Sweet Memories.

354 31 1
                                    

Pagi itu, sinar matahari menembus lembut di sela-sela jendela besar rumah keluarga Jung, memberikan kehangatan yang menyelimuti setiap sudut ruangan. Udara segar dari taman depan rumah membawa aroma embun pagi yang sejuk, menciptakan suasana damai. Burung-burung berkicau riang dari luar, melengkapi harmoni pagi yang cerah. Hari itu adalah hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh keluarga; sebuah hari istimewa untuk piknik di tepi gunung, yang telah mereka rencanakan dengan antusias sejak minggu sebelumnya.

Di ruang tengah, Taeyong tampak sibuk memeriksa daftar makanan yang sudah ia siapkan sejak subuh. Sandwich berbagai macam isi, buah segar yang sudah dikupas, camilan sehat untuk anak-anak, dan beberapa botol jus serta air putih tersusun rapi di dalam tas pendingin. Ia memastikan tak ada yang tertinggal, termasuk selimut piknik, topi anak-anak, dan sunblock yang tak boleh dilupakan. Setiap detil sudah dipersiapkan dengan cermat oleh Taeyong, seperti yang selalu dilakukannya untuk setiap acara keluarga.

Sementara itu, di lantai atas, suara-suara riang anak-anak mulai terdengar. Mark, yang paling tua di antara mereka, sudah bersiap dengan semangat berlebih. Mengenakan kaos berwarna cerah dan ransel kecil di punggungnya, ia berlari turun ke ruang keluarga, menebarkan energi kegembiraan yang menular. “Bubu, abang sudah siap!” serunya, wajahnya berseri-seri penuh antusiasme.

“Sudah pakai sunblock, Bang?” Taeyong bertanya sambil tersenyum, tanpa menghentikan kegiatannya menyusun makanan.

“Sudah, Bubu!Abang udah pakai dari tadi! Jangan khawatir,” jawab Mark dengan senyum penuh kebanggaan.

Di belakangnya, Jeno muncul dengan langkah pelan. Wajahnya terlihat lesu, dan ia mengeluh, “Bubu... perut adek sakit banget,” ucapnya sambil memegang perutnya yang sedikit kembung.

Taeyong segera menghampiri Jeno, menunduk untuk sejajar dengan tinggi tubuh anak sulungnya itu. “Perutnya sakit? Mungkin karena adek belum makan tadi pagi. Sini, duduk dulu di sofa ya, Bubu carikan permen jahe buat adek.”

Sebelum Taeyong beranjak, Beomgyu datang menghampiri dengan senyuman ceria, mencoba menghibur kakaknya. “Kak Jeno harus duduk di samping Beomie nanti di mobil. Beomie kasih permen yang manis, biar Kak Jeno cepat sembuh!” tawarnya polos sambil menunjukkan permen yang sudah ia simpan di saku celananya sejak pagi.

Jeno tersenyum tipis melihat kebaikan adiknya. “Terima kasih, Beomie,” jawabnya pelan, berusaha menyemangati dirinya sendiri dan membalas keceriaan adiknya meski rasa sakit perutnya belum sepenuhnya hilang.

Dari sudut ruangan, Sungchan yang baru saja selesai memakai kaosnya, berlari mendekati Jeno dengan kaki kecilnya. Ia menepuk punggung kakaknya dan berkata dengan penuh kepolosan, “Kak Jeno jangan sakit, ya! Ini kan hari libur. Sakitnya harus libur juga, nanti datang lain kali aja.”

Mendengar ucapan polos itu, Taeyong tak bisa menahan senyum. “Kalian ini, benar-benar anak-anak Jung Jaehyun sekali,” gumamnya, matanya berbinar-binar melihat bagaimana anak-anaknya saling peduli satu sama lain.

Sementara Taeyong sibuk menyiapkan yang terakhir untuk perjalanan, Jaehyun muncul dari arah kamar tidur, membawa dua ransel besar di pundaknya. Penuh dengan perlengkapan piknik—selimut tebal, bola, dan perlengkapan lain yang sudah mereka rencanakan untuk hari itu. Jaehyun memanggil anak-anak dengan suara penuh semangat, “Kids! Sudah siap semua? Ini akan menjadi hari yang menyenangkan!”

Dengan cepat, Mark dan adik-adiknya berkumpul di sekitar Jaehyun, berteriak penuh kegembiraan, “Siap, Ayah!” serentak mereka menjawab, wajah mereka berseri-seri menantikan petualangan hari ini.

Mereka semua segera bergegas ke mobil. Jaehyun memastikan barang-barang sudah dimuat dengan baik di bagasi, sementara Taeyong memeriksa satu per satu anak-anaknya untuk memastikan mereka sudah siap sepenuhnya. Dari topi hingga sunblock, semuanya harus terlindungi dari terik matahari nanti.

Sweet Memories.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang