13 - Masa lalu

19 11 9
                                    

✿ بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ ✿⁠
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad

Sholawat nya udah?

╭┉┉┅┄┈┈┈┈┈┈┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
      Happy Reading ♡
   ◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┈┈┈┈┈┈┄┅┉╯
✧✧✧

"Tadi mau tanya apa?" ucap oza, pertanyaan Fariz belum terjawab olehnya karena ada Iva telpon.

"Aduhh kok lupa ya" Dia mengingat-ingat terlebih dahulu.

"Oh, ya! Lo tau ga ada kecelakaan?"

"Kecelakaan?" Ucap oza di dalam hati.

"Dimana riz?"

"Di jalan melati, itu arah timur dari sekolah ini"

Oza teringat sesuatu.

"Terakhir kan dia mau berangkat sekolah, dari rumahnya ke sekolah ngelewatin jalan melati. Berarti terakhir juga arah dia jalan di sana" jelas Iva.

Di perjalanan menuju ke sekolah tadi. Dia lupa tidak melewati jalan itu, malah memotong jalan supaya cepat sampai.

"Siapa korbannya?"

"Perempuan, siswi disini. Dia di perjalanan berangkat ke sekolah. Terus tiba-tiba ada motor yang mendekatinya dari arah samping"

"Katanya dia adalah korban yang salah sasaran"

"Ciri-cirinya?"

"Pake kacamata"

Oza sedikit tenang. Korban itu pakai kacamata, yang berarti kemungkinan besar bukan Fira. Tetapi dia harus menyelidiki dengan teliti. Apakan benar atau tidak.

***

Iva yang dari tadi menunggu di ruko itu. Kini dengan leluasa dia bisa berbelanja. Ruko itu memangnya lah selalu ramai pembeli, apalagi roti yang di jual di sana sangat enak. Sampai rela ngantri demi dapetin roti enak itu.

"Yeay akhirnya!" Seru Iva.

"Mau beli apa?"

"Rotinya masih ada kak?"

"Mohon maaf sudah habis"

"Yahh dari tadi ngantri, pengen roti"

Kemudian Iva membeli mie instan dan beberapa cemilan lainnya. Setelah itu dia kembali keluar. Sambil menunggu, dia duduk di depan ruko itu.

"Siapapun aku pengen coba roti itu. Berapa pun aku akan bayar 50.000" rengek iva.

Seorang ibu terkekeh dan menghampirinya. Kemudian memberikan kantung keresek hitam kepada Iva.

Iva melihatnya, ibu itu tersenyum.

"Kamu mau roti kan?"

Iva mengangguk, tanpa rasa curiga dia menerima dan membuka kresek itu. Memang benar isi nya roti. Roti yang ia inginkan.

"Wahh.. akhirnya Iva bisa dapet roti ini" ucapnya dengan memegang satu roti itu.

"Ibu dapet dari mana?" Bukannya berterima kasih, Iva malah menanyakan hal itu.

"M-maaf Bu Iva lancang"

"Ibu yang bikin rotinya, sekaligus ibu nitip di ruko ini"

"Seriusan Bu??!" Di tak menyangka, dirinya bertemu orang yang membuat roti itu secara langsung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With You TamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang