11 - Khaos, The red wedding

9 1 0
                                    

Selamat datang.

Minta emot 🥀 ?

*

Jangan lupa vote, menyemangati saya dalam menulis. 😘

*

Perlu di ingat bahwa ada adegan dewasa disini [21+]

jangan di baca bila belum cukup umur

*


Menunggu adalah hal paling membosankan selama seribu tahun ku.

Penantian tak berujung, kesendirian.

Bukannya aku tidak mau mati saja dan menyerah.

Berbagai cara untuk mati telah aku coba, namun aku hanya berakhir menjadi pecundang dengan mulut besar.

Kubiarkan tubuh ini merasakan sakit ketika menjadi Sang penghancur, dan kembali seakan tubuh ini tidak pernah mengenal kata lelah.

Satu-satunya yang dapat membuatku mati hanya menghancurkan jantungku.

Walau sesungguhnya hatiku telah hancur karena Morana yang membuatku tertelan rasa tersiksa seperti ini selama lebih dari sepuluh abad lamanya.

Tapi sekarang berbeda, aku ingin menghabiskan sepuluh abad lain bersamanya.

Minerva, wanita yang kubawa menjadi sosok abadi.

Aku bersumpah akan memberikanmu kebahagiaan, menjagamu, menjadi pelindungmu, meski aku yakin tanpa aku pun kamu adalah sosok yang berani melawan rasa takutmu.

Tidak sepertiku, yang bersembunyi dalam embel-embel 'yang terkuat'.

Kau adalah ketenangan matahari tenggelamku.

Dia tertidur sangat pulas selama di sampingku seperti ini, maafkan aku yang sering meninggalkanmu tidur sendirian, ini karena aku ingin memberikanmu kebahagiaan, mencari jejak keluargamu, mencari anak-anak yang hilang, membasmi penyembah penyihir yang menggunakan kekuatan gelap.

Kuusap pelan rambut ikalnya, dan ku kecup keningnya, ketika ku tatap bibirnya tersenyum dalam tidurnya.

Kau adalah sumber kebahagiaanku dan aku akan selalu membahagiakanmu, Cintaku.


✧༺♥༻✧


"Masih mengantuk, Fjord?" Suara lembutnya jelas di kepalaku, ketika aku baru saja terbangun dari pelukannya.

"Mhmm.. Minerva, Cintaku.." Kepalaku lebih mengubur di payudaranya, melingkarkan lenganku pada lingkar perutnya yang kecil sembari mengelus-elus punggungnya.

"Oh.. bangunlah Fjord, kita harus bersiap untuk pernikahan Rosalind."

Minervaku tertawa kecil, sementara jari-jari lentiknya mempermainkan rambut coklatku sambil menciumi kepala.

Dia hangat, aku enggan bangun dari tempat tidur.

"Lima menit lagi." Perlahan aku memainkan tali di belakang pakaian tidur berwarna merahnya, agar kain itu longgar sehingga aku bisa lebih usil merebahkan kepalaku di dalam pakaiannya.

"Mmm.." Aku masih ingin tidur dan merasakan kulit kami bersentuhan.

"Suamiku.." Dia mulai mendesah, ketika kepalaku bersandar di perutnya sambil menyamping, sembari menciumi bawah payudaranya di balik kain, aku tahu aku akan selalu berhasil membuatnya terangsang, "Ini akan berakhir hingga siang hari lagi."

Setelah, selamanya. - cozyrinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang