BAB 10

132 16 3
                                    

Arjuna meraba lantai dan menemukan jas hitam miliknya sudah kotor dengan debu dan bekas bakaran api. Arjuna kembali meraba area sekitaran jas dan menangkap wajah seseorang yang tidak asing.

"KIRANA! KIRANA!" Arjuna menepuk kedua pipi Kirana.

Tidak ada respon yang Kirana berikan. Lalu, Arjuna mengangkat tubuh Kirana dengan kedua tangannya. Kepulan asap sedikit menghalangi langkah Arjuna untuk keluar dari area aula gedung. Arjuna menahan nafasnya dan terus berjalan dengan perasaan panik. Tidak peduli dengan suara reruntuhan yang terdengar dari arah belakang.

"KIRANA! ARJUNA!" teriak Canisaa saat melihat Arjuna yang berhasil keluar dengan tubuh yang kotor.

Arjuna sedikit terjatuh sambil menarik panjang nafasnya. Kedua tangannya tetap memeluk Kirana yang masih kehilangan kesadaran. Mata Arjuna menatap wajah kotor Kirana akibat debu dan asap kebakaran. Air mata tiba-tiba mengalir dari wajah Arjuna.

"Kalian...kalian engga kenapa-napa, kan" seru Nakula dengan panik. Nakula memeriksa wajah dan tubuh Arjuna yang sudah terduduk dengan tetap memeluk tubuh Kirana.

"RUMAH SAKIT! KITA HARUS KE RUMAH SAKIT!" ucap Arjuna saat menyadari lengan dan kaki Kirana yang terluka cukup parah.

Nakula dan Canissa berlari ke arah parkiraan mobil, meninggalkan Arjuna yang setia memeluk Kirana agar tidak kedinginan.

"Maaf" ucap Arjuna di dekat telinga Kirana dengan tetesan air matanya yang menyentuh wajah Kirana. 

Mobil putih milik Nakula menghampiri Arjuna dan Kirana. Arjuna bergegas menggendong Kirana, lalu masuk ke dalam mobil. Nakula melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi seperti sedang berada di arena balap. Berbagai cahaya lampu melintas dengan cepat dari dalam mobil.

Perjalanan mobil putih itu terhenti di depan lobby rumah sakit. Canissa bergegas menuju resepsionis rumah sakit dan menceritakan kronologi kebakaraan di sekolahnya. Tidak perlu waktu lama, beberapa petugas dan perawat membantu Arjuna untuk membaringkan Kirana di atas ranjang putih rumah sakit.

Ranjang putih itu di dorong cepat menuju ruang tindakan yang berada di lantai satu sisi kiri lorong rumah sakit. Langkah Arjuna terhenti saat seorang perawat melarangnya untuk masuk ke dalam ruangan.

Arjuna menyibak rambutnya ke arah belakang sambil mengatur nafasnya. Otaknya sudah tidak bisa bekerja dengan baik di tengah situasi genting saat ini.

Nakula dan Canissa tiba-tiba datang dengan perasaan yang kacau. Keduanya menatap Arjuna dengan tubuh yang kotor. Wajahnya juga sedikit hitam akibat kepulan asap dan debu.

────୨˖⁺‧₊˚♡˚₊‧⁺˖ৎ────

Sekujur tubuh Teddy mendadak panas saat membaca berita televisi di dalam ruangan kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekujur tubuh Teddy mendadak panas saat membaca berita televisi di dalam ruangan kantornya. Kedua tangannya menggenggam keras kertas putih yang diberikan oleh ajudannya. 

Lamba SaJiwa (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang