Chapter 8

74 9 0
                                    

Steve menatap setiap gambar yang dikirim oleh anak buahnya, matanya berbinar tajam, menganalisis setiap detail. Di layar, terlihat Kenan bersama seorang wanita dewasa-seorang yang tidak pernah dilihat Steve sebelumnya. Ada sesuatu dalam cara mereka berdiri, sesuatu yang terbentuk dalam Kenan yang membuat Steve penasaran.

Siapa wanita ini?

Sejak kapan Kenan dekat dengan dia?

Apa sudah lama mereka saling kenal?

Kenapa Kenan tidak pernah mengenalkan wanita ini kepada mereka karena terlihat mereka seperti sepasang kekasih yang di am untuk asmara.

Pertanyaan itu menggema di pikiran, seperti sebuah teka-teki yang mengganggu, memaksa untuk segera mencari tahu siapa sosok wanita yang bermesraan dengan adiknya.

Steve memang beberapa hari ini menyuruh seseorang untuk mengawasi Kenan karena ia mulai curiga dengan tingkah Kenan selalu ke luar di jam istirahat. Biasanya Kenan malas sekali makan di luar kantor tapi akhir-akhir ini Kenan sering makan di luar dan ternyata Steve tahu karena wanita ini Kenan bertingkah seperti ini.

Pintu terbuka memperlihatkan Daddy-nya Victor masuk tanpa permisi. Ada kekesalan di wajahnya karena Daddy-nya masuk tanpa mengetuk pintu.

"Seperti nya kau sedang serius. Proyek apa?" tanya Victor sembari duduk di sofa.

Steve bangkit dan duduk di hadapan Daddy-nya lalu memperlihatkan gambar kebersamaan Kenan dengan seorang wanita. Victor terkejut melihat nya.

"Apa ini Steve?"

"Seperti nya Kenan sudah memiliki kekasih." jelas Steve.

"Wow! Bagus kalau begitu. Sudah cukup dia bergonta-ganti kekasih." kekeh Victor.

"Tapi Steve tidak suka Kenan dekat dengan dia." tanpa basa-basi Steve mengutarakan ketidaksukaan nya kepada sosok wanita yang dekat dengan adiknya. Timbul rasa tidak ingin kalau wanita ini menjadi kekasih Kenan.

Instingnya tidak pernah meleset untuk menilai seseorang dan kali ini Steve yakin instingnya tidak meleset juga.

"Steve, jangan mulai lagi." tegur Victor menarik nafasnya lelah.

Dulu putra pertama nya terang-terangan tidak suka kepada Gabriel, suami Arrabela sekarang. Lalu hari ini Steve melakukan hal yang sama.

Steve menatap Victor dengan tatapan serius nya.

"Daddy-nya tahu kan instingku tidak pernah meleset. Buktinya Gabriel? Betapa brengsek nya dia menjadikan Arrabela istri kedua nya."

Steve jelas masih tidak terima kalau mengingat dulu ketika adik tersayang nya sering di sakiti oleh Gabriel dan di jadikan istri kedua meski sekarang dia sudah membahagiakan Arrabela dan memiliki Darren di tengah-tengah keluarga kecil mereka namun Steve tidak akan pernah melupakan penderitaan Arrabela dulu.

"Kenan dan Arrabela berbeda Steve. Kau tahu sendiri Arra memang tergila-gila kepada Gabriel."

Steve terdiam.

"Kita jangan mencampuri kehidupan asmara adikmu, Steve. Biarkan dia menikmati kebebasan nya tanpa perlu kita larang dengan siapa dia berhubungan. Daddy tahu rasanya bagaimana di tentang oleh keluarga, rasanya sakit sekali."

Victor kembali mengingat masa dulu ketika mempergunakan Emily dan keluarga istrinya menentang nya keras sampai akhirnya mereka luluh juga.

"Aku tidak akan mencampuri urusan Kenan. Tapi aku akan mencari tahu latar belakang wanita itu."

"Terserah kau saja, Steve."

******
Madelyn yang sedang menonton televisi di buat kaget dengan deru mobil terdengar di halaman depan nya dan yang lebih mengagetkan nya lagi ketika sosok pria muncul dari mobil mewahnya berjalan menuju pernah pintu!

Forbidden Desire [MATEO#3] (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang