Halowww bup, gueh kambekkk. Aduhh besok latihan paskib capekkknyaa, aduhh boleh udah aja gak sih sekolahnya?! Diserang tugas sekolah tugas eskul tugas emak. Aduhh ya Allah.
.
.
.-SELAMAT MEMBACA-
Mereka berdua sudah sampai diparkiran rumah besar milik keluarga Jarga, Jelon segera membantu memapah Arlino masuk kedalam rumah. Jelon tak perlu kalimat apapun untuk membuat orang orang menganggapnya peduli terhadap orang lain.
Pengen punya Abang juga, huhuhu....
"Mah? Mamah?" Almira muncul dari balik pintu kamarnya, dan betapa terkejutnya melihat Jelon memapah adiknya yang terlihat pucat pasi.
"Ini kenapa?!" Jelon meletakkan tubuh Arlino di sofa ruang tamu, diikuti Almira yang duduk disebelah Arlino.
"Sakit dia." Ujarnya sambil berkacak pinggang, gak abis pikir sama jalan pikiran anak kecil.
Almira mengecek suhu tubuh Arlino, dan memang cukup panas, tak hanya panas sedikit. Mungkin suhunya bertambah ketika mereka perjalanan pulang?
"Yaudah kakak bersih-bersih dulu trus makan ya, nanti adeknya sama mamah aja."
"Iya, mau kakak bantu bawa Arlino ke kamar?" Tanyanya memastikan, tak mungkin juga kan kalo Arlino tetap disini saja?
"Mamah, mau di kamar Jelon aja. Takut sendirian, kalo sakit pasti mimpinya aneh." Pintanya, jujur kalo lagi demam mimpi pasti diluar nurul.
"Gak mau ah, nanti Lo ngompol lagi." Candanya, siapa juga sih yang gak mau menampung kembarannya ini? Author juga kau kali, biar dikarungin sekalian.
"Aaa, enggak!" Ujarnya dengan nada merengek, ternyata selain Almarhum Reon Jelon juga sangat suka menjahilinya, ah jadi kangen nulis Narsih perihal Reon.
"Jelon jangan diisengin terus! Kasian lagi sakit adeknya." Ujar Almira menasehati, cukup author aja yabg baby blues mamahnya jangan.
.
.
.Saat ini Arlino sedang berada dikamar Jelon dan ditemani oleh Almira, lihatlah anak ini yang katanya sudah besar. Tapi malah memeluk ibunya erat-erat menyembunyikan wajahnya di celuk leher Almira, sementara Almira hanya diam berbaring sambil mengelus punggung milik anaknya.
"Mah...." Panggilnya sedikit teredam karena wajahnya yang bersembunyi.
"Hm? Apa yang sakit?" Tanya Almira, sebenarnya sedari tadi Arlino sudah rewel, pusing lah, mual, pengen tidur, panas, dingin. Semua udah terucap dari bibir pucat si bungsu.
"Jelon kemana? Kok gak balik balik." Pasalnya sedari mereka pulang sekolah Jelon hanya menemaninya selama sepuluh menit, lalu dia pergi entah kemana sampai sekarang jam hampir menunjukkan pukul tujuh malam.
"Lagi main sama Rayhan, Hesa." Jelon anjing, emang ya orang lama tetap pemenangnya, seFrekuensi apapun jelon dengan dirinya abang-abangnya yang dulu tetap yang terbaik.
"Main apanya kali, orang Jelon abis ke rumah kak Rea." Ujar Jelon yang tak sengaja mendengarkan pembicaraan adik dan mamahnya.
"Hah? Mau apa kesana kak?" Tanya Almira, jangan jangan anak sulungnya ini punya hubungan dengan Rea? Aduhh, gak papa sih. Rea juga cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlino dan lima cahaya
Teen FictionKenyataannya Arlino Mahendra hanyalah remaja berusia 17 tahun yang terperangkap akan kejamnya takdir, hidup yang semula terasa baik baik saja bahkan bisa dibilang cukup beruntung. Tiba tiba berubah menjadi hal yang tak pernah Arlino pikirkan akan te...