BAB 16

95 7 2
                                    

Rasa cemburu itu wajar, kan? Apa lagi menyangkut orang yang kalian sayang. Kadang, rasa cemburu yang berapi-api bisa merusak segala hal. Begitu juga dengan Kirana saat ini. Rasa cemburu yang berapi-api muncul saat melihat Arjuna sedang menolong Sara yang terluka.

Melihat track record Sara yang sudah-sudah, terlebih pernah terus mengejar Arjuna membuat Kirana semakin tidak percaya situasi saat ini. "Cewek gila! Harus banget jatuhnya di depan cowok gue?!" emosi Kirana di buatnya. Emosi itu ingin Kirana bawa ke tengah lapangan menghampiri Arjuna dan Sara. Tapi sayang, langkah itu terhenti karena cegatan Canissa. 

"Aduh Kirana! Sabar dong."

"Sabar? Sabar lu bilang? Cowok gue lagi sama kuntilanak."

"Iya, iya gue paham. Kalo gue biarin lu ke tengah lapangan itu, yang ada lu langsung bakar Sara hidup-hidup. Udah, deh! Diem di sini. Biar Nakula yang bawa Arjuna ke sini."

Nakula yang merasa namanya di sebut pun mematuhi permintaan Canissa dengan menarik lengan Arjuna yang hampir mengangkat tubuh Sara. Nakula membawa Arjuna hingga berdiri tepat di depan Kirana. Masih dengan wajah yang merah membara, Kirana menatap Arjuna dengan sangat mematikan. Mata mematikan yang diturunkan oleh Teddy—papanya.

Melihat akan ada perang dunia, Nakula dan Canissa segera meninggalkan Kirana dan Arjuna di pinggir lapangan. Nakula dan Canissa lebih memilih melindungi diri mereka di kantin sekolah.

"Maaf sayang. Ak-" ucapan Arjuna terpotong.

"Maaf sayang" ejek Kirana menirukan ucapan Arjuna. "Ngapain kamu nolongin kuntilanak itu?" tunjuk Kirana pada Sara yang telah di bopong oleh petugas kesehatan sports day.

"Dia jatuh, sayang. Jadi aku tolongin. Itu aja kok. Kasihan, dengkulnya berdarah."

"Ya, aku engga peduli. Mau dengkulnya berdarah, kakinya patah, nyawa dia di cabut setan atau bahkan bisa aku bakar hidup-hidup. Bodo amat. Kamu tau sendiri, kan Sara gatel banget sama kamu."

Melihat pujaan hatinya sedang di puncak emosi, bahkan malaikat pun bisa takut melihat wujud Kirana saat ini segera memeluknya. "Sayang, maaf, ya. Tadi aku cuma nolongin Sara, engga lebih. Setelah ini, aku engga akan bantuin Sara atau deket dengan Sara. Udah, ya, jangan marah-marah" ucap Arjuna sambil mengelus rambut Kirana yang tergerai.

Mendengar suara Arjuna yang halus dan lembut membuat emosi Kirana sedikit mereda. Hanya sedikit. Karena sisanya masih ada rasa ingin balas dendam terhadap Sara yang masih berani mencari perhatian Arjuna. 

Kirana melepas pelukan Arjuna dan mengajaknya ke kantin tempat kedua sahabatnya berada. Kantin yang selalu menjadi base camp mereka untuk menyelesaikan atau bahkan menghindari masalah sekolah.

Di kantin, sudah terlihat Nakula yang sedang menikmati mie goreng. Matanya terpejam saking menikmati surga dunia dari bumbu mie goreng yang meresap sempurna. Sedangkan Canissa hanya menikmati jus alpukat kesukaannya.

"Gimana? udah kelar perang dunianya?" tanya Nakula saat menyadari kedatangan Arjuna dan Kirana.

"Udah buat Arjuna, engga buat Sara. Masih gue cari tu kuntilanak" jawab Kirana dengan wajah dinginnya.

"Urusan kuntilanak, biar gue aja. Lu tinggal terima beres" ucap Nakula sebelum memasukan mie goreng ke dalam mulutnya.

Mendengar hal itu, Canissa mengerutkan alisnya dan menatap Nakula. "Mau ngapain lu?" tanya Canissa penasaran.

"Ada, deh! Pokoknya Kirana terima beres aja!"

────୨˖⁺‧₊˚♡˚₊‧⁺˖ৎ────

────୨˖⁺‧₊˚♡˚₊‧⁺˖ৎ────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lamba SaJiwa (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang