9 - Rosalind, He is an impostor!

8 0 0
                                    

Selamat datang.

Minta emot 🥀 ?

*

Jangan lupa vote, menyemangati saya dalam menulis. 😘

*

Perlu di ingat bahwa ada adegan dewasa disini [21+]

jangan di baca bila belum cukup umur

*


Sebuah bunga mawar merah muda mengapung di atas kolam air mancur, tepat di depan kastil yang dipenuhi taman mawar merah.

Bunga mawar merah muda itu hanya satu-satunya mawar dengan warna lain di taman ini. Itu bunga yang ku genang dari kamarku, sebagai tanda kepergianku.

Aku akan meninggalkan Kastil Roosevelt, aku akan merindukan tempat ini.

Aku akan sangat merindukan Khaos.

Tumpukan koper berisikan pakaian-pakaianku di taruh pada kereta kuda lain, sementara aku hanya menginginkan pakaian lebih sederhana dibanding hari biasanya untuk ku kenakan kali ini.

Tidak ada rok yang mengembang, aku mengenakan kain silk merah muda yang cukup tertutup dengan kancing-kancing di bagian depannya, lalu mengenakan topi cartwheel.

Sebenarnya, kepergianku cukup membuatku sedih. Aku dan adik-adik angkatku saling berpelukan lama, bahkan untuk pertama kalinya aku melihat Iskra hampir menangis.

Mama bahkan melambaikan tangannya di depan kereta kudaku.

Permainan keluarga ini cukup lucu.

Kepergianku pula, dijemput langsung oleh Panglima Jendral Rylee Fairfox. Dia berkuda bersama beberapa ksatrianya, demi menggiring keamanan dan keselamatanku.

Dan aku sendiri di dalam kereta emas ini, menutup mata hingga terlelap.


✧༺♥༻✧


"Hmm.." Kepalaku sedikit pusing tertidur dan terbangun ketika kereta kuda ini masih melaju di atas bebatuan.

"Anda sudah bangun, Putri."

Dia.. di dalam kereta?

Aku berkedip beberapa kali, tidak mempercayai kenyataan bahwa Jenderal Rylee masuk ke dalam kereta kudaku tanpa izin. Sementara di luar terdengar suara ketukan kayu beberapa kali.

"Kita sedang memperbaiki rodanya. Ketika anda tertidur pulas, kereta ini hampir tergelincir. Saya putuskan untuk masuk dan menjaga anda dari dalam."

Suara beratnya membuatku menelan ludah lagi, ruangan ini.. sempit, terlebih jendela keretanya tertutup rapat.

Dari atmosfernya saja aku dapat merasa sesak, ditambah aura kelamnya.

Meski pakaianku longgar, rupanya membuat nafasku tersendat.

"Anda tidak membangunkan saya dan putuskan agar menjaga saya dalam diam."

"Saya tahu perjalanannya jauh, saya tidak tega–"
Gebrakan kereta membuat guncangan hingga kedalam tempat ini, membuat tubuh besarnya sedikit maju dan tanpa sengaja wajah kami sangat dekat.

Saking dekatnya, satu mata biru langitnya menyihirku.

Tangannya tepat berada pada sandaran punggung tempat dudukku, dan aku dapat merasakan nafasnya.

Setelah, selamanya. - cozyrinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang