Di dapur, Taeyong sedang sibuk memasak untuk keluarga kecilnya. Aroma masakannya memenuhi ruangan, membuat perut siapa pun yang mencium aromanya langsung lapar. Namun, saat hampir selesai menumis, Taeyong baru sadar kalau garam dan gula sudah habis. Ia pun memanggil si anak sulung, Mark, yang sedang duduk-duduk di ruang tengah.
"Abang, sini deh! Tolong belikan garam sama gula buat Bubu, ya," kata Taeyong sambil menyerahkan uang.
Mark menatap uang di tangannya dan menghela napas panjang. "Iya, Bubu," jawabnya, setengah malas. Namun, bukannya langsung berangkat, Mark malah menoleh ke arah adiknya, Jeno, yang sedang bersantai di ruang keluarga sambil menonton acara kesukaannya di televisi.
"Jeno, kamu diminta Bubu buat beli garam sama gula. Nih, uangnya udah dikasih," kata Mark sambil memberikan uang dari Taeyong ke Jeno.
Jeno menoleh ke Mark dengan tatapan heran. "Hah? Kok aku? Kan tadi abang yang dipanggil."
"Tadi Bubu minta tolong ke aku, tapi sekarang kamu yang disuruh," jawab Mark, meyakinkan.
Jeno menghela napas tapi akhirnya menerima uang itu. Dengan malas, ia berdiri, namun sebelum benar-benar keluar rumah, ia malah mampir ke taman belakang, di mana ia melihat Beomgyu sedang asyik menggambar di gazebo.
"Beomie, sini sebentar," panggil Jeno.
Beomgyu mengangkat wajahnya dari buku gambar dan menghampiri Jeno. "Ada apa, Kak Jeno?"
"Bubu minta tolong kamu buat beli garam sama gula. Nih, uangnya udah ada," kata Jeno sambil menyodorkan uang itu ke Beomgyu.
Beomgyu menatap uang itu dengan bingung. "Bubu minta aku beli? Bukannya Kak Jeno?"
"Udah, jangan banyak tanya. Nanti Bubu marah kalau kelamaan," Jeno berusaha terdengar serius, meski dalam hatinya dia tertawa.
Beomgyu akhirnya setuju, tapi saat hendak keluar, ia melihat Sungchan yang sedang bermain bola basket sendirian di halaman depan. Mendadak, Beomgyu merasa malas, dan ide jahil pun muncul di benaknya.
"Syongie, sini!" panggil Beomgyu.
Sungchan menghentikan dribbling dan berjalan menghampiri Beomgyu. "Kenapa, Beomie?"
"Nih, Bubu nyuruh kamu beli garam sama gula. Udah dikasih uang juga," kata Beomgyu sambil menyodorkan uang itu.
Sungchan menatap Beomgyu dengan tatapan skeptis. "Kok Bubu nyuruh kamu terus kamu nyuruh aku?"
"Udah, cepet aja! Nanti Bubu marah kalau lama," jawab Beomgyu sambil menahan tawa.
Sungchan akhirnya menghela napas dan menyetujui, namun saat ia hendak keluar ke warung, ia melihat Sion sedang asyik bermain gelembung sabun di halaman. Mendadak, keisengan Sungchan muncul.
"Sion, sini deh, dedek!" panggil Sungchan sambil melambaikan tangan.
Sion yang sedang asyik meniup gelembung langsung berlari kecil mendekati Sungchan, wajahnya berbinar. "Kenapa, Kak Syongie?"
"Bubu nyuruh dedek beli garam sama gula, nih udah dikasih uangnya juga," kata Sungchan, berusaha terlihat serius sambil menyerahkan uang itu pada Sion.
"Disuruh Bubu? Beneran?" Sion bertanya, matanya membesar penasaran.
"Beneran! Cepet ya, dedek kan anak baik," jawab Sungchan sambil mengelus kepala Sion dengan lembut.
Sion mengangguk semangat. "Oke, dedek pergi sekarang!"
Dengan langkah kecil berlari, Sion akhirnya pergi ke warung dengan penuh semangat. Begitu sampai, Sion melihat rak-rak penuh jajanan warna-warni, dan bukannya membeli garam atau gula seperti permintaan Taeyong, ia malah langsung tertarik dengan rak permen yang penuh warna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Memories.
Teen FictionTentang keluarga yang memiliki berbagai momen yang menyenangkan untuk dikenang bersama.