mansion, menunggu keluarganya yang lain.

"Masih pada siap-siap mereka."

Lacerta keluar dari mansion menyeret dua koper miliknya dan milik Arkanna.

"Yang lain masih siap-siap, Ce?" Chloe tersenyum melihat Lacerta.

Lacerta meringis pelan, dia merasa agak aneh mendengar nama panggilan yang diberikan oleh Chloe.

"Iya nyonya."

Chloe mendengus mendengar itu, dia menyentil pelan dahi Lacerta, "Harus berapa kali saya bilang, jangan memanggil saya seperti itu. Panggil mommy saja. Kamu teman dekatnya Arkanna dan Arkansa, mereka sudah menganggapmu sebagai saudara, jadi kamu juga bisa menganggap saya sebagai ibu."

Lacerta tersenyum tipis mendengar itu, dia mengangguk perlahan. Lacerta lalu memasukkan kedua koper itu ke bagasi mobil.

Mereka akan berangkat dengan dua mobil. Di mobil pertama, Avisha, Ella, Fiona, Chloe, dan dua bungsu. Nanti Avisha dan Chloe yang akan gantian menyetir.

Lalu di mobil kedua, Jarvis, Lacerta, Arkanna, Arkansa, Avalle, dan Arvie. Yang menyetir nanti adalah Jarvis dan Avalle.

Nenek dan kakek memang tidak ikut, katanya mereka ingin berduaan saja di mansion, mereka juga merasa malas untuk berlibur. Padahal Arkanna berharap mereka ikut, agar dia bisa menjadi lebih dekat dengan kakeknya, karena Arkanna masih belum banyak berinteraksi dengan sang kakek.

Perjalanan mereka akan menghabiskan waktu yang panjang, karena itulah akan dibutuhkan 2 orang sopir.

Tidak lama kemudian, anggota keluarga Kailish mulai keluar satu persatu. Mereka sudah siap untuk menghabiskan liburan mereka dengan bahagia.

~~~

Javier memasuki gedung terbengkalai yang berada di tengah-tengah hutan, dibelakangnya beberapa bawahannya mengikuti.

Javier memang berangkat lebih dulu dibanding keluarganya yang lain. Dia beralasan harus mempersiapkan villa, tapi sebenarnya dia harus mempersiapkan berbagai hal untuk menculik Arkanna nanti.

"Lapor boss, semua CCTV sepanjang jalan menuju ke hutan sudah kami pastikan menyala dan aman. CCTV villa dan sekitarnyapun sudah kami pastikan dalam keadaan baik." Seorang bawahan Javier menundukkan kepalanya.

Javier tersenyum puas mendengar itu, "Bagus. Sekarang pastikan jalan menuju tempat ini bisa dilewati dengan aman, pastikan juga tidak ada bawahan Jarvis yang berkeliaran di sekitar sini."

"Baik tuan."

Javier berkeliling mengecek gedung yang akan dijadikan tempat penculikan dan pengeksekusian Arkanna nantinya. Javier melihat sebuah danau yang berada di belakang gedung terbengkalai.

Rencana Javier adalah, dia akan membunuh Arkanna setelah menyiksanya terlebih dahulu, Javier akan merekam dan memfoto setiap tindakannya itu, dan memberikannya kepada Jarvis yang pasti saat itu sedang panik mencari anak kesayangannya. Setelah itu, Javier akan menenggelamkan jasad Arkanna ke danau, sampai tidak bisa ditemukan.

"Hah~ tidak apa-apa aku gagal membunuh Arvie, toh anak itu memang sudah diambang kematian, hanya beberapa bulan lagi juga dia pasti akan mati. Lagipula, jika Arvie tau adiknya tewas dengan cara mengenaskan, dia pasti akan langsung stress dan semakin down, hingga kematiannya akan semakin cepat." Javier tertawa puas, dia merasa rencananya sudah sangat matang.

Arkanna : Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang