Maka pada akhirnya,
lebih baik tetap berjalan
Dibandingkan tetap diam
Karena ditengah jalan,
kadang kita akan menemukan jawaban
Dari sesuatu yang kita inginkan
*****
"Dan tawaran ku masih sama cana, hanya menurutku atau semua usaha dan putrimu akan berada padaku"
"Tapi ini sungguh tidak adil untukku Giandra"
"Harusnya kau fikirkan hal itu sejak awal kau bersinggungan denganku. Seperti kataku tepat pukul 10 kau harus memberikan jawaban. Karena aku harus membawamu atau membawanya"
Giandra pun meninggalkan cana bersama dengan menu sarapan yang telah tandas. Berbeda dengan cana yang tak nafsu makan meskipun semua menu yang disajikan sesuai dengan seleranya.
Jika ini terjadi beberapa tahun lalu saat dia masih bersama dengan Giandra, gadis nakal yang manja dan menghalalkan semua cara agar bisa bebas dari kekangan keluarganya dan hidup dengan nyaman maka itu akan menjadi hal yang luar biasa. Diperhatikan oleh orang yang disukainya.
Begitulah pemikirannya dulu, maka benar apa yang diucapkan Gindra, harusnya jauh sebelum dia mengambil keputusan bersama dengan Giandra dia harus memikirkan kemungkinan yang akan terjadi. Namun, dia dulu hanya gadis polos. Saran dan omongan tiap orang yang dekat dengannya diabaikannya saja. Karena tujuan utamanya adalah mendapatkan kemakmuran dengan kebebasan di dalamnya.
Kebebasan, meski itu yang digaungkan olehnya, namun pada kenyataannya bersama dengan Giandra tak pernah dia benar-benar bebas. Perasaan yang tumbuh mengikatnya, membuatnya rela tidak bebas dan melakukan apapun untuk bersama dengan orang yang dicintainya tanpa melihat dan mendengarkan kanan kiri.
Hingga kini, keputusannya membawanya kepada kehancuran. Apakah dia siap untuk berpisah dengan anaknya dan juga kehilangan bisnis keluarga yang sangat berharga?
Memikirkannya membuatnya sakit kepala dan yang bisa dia lakukan hanya menangis meraung menyesali setiap langkah yang dia ambil.
*****
Tepat jarum jam menunjukkan pukul 9.30 dia keluar dari kamar dan dengan penampilan apa adanya dengan kantung mata yang terlihat jelas dengan keberanian yang ada dia akan menemui Giandra untuk memberikan jawaban.
"Dimana bos kalian?"
Melihat pengawal Giandra berdiri tak jauh dari kamar tempatnya istirahat itu menunjukkan ruangan lain di sampingnya, maka dia putuskan untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
Tanpa perlu mengetuk, dia langsung masuk ke dalam ruang itu, yang mana nampak Giandra sedang melakukan meeting di depan laptopnya.
"Meeting ini kita cukupkan dan kita bahas kembali setelah makan siang"
Masa bodoh dengan apapun yang akan Giandra lakukan yang dia inginkan sekarang adalah segera memberikan jawaban dan kembali pulang untuk mendekap sang buah hati tersayang untuk meredakan kegala kecamuk di dalam hati dan pikiran.
Giandra terlihat malas untuk beranjak dari kursinya dan dari tatapan matanya Cana tahu bahwa saatnya untuk menyampaikan apapun dalam pikirannya.
"Aku sudah memutuskan"
"Hm, katakan saja"
"Aku akan kembali bersamamu. Seperti keinginanmu"
Senyum tipis meremehkan terbit di bibir laki-laki di depannya. Itu merupakan senyum yang sangat menyebalkan.
"Baiklah. Keputusan yang tepat"
"Lalu apa yang harus aku lakukan selanjutnya?".
Perkataan itu membawa Giandra berdiri dari tempat duduknya dan mendekat ke arah Cana.
Setelah sampai di depan Cana, Giandra sedikit merapikan rambut Cana dengan menyelipkan sebagian rambut wanita itu kebalik telinganya.
"Saat ini? Kiss me"
Mata Cana sontak melotot mendengar hal itu. Bedebah, bagaimana bisa Giandra meminta hal ini.
"Kenapa? Kau tampak keberatan. Bukankah ini hal yang kau suka?"
Senyum miring itu, rasanya Cana ingin merobek mulut itu segera.
"Tenanglah Cana, turuti aku dan kau akan segera bertemu dengan Dia"
Dia yang dimaksud Giandra tentu putrinya. Dibalik kebimbangan dan kemarahan dalam dirinya, dia sungguh ingin segera bertemu dengan sang putri. Maka, saat Giandra membawa nama Chesta dalam pembahasan ini, itu tentu mengusik dirinya.
Maka tanpa berpikir panjang dia segera mengikis jarah dan menempelkan bibirnya ke bibir pria di hadapannya. Namun saat akan dia lepas tautan bibir itu, Giandra menahan tengkuk sang wanita dan dengan kasar mendorong Cana ke dinding dibelakang Cana dan melumat bibir wanita itu dengan rakus dan memberikan ciuman yang kuat.
##########
Hai gaes.. Ku bersyukur sekali menyelesaikan tulisan ini.
Aku capek banget, rasanya kosong. Sedang dalam dark mode di hidupku.
Hope cahaya itu datang dengan nyaman. Amiin
Thankyou untuk supportnya.
2 November 2024
Love,
Ka
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu Kembali
RomansaSaat ini menuju ulang tahun chesta yang ke lima. Di sekolahnya dia selalu mendapatkan pertanyaan dimana ayahnya. Memangnya mereka saja yang ingin tahu dimana ayahnya? Diapun sama. Hingga suatu malam setelah sang ibu tertidur. Chesta yang saat ini...