Ditulis oleh: Nana
Instagram @tn4zeupp─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Di suatu desa terpencil, ada sebuah rumah tua yang terletak di pinggir desa. Rumah itu telah lama tidak berpenghuni, ditinggalkan begitu saja oleh pemilik terakhirnya sekitar sepuluh tahun lalu.
Seiring waktu, rumah tersebut menjadi bagian dari cerita-cerita seram yang diceritakan warga setempat, khususnya ibu-ibu untuk menakuti anak-anak mereka. Banyak yang mengaku pernah mendengar suara-suara aneh dari rumah itu, terutama di malam hari.
Namun, cerita paling menyeramkan yang kerap dibicarakan adalah tentang suara misterius yang berasal dari dinding rumah tersebut.
Mara, seorang gadis remaja berusia 17 tahun, merasa cerita itu tidak lebih dari mitos yang sengaja dibuat untuk menakuti anak-anak. Berbeda dengan teman-temannya yang selalu ketakutan saat membicarakan rumah itu, Mara justru merasa tertantang untuk mencari tahu lebih lanjut. Ia ingin membuktikan bahwa tidak ada hal mistis di dunia ini, hanya cerita kosong yang dibesar-besarkan.
"Aku akan masuk ke rumah itu," ucap Mara mantap pada suatu sore di hadapan Nia dan Vian, dua sahabatnya.
Nia, seorang gadis cerdas tapi penakut, langsung menatap Mara dengan penuh kekhawatiran.
"Kamu serius? Orang-orang sudah bilang kalau rumah itu angker, Ra. Suara-suara dari dinding itu nyata! Banyak, kok, orang yang sudah mendengarnya."
Mara hanya tertawa kecil. "Itu cuma omong kosong. Mungkin suara angin atau binatang yang terjebak di dinding. Kita akan masuk, melihat-lihat, dan keluar. Lagipula, kamu juga penasaran, 'kan?"
Nia menggeleng pelan. Namun, Vian yang selalu senang dengan tantangan, mengangguk setuju.
"Aku juga penasaran. Kalau memang ada sesuatu, kita harus membuktikannya," katanya dengan senyum lebar, penuh semangat.
Dengan keputusan yang sudah bulat, ketiganya memutuskan untuk menyelinap masuk ke rumah itu pada malam hari, saat suasana desa sudah sepi.Mereka membawa senter dan perlengkapan seadanya. Vian bahkan membawa pisau kecil, berjaga-jaga jika memang benar ada binatang liar di dalam dinding.
***
Malam itu, bulan bersinar pucat di atas langit, menyinari jalan setapak yang mereka lalui menuju rumah tua itu.
Pepohonan yang menjulang di sekitar rumah meciptakan bayangan menyeramkan, menambah kesan mencekam pada bangunan yang sudah terlihat usang dan rapuh. Di depan pintu rumah, mereka berhenti sejenak untuk beristirahat.
"Siapa yang mau buka pintu?" tanya Vian, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.
Mara maju tanpa ragu, menarik gagang pintu kayu yang berderit.
Pintu itu terbuka perlahan, memperlihatkan ruang tamu yang gelap dan berdebu. Udara dingin dan debu-debu menyambut mereka, membuat bulu kuduk ketiganya berdiri.
Di dalam, rumah itu tampak seperti membeku dalam waktu. Perabotan-perabotan tua tertutup debu tebal, dan dinding-dinding kayu berderit pelan setiap kali mereka melangkah. Suara lantai kayu yang memekik di bawah kaki mereka menambah suasana mencekam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI CERPEN HOROR
HororKumpulan cerita-cerita pendek dengan genre horor. Kisah yang akan membuat bulu kudukmu berdiri, dengan setiap baitnya yang membawa suasana mencekam, serta kengerian. Pastikan kamu tidak sendirian. Karena mungkin, 'mereka' ada di dalam kegelapan, di...