Bab 9. Kosong

95 7 1
                                    

Sebab yg tak nampak akan menjadi misteri yg akan selalu kita ketahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebab yg tak nampak akan menjadi misteri yg akan selalu kita ketahui

****

"Kau tahu aku sudah bersabar sejak tadi dan kau tahu apa yang terjadi jika kau menyembunyikan milikku. Dia adalah milikku dan jika kau ingin bersamanya temui aku segera"

Kata-kata itu sebagai penutup pertemuan dua insan yang sempat memiliki hubungan. Chana saat ini bingung apa yang harus dilakukannya. Meditasi yang biasanya membuatnya tenang, kini seolah tak memiliki arti. Menulis jurnal yang meluruskan otak kusutnya pun tak bisa membantunya sama sekali.

Kata Putra satu-satunya hal yang harus dia lakukan adalah bertemu dengan masa lalunya dan menyelesaikan permasalahannya. Namun, setiap dia bertemu dengan sosok itu rasa mual dan gemetar membanjirinya. Dia seperti tak bisa mengontrol apa yang harus dia lakukan.

"Terkadang hanya butuh bertemu langsung dan hadapi semuanya chan. Mungkin lewat mual dan gemetar mual itu bisa menyelesaikan apa yang sudah kau mulai"

Maka, dia putuskan untuk mengambil jalan ini. Menghadapi secara langsung ketakutannya. Bagaimanapun juga, benar kata putra bahwa semua harus dihadapi. Gemetar dan mual adalah bagian di dalamnya.

***

Setelah menempuh jarak kurang lebih empat jam berkendara mobil, saat ini Chana sedang duduk di sebuah ruangan penthouse yang cukup luas menunggu sang pemilik keluar dari  kamarnya yang entah apa dilakukannya disana. Karena Chana sudah lelah menunggu hampir dua jam. Perjalanan jauh ditambah menunggu adalah kombo untuk membuat seseorang drop.

Dan tentu saja seorang Giandra bisa melakukan apa saja untuk membuat lawannya kalah, bahkan sebelum mulai.

Layar ponselnya menampilkan kontak ibun yang menyala- nyala. Tentu saja dia tahu bahwa Chesta ingin mengobrol dengannya. Selama ini, jarang sekali dia meninggalkan Chesta untuk bepergian keluar kota. Bahkan bisa dihitung dengan jari berapa kali dia meninggalkan anak manis itu.

"Hai sayaang"

"Mamaa, sepi sekali dilumah tidak ada mama" Wajah cemberut itu membuatnya tak tega.

"Maafkan mama ya nak, ini sebentar kok. Mama usahakan saat bangun tidur nanti Chesa bisa lihat mama"

"Uh, mama jauh sekali sih pelgi nyaa. Chesa kan mau ikuut. Tapi kata eyang chesa halus sekolah. Kenapa sih gak minggu atau sabtu aja pelginya"

Terkekeh mendengar gerutuan tersebut "mama kan pergi untuk kerja sayang.. Nanti kita jadwalkan pergi bersama untuk liburan ya"

"Asiiiikkk. Benal ya ma. Pokoknya nanti pas libul Chesa mau pelgi. Sama mama, eyang sama om putla juga"

"Lah, tumben om putra diajak. Kenapa nih?"

"Ehm.. Bial mama gak nyetil sendili. Telus kata sintia bial kalo aku ditanya sama olang di sana aku bisa jawab pelgi sama mama papa nenek. Hihi walopun papa pula pula"

Kaget. Itulah respon dari Chana saat mendengar hak itu. Darimana putrinya mempelajari papa pura-pura

"Chesaaa nak. Dari mana kamu belajar itu? Kenapa kepikiran papa pura-pura"

"Upsssss" Sontak Chesta yang keceplosan menutup mulutnya dan dari layar mamanya jauh dibelakang ada sosok laki-laki yang tak asing di memorinya. Laki-laki yang kemarin mengantarkannya dan membelikannya gelato.

"Om giandla. Mama sama om giandla yaaa. Ooooomm"

Sontak Chana melihat kearah belakang dan benar saja suara melengking anaknya yang memanggil Giandra tak salah karena sosok yang sedari tadi dia tunggu sudah keluar dari ruangannya.

Chana kemudian menurunkan ponselnya dan secara serampangan mencari tombol merah untuk
menonaktifkan sambungan telepon dengan putrinya.

"What are you doing? Give me your phone"

Saat diperintah Chana tetap berusaha menyembunyikan ponselnya.

"Now chana. Give it to me"

Begitu saja ponsel tersebut diserahkan kepada Giandra.

*****

Niat Giandra memang ingin membuat Chana kelelahan dan menyerang saat dia tak berdaya. Jangan salahkan dia, karena dia sudah cukup sabar mengahadapinya selama ini. Tak dia usik kehidupannya semenjak dia tahu ada miliknya yang diambil secara paksa dan tak dikenalkannya.

Namun, setelah beberapa jam dia biarkan sang perempuan sendirian tanpa ada suara apapun. Tiba-tiba dia mendengar perempuan tersebut berbicara entah dengan siapa.

Maka, dia putuskan untuk keluar. Namun, perkataan yang dia dengar membuatnya marah. Bagaimana bisa anaknya ingin mengakui orang lain sebagai papa pura-pura. Kurang ajar!

Untungnya anaknya memanglah darahnya sekali, dengan mudah dia mengingat dirinya dan dengan berani memanggil namanya. Namun apa? Mau disembunyikan lagi? Jangan harap. Maka, saat ponsel tersebut sudah berada di tangannya dia akan mengungkapkan hal yang paling dihindari oleh wanita mungil di hadapannya

"Hai tata"

"Hai oooommm. Kok om sama mama bisa baleng? Om kelja sama mama ya? "

"Haha, masak mama gak bilang ke tata" Sambil melihat orang di hadapannya yang menampilkan raut khawatir.

"Ehm mama bilang kok mau kelja. Belalati mama kelua sama om dong"

"Hahahaa gak dong tata. Mama kesini mau pergi sama om. Karena kan mama punya hubungan sama om. Jadi, kamu jangan suruh putra buat jadi papa pura-pura ya. Kan ada om. Papa kamu"

#########

Terimakasih semua dukungannya

Lup

20 September 2024
Ka

Bertemu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang