6 - Debutante

10 0 0
                                    

Selamat datang.

Spam emot 🥀 ?

*

Minta vote nya ya ❤


Aula dengan langit hidup telah menjadi saksi berbagai macam acara di kastil Roosevelt. Lebih dari sepuluh abad, kastil ini kokoh berdiri ditimpa berbagai bencana luar dalam. Meski begitu, keindahan kastil ini tidak pernah pudar.

Terlebih kali ini, bunga mawar merah muda mengganti bunga mawar merah setiap sisi ruangan hingga vas-vasnya. Tangga marble yang melengkung elegan terlilit rangkaian bunga mawar merah muda dan terhiasi lily putih di beberapa sisinya, dan seluruh kain merah sebagai tirai hingga karpet dirubah menjadi warna merah muda dengan renda-renda putih. Langit hidup yang sang empunya kastil menyihir dengan penuh keajaiban.

Rooshen seharian penuh telah menata kue-kue di atas meja panjang berkain putih, bila lebih lama diamati, kue-kue ini terlihat seperti hiasan dibandingkan makanan. Bentuk kue-kuenya sendiri bagai tumpukan bunga-bunga berbagai jenis dan berwarna warni.

Sementara pemeran utama kali ini merasa gugup akan debutante-nya yang akan berlangsung dalam beberapa menit, para tamu telah memenuhi aula, Raja dan Ratu Reinhold telah menyapa para Pangeran dan Putri yang bahkan datang dari negeri jauh. Biola dan alunan musik merdu terdengar selama gemerincing gelas-gelas sampanye beradu ringan.

Baginya, lebih mudah bermain piano di depan khalayak ramai dibanding menjadi pusat perhatian ketika menari. Rosalind keluar melalui pintu besar emas yang memiliki pilin-pilin barok rumit ketika pengumuman kedatangannya diserukan, gaun merah muda cocok bagi rambut pirang pucatnya, yang tergulung indah dengan mahkota silver yang terhiasi permata merah muda langka, tanpa sedikitpun mengurangi keindahan mata ungunya. Rosalind berjalan menuruni tangga penghubung antara Aula dan lantai atas, ketika para tamu menjadikannya pusat utama di malam terindah ini.

Para Pangeran menatapnya tanpa kedipan, sementara seorang Putra mahkota telah menunggu di bawah tangga, mengikuti arah mata dan langkah Rosalind, ia ketara gugup ketika berjalan, tanpa senyuman, namun ketika Rosalind menatap Sang Putra Mahkota yang telah mencuri pandangannya dari arah Raja Reinhold, ketenangan seakan mulai menguasai isi hatinya.

Putra mahkota itu sangat mirip seperti ibunya, Ratu Naseria. Matanya bak emerald, rambut ikalnya indah dan tertata, garis rahang yang tegas dan tinggi badan nan tegap. Walaupun sang Putra mahkota tidak mengenakan mahkotanya, mereka tahu dia adalah lelaki bermartabat dan memiliki aura kepemimpinan yang kental.

Terlihat dari kain merah yang terlilit di sebelah bahunya, menjuntai hingga lutut. Dengan lencana-lencana pada pakaian formal bernuansa hitam itu, dia memang Pangeran rupawan.

Sang pangeran menunduk sambil mengulurkan tangannya yang lalu Rosalind gapai. Membuat para tamu memberikan ruang untuk mereka mulai menari, bahkan tanpa ajakan, mata mereka mengancing satu sama lain.

Mereka berdua saling terpaku akan rupa masing-masing.

Musik lebih terdengar bagai rayuan romantis kali ini, ketika Rosalind melakukan putaran pertama, dan ketika wajah mereka bertemu lagi setelah putaran tariannya, telapak tangan yang dengan lembut melingkar di sisi perut Rosalind terasa penuh kehati-hatian, ketika Pangeran terpilih itu tersenyum menatap mata indah keunguan Rosalind.

Hanya dari sorot lembut sang Pangeran, Rosalind melupakan apa yang ada di sekelilingnya.

"Putra Mahkota Cyrus Reagan, benar?" Dalam tarian mereka yang menjadi pusat perhatian, Rosalind mengeluarkan suara indahnya ketika menyebut nama lelaki muda itu.

"Anda memiliki rupa dan warna mata lebih indah dibanding lukisan anda sendiri, Putri Rosalind Ravenwood."

Rosalind tersenyum lebih lagi ketika melakukan putaran lain dalam tariannya, "Mata anda lebih hijau daripada Yang mulia Ratu Naseria, Yang mulia Putra mahkota."

Ketara jelas di mata Raja dan Ratu beserta para undangan tamu, dalam tarian pertama sang debutan, ia telah menemukan cinta pada pandangan pertamanya. Rosalind dan Reagan akan menjadi sepasang kekasih mulai hari ini.


✧༺♥༻✧


Tarian demi tarian telah Rosalind lakukan, ketika ia melihat orang tua angkatnya menari bersama, sedikit kecemburuan masih menaut kental di dalam benaknya.

Itu membuat sang pusat perhatian keluar menuju balkon untuk menghirup udara dalam kesendirian.

Ia tidak bisa memungkiri hatinya sendiri, sekalipun terpikat pada seorang lelaki bermata hijau nan rupawan, sang penyelamat adalah sosok yang tinggal di dalam pikiran hingga hatinya.

"Anda disini." Suara familiar Putra mahkota bermata zamrud membuatnya menoleh. Wajah sedihnya berubah menjadi senyuman yang dibuat-buat.

"Saya menyukai waktu sendiri, Yang mulia. Saya tidak terbiasa menjadi peran utamanya.." Wanita muda itu menunduk, dan sang Pangeran memberinya setangkai bunga mawar merah muda dari sebuah vas.

"Tidak apa bila hanya aku yang menemani?" Meski nadanya lembut, perkataanya dapat Rosalind anggap sebagai sedikit paksaan, kendati hatinya yang sedang lara, ia memutar-mutar bunga dengan jemari lentiknya.

"Ya, Yang mulia," Ia menatap langit malam lagi, sang pangeran terpilih berdiri di sampingnya.

"Aku pula menyukai kesendirian, Putri. Meski begitu, di kemudian hari orang-orang membutuhkanku untuk memimpin. Peran utama akan selalu menyertai hidupku."

Putra mahkota Reagan menyentuh tangan Rosalind, membuatnya berhenti memainkan bunga merah muda itu dengan jari kecilnya, ketika wanita muda itu menoleh untuk menatap mata permata hijaunya sekali lagi, "Menikahlah bersamaku, izinkan aku menjadi sosok yang menemani waktu sendirimu, Putri Rosalind. Matamu telah menyihirku sejak awal pertemuan kita. Dan aku bersumpah untuk memberikanmu waktu menenangkan seperti saat-saat ini."

Mata hijaunya berhasil membuat nafas Rosalind terhenti lagi untuk beberapa saat. Sorot mata lembutnya sedikit melebar pada wajah sang Pangeran. Tidak mungkin bila ia menolak begitu saja, karena ibunya adalah sosok yang Rosalind kasihi.

"Saya.." Rosalind menunduk, "Saya hanya orang biasa yang diselamatkan kerajaan ini, Yang mulia." Nadanya turun seperti rasa percaya dirinya, bulir bias air mata berada di sisi mata lembut itu, membuat sang Pangeran menyeka halus pelipis matanya.

"Aku tidak peduli bila sebelum ini anda seorang biasa tanpa status, Putri. Kelembutan anda pula menyihirku, aku bisa melihat anda dapat menjadi seorang Ratu yang mencintai negerinya."

Mata Rosalind naik padanya, sekali lagi mata mereka bertemu, "Jadilah kekasihku, mari kita habiskan waktu bersama hingga maut memisahkan."

Tabir air mata yang tertahan jatuh ke sisi pipi Rosalind, walau penuh keraguan ia mengangguk, memberikan senyuman di wajah Putra mahkota.

"Ya." Suara lembutnya membuat sang Pangeran luluh.

Lelaki muda itu menyeka pipi basah Rosalind, menangkap tangisannya sebagai tangis kebahagiaan, sesungguhnya tangisan itu adalah lara karena ia mencintai suami orang lain, "Izinkan aku menciummu, Putri."

Dengan suara yang lebih rendah, Putri Rosalind mengangguk sekali lagi, "Ya."

Di atas balkon, keduanya saling menutup mata ketika bibir mereka menyatu secara perlahan, kecupan itu tidak sengaja ditonton oleh Agni ketika ia menghabiskan waktu di taman bersama adik-adiknya.


*

*

Jangan lupa follow agar mendapat info kelanjutan ceritanya! Terimakasih sudah membaca!

🥰

Cozyrinn 7/10/2024

*

Setelah, selamanya. - cozyrinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang