BAB 2

208 14 0
                                    

Sinar mentari pagi menemani perjalanan Kirana menuju sekolah. Ada banyak kendaraan melintas yang Kirana lihat dari dalam mobil.

"Hari ini pulang kaya biasa non?" tanya Pak Surya.

"Iya Pak, kaya biasa ya."

Mobil hitam memasuki kawasan sekolah yang terdapat 4 gedung utama dengan fasilitas skala internasional. Pintu mobil terbuka di bantu oleh satpam yang selalu menyambut seluruh murid sekolah.

"Terima kasih Pak" ucap kirana pada satpam.

Kirana berjalan menuju ruang kelas yang berada di lantai dua. Suasana ruang kelas pagi ini sudah ramai dengan kesibukannya masing-masing. Kirana melempar tasnya di atas meja dan mengambil ponsel dari dalam saku roknya.

"Kirana" panggil Nakula yang baru sampai dan berjalan menuju mejanya.

Kirana menaruh ponselnya dan menatap Nakula dengan rambut hitamnya yang tersisir rapi ke arah belakang. "Apa?" tanya Kirana.

"Manggil aja sih"

"Engga jelas" cibir Kirana pada Nakula yang sudah melakukan ritual wajibnya, yaitu tidur sebelum jam belajar di mulai.

Bel pagi berbunyi menandakan jam belajar segera di mulai. Kirana mulai mengeluarkan buku dan alat tulisnya dari dalam tas.

"Nakula, bangun" Kirana mengoyang-goyangkan tubuh Nakula yang masih di alam mimpi.

"Ya..iya"

Jam terus berputar seiring dengan kegiatan belajar Kirana di ruang kelas. Tidak terasa, bel istirahat pertama berbunyi. Kirana beranjak dari kursinya dan mengambil kartu yang di berikan pihak sekolah sebagai alat pembayaran.

"Mau ikut ke kantin?" tawar Kirana pada Canissa.

"Canissa doang yang di ajak, gue engga" cibir Nakula.

Kirana menatap Nakula dengan tatapan tajam. "Lu mau ikut? Biasanya tidur."

"Maulah, ayo" seru Nakula lalu berjalan menghampiri Kirana dan Canissa.

Kirana, Nakula, dan Canissa berjalan menuju kantin yang berada di lantai satu. Kantin yang terletak di sudut kiri sekolah sudah di lengkapi dengan pembayaran instan.

Deretan meja dan kursi tertata rapi di kantin yang sudah ramai dengan murid sekolah. Banyak deretan counter makanan dan minuman yang tersedia.

Kirana berjalan menuju salah satu counter makanan yang menyediakan menu mie. Aroma kuah kaldu yang lembut berhasil membangkitkan selera makan Kirana.

Satu mangkuk mie ayam dengan toping pangsit menjadi pilihan Kirana. Setelah menyelesaikan pembayarannya, Kirana membawa mangkuk mie ayam itu menuju meja yang telah di jaga oleh Nakula.

"Lama amat. Laper ni" ucap Nakula yang sudah memegang sendok di tangannya.

Kirana meletakkan mangkuk mie ayam dan menarik kursi kantin. "Sabar dong, rame tadi."

"Canissa mana?" tanya Kirana.

"Itu, lagi beli minuman kita" tunjuk Nakula pada Canissa yang ada di depan vending machine.

Kirana menoleh ke arah Canissa, "sejak kapan ada vending machine?" tanya Kirana keheranan.

"Udah dua hari ini. Makanya sering-sering ke kantin" jawab Nakula sebelum melahap nasi gorengnya.

"Males sering-sering ke kantin."

"Maaf lama. Ini minumnya" ucap Canissa memberikan satu per satu minuman kepada Kirana dan Nakula.

Suara riuh rendah percakapan murid sekolah dan aroma makanan yang beragam memenuhi kantin sekolah. Kerumunan di sekitar meja kantin juga dipenuhi dengan canda dan tawa murid dari berbagai kelas.

Lamba SaJiwa (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang