Sweet Memories.

328 39 1
                                    

Mark baru saja selesai menyusun buku-buku pelajaran di meja belajarnya sesuai dengan perintah Taeyong setelah makan malam. Dan sekarang ia sudah siap untuk mengerjakan pekerjaan rumah, mengenakan headset di telinganya sambil duduk tenang di kursinya. Suasana kamarnya terasa nyaman, sampai tiba-tiba pintu terbuka dengan suara keras.

"Abang! Abang!" Teriak Jeno sambil berlari masuk ke kamar, diikuti Beomgyu yang juga tak kalah heboh. “Ayo main sama adek!”

Mark mendesah, menurunkan headset-nya sebentar. "Adek, abang lagi mau belajar. Nanti aja mainnya, ya?"

Jeno memanyunkan bibirnya, sementara Beomgyu menyeringai, jelas-jelas tidak menggubris permintaan Mark. "Belajal bisa nanti. Adek mau main sekalang!" Beomgyu ikut berteriak sambil mulai memanjat kasur Mark dan melompat-lompat di atasnya.

Mark menepuk dahinya, mencoba bersabar. "Beomie, Jeno, nanti aja deh. Abang beneran lagi ada tugas sekarang."

Tapi Jeno tak mau kalah. Ia mendekat ke kursi Mark, menarik ujung baju tidur yang dikenakan Mark sambil bersikap manja. "Ayo Bang. Bentar aja mainnya. Adek kangen main sama Abang..."

Mark tahu betul ini hanya taktik Jeno untuk mengganggunya, tapi melihat wajah memelas adiknya itu, hatinya jadi sedikit luluh. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Beomgyu sudah mulai menendang-nendang kasurnya, membuat buku yang ada di atas meja terjatuh.

"Beomie! Hentikan!" Mark berusaha menahan tawa meski ia sedikit kesal. "Kalau gitu adek bantuin Abang rapihin dulu deh. Habis itu kita main, gimana?"

Namun, bukannya membantu, Beomgyu malah makin heboh. Ia mulai menggelinding di kasur, sambil berteriak, "Abang belajal telus, kapan mainnyaaa!"

Jeno ikut terpengaruh, akhirnya ikut-ikutan loncat ke kasur dan mulai menirukan suara sirine. "Wiu wiu wiu! Ayo main! Ayo main!"

Mark menyerah, kepalanya terasa berdenyut. Ia melepaskan headset sepenuhnya dan menatap kedua adiknya dengan pasrah. "Oke, oke, abang ikut main, tapi cuma sebentar ya."

Jeno dan Beomgyu langsung berteriak senang, tanpa ragu-ragu melompat turun dari kasur dan berlari ke luar kamar, seolah kemenangan ada di tangan mereka.

Mark hanya bisa menggeleng pelan sambil tersenyum kecil. "Ya ampun, anak-anak Bubu ini kok rusuh semua, ya?" Gumam Mark, mengambil napas panjang dan bangkit dari kursi, siap mengejar dua adik kecilnya yang sudah menunggu dengan penuh semangat di ruang tengah.

Tepat saat Mark hendak keluar kamar, terdengar suara halus namun mengancam dari belakang. "Syongie juga mau main dong!"

Sungchan, muncul tanpa aba-aba dan berdiri di depan pintu dengan wajah polos tapi jelas ada niat jahil di balik senyumnya. Mark hanya bisa meringis, tahu bahwa malam ini dia sudah resmi jadi sasaran keusilan adik-adiknya.

"Ya ampun, kapan abang bisa belajar kalau kayak gini terus?"

Mark menghela napas panjang, merasa malam ini akan lebih panjang dari biasanya. “Syongie... kapan datangnya? Abang nggak denger suara Syongie masuk.”

Sungchan tersenyum, wajah polosnya sama sekali tak membantu mengurangi kekacauan yang siap ia ciptakan. "Tadi adek ngumpet di belakang pintu, nunggu Abang selesai ngomelin Kak Jeno sama Beomie," katanya sambil nyengir, membuat Mark merasa dirinya sudah jatuh ke perangkap adik-adiknya.

“Nah sekarang adek bantuin Abang aja deh, rapihin buku-buku yang berantakan ini,” Mark berusaha menawarkan solusi sambil berharap Sungchan bersedia sedikit menolong. Tapi harapan itu segera sirna ketika Sungchan menggeleng dengan cepat.

"Main aja, Bang. Nanti Bubu malah kalau Abang cuma belajal telus," jawab Sungchan dengan wajah serius yang dibuat-buat, seolah dia sangat peduli pada Mark yang akan dimarahin Taeyong, padahal nyatanya Mark pun tahu sendiri jika Bubu-nya itu tidak akan marah.

Sweet Memories.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang