Bab 8. Pertemuan

57 3 0
                                    

Sebelum bertemu kembali, kuharap kau sudah mengetahui ku lebih dari yang terakhir kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum bertemu kembali,
kuharap kau sudah mengetahui ku lebih dari yang terakhir kali.
Meskipun itu hanya harap semu


******


"Tapi omm. Kata putliii dia bilang kalo minum susu sapi nanti jadi anak sapi. Makanya aku tidak mau minum susu sapi lagi kemalin. Aku kan anak mama"

"Temanmu putri bodoh sekali. Gelato yang kamu makan tadi kan terbuat dari susu sapi juga. Apa kamu langsung jadi anak sapi? Kan gak"

"Ih iyaa jugaaa. Dasar putli bodoh"

"Chestaaa"

"Upss"

Sedari tadi cana mendelik mendengar pemilihan kata dari Giandra untuk sang putri. Ingin menegur tapi tak mampu. Chesta juga tampak nyaman mendengar kata yang keluar dari om yang sekarang menjadi favoritnya itu. Meskipun tiap jawaban sebenarnya cukup sulit di mengerti oleh anak seusia Chesta tapi dari perbincangan ini Cana lebih mengenal sang putri yang ternyata sepintar itu.

"Gerbang biru itu"

"Kau bicara padaku?"

"Ehm. Ya, itu gerbang biru rumahku"

"Ck. Yang jelas kalo ngomong"

Mendengar om di depannya sedikit menaikkan nadanya membuat Chesta penasaran dan melihat kondisi di depan dan ternyata sudah sampai rumah.

"Yeayyyy sudah sampai.. Ayo om. Kita Tulun. Om halus bantu aku Tulun ya, soalnya kata om putla kalo ada laki-laki dewasa halus bantuin aku tulun"

"Chestaa"

"No mama. Ini tindakan telpuji kata om putla"

Besok sepertinya dia harus lebih mengawasi hal apa saja yang di ajarkan putra kepada sang putri.

Kemudian mereka semua turun dari mobil dan tak lupa Giandra membukakan pintu dan menggendong Chesta bukan hanya turun dari mobil. Tapi karena Chesta menggelendot akhirnya dia gendong hingga sampai ke rumah.

"Tata suka digendong sama om. Kalena ok kuat"

"Tata?" Giandra mengernyit mendengar nama itu. Dia kira adalah orang lain.

"Tata itu aku. Tapi itu panggilan kesayangan aku dali eyang. Tapi buat om aku kasih gapapa. Jadi sekalang ada ehm tiga dan empat olang mama, eyang, om putla dan om giandla.. Aduhh namanya susah sekali"

"Ck, itu bukan tiga atau empat tapi sudah pasti empat chestaa, dan lagi nama om tidak susah. Kau saja tidak bisa mengucapkan R"

"Ihh om kok gitu. Kan mama jalang manggil aku tata. Jadi aku hitung tiga atau empat. Om gak boleh gitu sama aku.. Gak boleh bilang aku gak bisa. Aku kan udah belajalll huaaaaaa"

Tiba-tiba saja anak yang sedari awal dia kenal tahan dengan sikap menyebalkannya sekarang menangis karena tersinggung. Giandra merasa panik dan juga bersalah. Bagaimanapun juga Chesta adalah anak kecil jadi wajar jika belum bisa mengucapkan salah satu huruf yang susah.

"Ah cup cup, jangan nangis. Iya iya om salah. Maafin om ya taa"

Cana yang sejak tadi meninggalkan dua orang itu di teras untuk mengambil barang di mobilnya pun kaget dengan situasi yang ada. Chesta jarang sekali menangis. Pasti karena dia kelelahan dan entah apa perbincangan yang terjadi sebelum dia kembali.

"Kenapa sayang? Sini sini sama mama"

"Huaa gak mauu"

"Eh" Sontak giandra terkejut. Bukankah disini dia yang membuat anak itu menangis. Lantas kenapa anak ini malah menempel dengannya.

"Ya sudah maunya gimana? Diem dulu kalo gitu. Kasihan ehm om giandra. Dia capek"

*****

Mendengar keributan dari luar eyang pun keluar dari dapur dan melihat situasi yang ada. Ternyata cucu dan anaknya sudah pulang. Namun ada sosok laki-laki yang menggendong sang cucu. Dilihat dari postur badannya sepertinya bukan putra. Karena sosok ini lebih besar dan tinggi. Yang mengherankan, kenapa cucunya mau disentuh orang lain. Bukan Chesta sekali.

"Wah ada apa ini, kok diluar aja. Masuk dong Can. Ini cucu nenek kenapa? "

Saat ini posisi Giandra membelakangi pintu rumah sehingga saat mendengar suara dari arah belakangnya dia berbalik dan melihat sosok wanita paruh baya yang tampak terkejut melihatnya.

Sedangkan eyang saat sosok tersebut berbalik dan memperlihatkan dirinya membuatnya terkejut. Sosok ini adalah orang yang dia sering lihat selama enam bulan ini. Sosok yang dia cari lewat banyak media sosial dan sosok yang begitu mirip dengan cucunya. Sosok yang dia kirimkan email enam bulan lalu.

Ayah Chesta.

######

Aku bersyukur sekalii akhirnya bisa menyelesaikan bab ini..

Semoga kalian semua happy dan enjoy in your own life

See u next chapter

6 Oktober 2024

Love,

Ka




Bertemu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang