02. GARA-GARA ABANG

12.7K 745 25
                                    

Anjingggg gak espek bakal langsung seribu pembaca yang bener aja Cok syok. Aku pengen namatin buku ini akhir Oktober, semoga bisa aminnnn.

.
.
.

-SELAMAT MEMBACA-

Arlino benar-benar tak ingin melihat ayahnya untuk saat ini, dia ngambek se-ngambek ngambek nya pokoknya. Dia berharap bukan ayahnya yang menjemput, oh ya kenapa sih arlino gak bawa kendaraan sendiri? Jawabannya disita! Gara gara dia hampir mati ketabrak mobil pas lagi naik motor.

Jadi karena keluarganya pada khawatir disita lah itu motor, katanya sih gak lama tapi ucapan mana yang bisa dipegang?! Pasti pembohongan berencana ini tau dia!

Namun sialnya, ya memang Mahendra yang menjemput. Bahkan mobil Mahendra mencolok sendiri dari yang lainnya, yang notabene pembawa motor.

Arlino memasuki mobil tanpa mengucap sepatah katapun, dia juga memalingkan wajahnya tak ingin melihat pak tua ini.

"Masih ngambek? Maaf ya, ayah traktir es kelapa deh!" Serunya diakhir kalimat.

"Gak, minat!" Jawabannya terlampau singkat, dari hari biasa yang sangat cerewet dan banyak tingkah.

Mahendra menjalankan mobilnya, meski bibir anak itu berkata tidak Mahendra tetap akan membelikannya sesuatu untuk sogokan. Mahendra menggerutui dirinya sendiri, sudah tau anaknya ngambekan masih aja di isengin. Bisa-bisa ibu negara marah besar ini!

"Ayah denger di lapangan sebelum komplek perumahan kita ada event makanan baru buka, kesana mau gak?" Arlino diam tak bergeming sudah Arlino katakan mau 90% saham perusahaan diberikan untuknya pun Arlino tak mau baikan sama ini bapak bapak!

Mahendra tetap akan membawa Arlino kesana, anak ini mah plimplan jadi nanti juga pasti mau, apalagi liat makanan sebejibun yang ada disana. Pasti langsung gercep nih anak bontot, anak bontot kerjaannya ngambek mulu.

Sesampainya disana Mahendra langsung mengajak anaknya keluar dari mobil, meski dengan ogah-ogahan Arlino tetap menurut dan turun dari mobil. Anjir bisa aja nih bapak nyogok nya. Batinnya berteriak.

"Mau eskrim ini ga?" Arlino menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Terus mau apa? Ngomong aja ayah beliin tenang aja." Sebenarnya mau es krim tapu gengsi ah, enak aja dibilang saham perusahaan aja ga mau lah ini es krim goceng langsung luluh, tak semudah itu ferguso

Aha, Arlino punya ide cemerlang. Kan pasti ayahnya mau ngelakuin apa aja biar dia gak ngambek, Arlino minta ini aja dah. "Balikin motor Lino, trus kita damai, gimana?"

"Gak, gak ya. Yang lain aja." Arlino kembali menggeleng, membuat Mahendra frustasi sekali. Meski Arlino menggeleng dengan makanan yang ia tawarkan Mahendra tetap berhenti disetiap Stan makanan untuk membelikan Arlino dan anak-anak dirumah.

"Okei, ayah berikan tapi cuma untuk lima hari. Paham?!" Senyum dibibir Arlino kembali terbit kepalanya juga mengangguk meski tak kencang, karena dia sudah lelah sekali hari ini baterai sosialnya sudah terkuras habis-habisan.

"Yaudah Lino mau jajan apa sekarang?" Mahendra ini tipikal ayah idaman bagi semua anak, meski anaknya ada empat tapi dia cukup bisa membagi kasih sayang dengan sama rata.

Arlino dan lima cahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang