Kubuat diriku kuat ditengah badai kehidupan
Kubuat menyala setiap padam yang datang
Kupanjatkan doa disetiap malam
Agar aku, mendapatkan ketenangan..
*****
Ciuman kasar itu terlepas setelah waktu yang cukup lama sekali. Sungguh Cana ingin pingsan jika ciuman ini berlanjut karena entah Giandra kerasukan apa karena dia tak memberikannya jeda sama sekali.
"Bersiaplah, orangku akan mengantarmu pulang dan persiapkan dirimu sebelum nanti aku datang kembali"
Setelah berkata demikian dan menyematkan ciuman kuat disertai gigitan kecil pada bibirnya, Giandra meninggalkannya sendiri di ruangan tersebut. Yah, selalu seperti ini. Ditinggalkan.
Kesendirian ini, rasanya muak sekali dia. Bayangan masa lalu yang akan datang dia tepis dan menoleh ke arah kaca disamping kirinya. Namun sial, selain pemandangan indah dia bisa melihat pantulan dirinya saat ini.
Pantulan gambar yang menampilkan sosok wanita dengan rambut dan pakaian acak-acakan. Dia terpaku disana untuk beberapa detik dan tanpa bisa dicegah air matanya kembali turun tanpa diminta. Tak berselang lama jeritannya pun terdengar pilu. Pilu bagi siapapun yang mendengarnya.
"AGHHHHHHH"
*****
Giandra mendengar itu, tangisan itu. Itu adalah tangisan yang sama yang dikeluarkan oleh orang yang sama. Merasa familiar dengan rasa sakitnya. Tangisan yang dulu selalu diabaikannya. Menganggap bahwa semua yang dilakukan oleh wanita tersebut hanyalah sandiwara untuk menjebaknya dan untuk aman selalu bersamanya.
Dahulu, dia begitu acuh dan percaya bahwa apapun yang terjadi wanita tersebut akan terus memilihnya. Namun, berselang tiga bulan sejak jeritan pilu itu dia dengar sang gadis nakalnya melarikan diri darinya.
Bodohnya semua pengawalnya tak menyadarinya dan lebih bodoh lagi perasaan aneh dalam dadanya muncul setelah kepergian sang wanita kecilnya itu. Rasanya sungguh menyebalkan. Maka, saat dia berlaku hal yang sama. Dia memerintahkan pengawal yang ditugaskan untuk menjaga wanita tersebut untuk mendatanginya ke kamar. Setidaknya wanita kecil itu jangan sampai melakukan tindakan yang bodoh.
"Kau. Temui dia, sangat mengganggu sekali suaranya. Tenangkan dia dengan cara apapun"
Apakah wanita kecilnya itu tak memikirkan akibat tindakannya saat ini.
"Ck, bodoh"
*****
Setelah puas menangis di ruang tersebut ditemani oleh pengawal wanita yang dia yakini diminta oleh Giandra untuk menemaninya akhirnya dia bersiap untuk kembali ke rumahnya. Ini sudah terlalu lama dia meninggalkan gadis kecilnya. Namun sebelum itu dia perlu bersiap-siap karena tak mungkin dia pulang dengan penampilan yang sungguh sangat tidak layak seperti ini.
"Tolong antarkan aku ke butik terdekat. Aku butuh baju untuk ganti"
"Maaf nyonya, tapi di lemari nyonya sudah disediakan pakaian untuk anda berganti"
Nyonya, itulah panggilan yang mereka berikan kepadanya. Panggilan yang dulu sangat dia inginkan. Namun kini, rasanya dia tak terlalu memikirkannya. Entah inisiatif dari mana hal tersebut terjadi.
"Oh ya? Baiklah aku akan melihatnya. Terimakasih. Kau bisa meninggalkanku sendiri"
"Tapi nyo-"
"Ck, aku tidak akan bertindak bodoh. Pergilah"
Sungguh dia muak sekali. Emosinya sangat tidak stabil saat ini, maka kesalahan kecil sangat mengganggunya. Apalagi gangguan berbentuk manusia. Dia saat ini tak butuh manusia. Hanya keheningan.
"Gila"
Itulah komentar yang dia keluarkan saat membuka lemari di kamar tersebut. Dia hanya sementara disini, namun pakaian yang disediakan dalam lemarinya ini begitu lengkap dan sesuai dengan seleranya semua.
"Baguslah. Setidaknya aku tidak berpenampilan seperti gelandangan saat keluar nanti"
#######
Syukur sekali aku bisa menyelesaikan cerita ini..
Terimakasih atas dukungannya
4 November 2024
Love,
Ka
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu Kembali
RomanceSaat ini menuju ulang tahun chesta yang ke lima. Di sekolahnya dia selalu mendapatkan pertanyaan dimana ayahnya. Memangnya mereka saja yang ingin tahu dimana ayahnya? Diapun sama. Hingga suatu malam setelah sang ibu tertidur. Chesta yang saat ini...