Sweet Memories.

1K 67 4
                                    

Hari Minggu di rumah Jaehyun dan Taeyong selalu penuh kehangatan. Pagi itu, Taeyong sibuk menyiapkan sarapan di dapur, sementara Jaehyun duduk santai di meja makan sambil membaca koran. Sesekali, ia melirik ke arah anak-anak mereka yang sedang bermain di ruang keluarga, menikmati suasana damai sebelum kesibukan hari dimulai.

Mark, anak sulung mereka yang berusia enam tahun, sudah bangun lebih dulu dan membantu sang Ibu untuk membangunkan adik-adiknya. Ia menghampiri Jeno yang masih terbungkus selimut di sofa, malas bangun meskipun matahari sudah mulai tinggi. "Kak Jeno, bangun, udah siang!" teriak Mark, sambil mulai menggelitiki tubuh Jeno yang masih terlelap.

"Aduh, Abang!" Jeno tertawa sambil meronta, berusaha melindungi dirinya dari tangan jahil Mark. "Aku masih ngantuk banget!" keluhnya, tapi ia akhirnya bangun, menyerah pada Mark yang terus mengelitik dirinya.

Di sisi lain, Beomgyu dengan suara seraknya yang khas bangun tidur sudah sibuk mengeluarkan mainan dari kotak besar di sudut ruangan. "Syongie, ayo... ayo kita balapan mobiw-mobiw-an!" ajaknya pada Sungchan, adik kembarnya. Tanpa banyak bicara, Sungchan langsung menyambar salah satu mobil mainan dan duduk di lantai, siap mengadu kecepatan dengan saudara kembarnya itu.

Sungchan, dengan suara cadel yang sama seperti Beomgyu, menyahut pelan, "Kita... kita bawapan ya, Gyu..." Kedua anak kembar itu mulai mendorong mobil-mobilan mereka dengan penuh semangat, balapan di sepanjang karpet ruang keluarga, membuat suara berisik yang memenuhi ruangan.

Tak jauh dari mereka, Taeyong yang masih sibuk di dapur tak bisa menahan senyum melihat tingkah laku anak-anaknya. Di gendongannya, Sion yang masih bayi tertawa riang setiap kali Taeyong mengayun-ayunkan tubuhnya perlahan. "Dedek Sion lucu banget sih," gumam Taeyong dengan nada lembut, mencium lembut pipi bayinya yang semakin tergelak.

Jaehyun, yang sejak tadi diam-diam memperhatikan dari meja makan, meletakkan korannya dan bangkit berdiri. "Sayang, masih lama? Biar aku bantu ambil piring-piringnya," tawarnya sambil berjalan mendekat.

Taeyong tersenyum kecil, lalu menggeleng. "Terima kasih, Ayah. Tapi aku sudah hampir selesai kok. Sarapan sebentar lagi siap."

Beberapa menit kemudian, seluruh keluarga sudah duduk di meja makan. Suasana makan pagi mereka selalu ramai dan penuh canda. Mark, menatap roti yang dibuatkan oleh Taeyong berada di dekat Jeno lantas bersuara. "Kak Jeno, ambilin roti buat Abang," pintanya dengan nada lembut, menatap Jeno penuh harap.

Jeno, yang masih sedikit mengantuk, hanya mendengus pelan. "Abang, ambil sendiri dong," jawabnya merajuk, tapi tetap memberikan sepotong roti ke piring Mark.

Di tengah makan pagi, Beomgyu tiba-tiba berseru bangga, "Beomie... Beomie menang bawapan mobiw tadi!" Suaranya terdengar cadel, tapi itu justru membuat ucapannya terdengar lebih menggemaskan. Sungchan, yang duduk di sampingnya, hanya mengangguk-angguk setuju dengan ekspresi kesal. Diam-diam menaruh dendam, dan sudah berencana akan mengalahkan Beomgyu di balapan berikutnya.

"Abang, nanti habis makan, ajak adik-adik main di halaman belakang ya," kata Jaehyun, menatap anak sulungnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Ayah sama Bubu ada kerjaan sebentar, jadi kamu yang jagain adik-adik dulu. Gapapa kan, sayang?"

Mark mengangguk dengan penuh semangat. "Siap, Ayah! Abang pasti jagain Kak Jeno, Beomie, Syongie, sama dedek Sion juga!"

Setelah sarapan selesai, anak-anak langsung diajak Mark ke taman belakang. Jeno yang sudah sepenuhnya bangun dari rasa kantuknya, segera mengeluarkan layang-layang baru yang Jaehyun belikan beberapa hari lalu. Beomgyu dan Sungchan kembali melanjutkan balapan mobil-mobilan mereka di sepanjang jalur kecil di taman, tawa mereka terdengar riuh, menambah kehangatan pagi itu.

Sion, yang masih bayi, tetap berada dalam gendongan Taeyong, matanya yang bulat sesekali melirik ke arah kakak-kakaknya yang sedang asyik bermain. Meski masih terlalu kecil untuk ikut bermain, Sion tertawa setiap kali melihat aksi-aksi kakaknya yang penuh keceriaan.

Sweet Memories.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang