Bab 3. Ketakutan

59 5 0
                                    

Hari berganti, bulan pun sama serta tahun berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berganti, bulan pun sama serta tahun berlalu.

Banyak hal terjadi tanpamu.

Saat itu bertemu denganmu adalah hal yang kumau.

Namun kini, semua terbalik bertemu kembali denganmu menjadi ketakutanku

*****


Sedari tadi Putra hanya bisa diam saja. Temannya yang merangkap bosnya itu auranya sungguh mencekam. Saat awal Cana terjatuh pingsan dia merasa sebagai orang yang sangat panik saat itu hingga tidak melihat sekitar dan mencoba untuk menangkap tubuh yang tiba-tiba limbung. Namun, terdapat tangan lain yang lebih sigap dengan posisi lebih dekat dengan Cana sehingga Putra memilih mundur.

Namun yang aneh, sang bos yang sudah siuman setelah beberapa saat malah menerima tawaran Tuan Investor yang meminta waktu berdua. Namun lebih aneh lagi, setelah keluarnya sang investor sang bos tampak lebih suram dengan jejak air mata dan rambut yang sedikit ehm sebenarnya bisa dikatakan cukup berantakan. Ingin mengejek namun saat ini kondisinya sedang tidak baik.

"Can, ayo sih ngomong. Serem gue lihat lo cuman kedip kedip doang. Kenapa sih?"

Akhirnya diberanikanlah tanggapan itu muncul untuk menghindari lebih lama ketegangan ini.

"Ssssst berisik banget sih lo"

"Lah. Bos, tugas gue tu ngomong. Ya kalo diam aja ngapain lo kerjain gue disini. Kadang kalo lagi banyak pikiran suka ngaco ngomongnya"

"Ya lo udah tau gue lagi gak baik-baik aja. Tetep aja lo rusuhin sih putt"

"Ye, eh ya udah terserah deh. Gue masih banyak yang harus dikerjain karena bos gue lagi sibuk"

Lama-lama putra juga malas menanggapi bosnya yang tantrum itu.

"Oh ya, jangan lupa acara shownya si gemes Chesa. Nanti dia ngamok kalo lo gak dateng"

Mendengar hal tersebut sontak Cana melihat kearah jam yang ada di dinding ruangannya.

"Astaga put. Udah jam dua siang. Udah selesai dong acaranya. Astaga putraaaa"

Kemudian sang bos yang beberapa menit lalu tampak tidak memiliki tenaga. Tiba-tiba berlari dengan sekencang mungkin meninggalkannya.

"Lah. Nyalahin orang"

******

Benar saja setelah sampai di sekolah tempat Chesta berada. Semua orang sudah keluar sambil membawa tentengan seperti souvenir acara. Cana yang melihat itu sontak keluar dari mobil dan berlari mencari sang putri.

Sesampainya di dekat halaman acara, disana dia menemukan Chesta yang menangis dan sepertinya tantrum yang sedang dicoba tenangkan oleh dua guru dan neneknya. Astagaa anaknya yang manis memang jika sudah tantrum banyak sekali tingkahnya.

Bertemu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang