Teman Sebangku

52 5 0
                                    

Ditulis oleh: saziaxmulya

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Di sebuah sekolah menengah atas, seorang anak gadis bernama Jihan yang duduk dikelas sepuluh Mipa dua, tengah merasa janggal, sebab teman sebangkunya akhir-akhir ini tidak pernah masuk.

Jihan yang merasa ada yang tak beres pun ingin mencari tahu. Ia tak sendirian, Jihan mengajak 2 sahabatnya yaitu Bagas dan Arga. Jihan memang jarang bahkan tak mempunyai teman wanita, sebaliknya, ia bergaul dengan lawan jenis.

Sore ini, dia memberitahu lewat pesan kepada sahabatnya itu untuk bertemu di depan sekolah pada pukul sepuluh malam. Sang sahabat pun mengiyakan walau mereka sebenarnya agak enggan.

Sekarang jam sepuluh malam tepat. Ketiga anak manusia telah berada di depan sekolah yang suram dan mencekam.

"Ini kenapa kita malem malem kesini?" tanya Bagas.

"Tau, lo mau buat konten uji nyali, ya, Han?" sahut Arga turut bertanya.

"Bukan, kita akan menjadi detektif." Jihan sontak membuat keduanya
mengerenyitkan dahi bingung.

"Hah, detektif? Ga salah?" Arga menunjukan ekspresi bingung dengan kedua alis yang tertaut.

"Udah, kalian ikutin gue aja, sekarang kita manjat, nih, pagar. Abis itu kita masuk ke kelas gue," ujar Jihan menjelaskan.

Tak banyak debat lagi mereka memanjat pagar. Usai berhasil, mereka lantas berjalan dengan pelan menuju kelas Jihan. Namun, saat melewati lorong, tiba tiba ....

Hihihihihihi~

"HEHH! APAAN TUH?!" Bagas terperanjat.

"Anjir! Woi, balik, yuk. Takut, nih, gue. Mana dingin banget lagi," ucap Arga dengan nada bergetar ketakutan, seraya bergidik ngeri.

"Apaan, sih! Kalian, tuh, laki, ya! Masa iya sama begituan meleyot? Udah, jalan aja!" cibir Jihan, ia tampak yang paling berani daripada kedua teman laki-lakinya itu.

Sesampainya mereka di kelas Jihan, perlahan ia membuka kenop pintu tersebut. Sebelum teriakan Bagas kembali menggelegar.

"HEH, WOI!!! ITU APAAN?! Udah Han balik yuk ...." Nyali Bagas sudah ciut total.

"Tau, Han. Gue mau ngompol ini ...." timpal Arga yang juga ketakutan setengah mati.

Namun Jihan tak memedulikan mereka, Jihan justru berjalan menuju makhluk yang berwujud seorang siswi, dengan seragamnya dipenuhi noda darah, dan kepala menunduk lesu, duduk di samping bangku Jihan.

"Han! Lo gila ya?!" seru Bagas.

"Balik, Han. Balik!" ujar Arga dengan wajah cemasnya.

Sekarang Jihan duduk tepat di depan makhluk itu. Lalu Jihan mencoba berkomunikasi dengannya.

"Aku tau itu kamu." Jihan membuka suara.
"Kenapa kamu bisa seperti ini? Boleh dijelaskan?" sambungnya, bertanya.

Tidak ada jawaban, justru makhluk itu malah tertawa cekikikan. Mampu membuat Bagas dan Arga terduduk lemas.

"Ya Tuhan, aku mau pulang ...." ujar Bagas.

"Mak, Arga takut, Mak!" Jika lebih lama lagi, Arga yakin ia akan benaran mengompol.

Seketika makhluk itu menghilang. Jihan pun berlari mengejarnya.

"Kalian berdua ikut gue!" Jihan berseru kepada Bagas dan Arga.

"Woi, Han tunggu ...!" Dua anak laki-laki itu lantas menyusul langkah Jihan yang berlari.

Jihan pun melangkahkan kakinya menuju arah rooftop. Saat sampai di tengah tangga, langkahnya terhenti.

ANTOLOGI CERPEN HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang