Chapter 2

143 12 2
                                    

Madelyn terbangun saat sinar matahari menelusup di sela-sela jendela kamarnya. Semalaman ini ia tidur nyenyak sekali saking lelahnya perjalanan dari London Ke Jakarta, tak butuh waktu lama ia terlelap tidur.

Madelyn melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Artinya ia bangun ke siangan. Langsung saja ia bangun dan bersiap mandi membersihkan dirinya dan setelah itu ia turun dari tangga untuk menemui Kakanya Margarita. Ada banyak hal yang masih belum terjawab dari semua pertanyaan nya tadi malam.

"Kemana dia?" gumam nya heran.

Rumah ini terlalu besar sampai ia tersesat saat akan ke ruang tamu.

"Margarita! Kau di mana?" teriak Madelyn.

"Margarita!" panggil nya lagi.

"Kenapa kau berteriak Madelyn? Ini bukan hutan." tegur Margarita yang sudah rapi dengan Dress seksi nya.

"Maaf, aku hanya bingung mencari mu kemana karena rumah ini sangat besar sekali, jadi aku berteriak. Ngomong-ngomong kau akan kemana?"

"Aku tidak akan ke mana-mana. Setiap hari aku memang sering berdandan cantik." sahut Margarita.

Madelyn mengangguk paham.

Memang waktu 4 tahun merubah banyak hal termasuk Margarita yang sekarang benar-benar berubah. Dulu Kakaknya memang sudah cantik hanya saja pakaian nya tidak sebagian dan seksi sekarang.

"Aku akan ke makam Mama. Apa kau bisa menemani ku?"

"Tentu, aku juga sudah lama tidak ke sana?"

"Kenapa? Apa kau sangat sibuk sampai tidak bisa ke sana?" tanya Madelyn penasaran.

"Madelyn, jangan mulai lagi."

"Baiklah, baiklah."

"Hm, soal semalam kau belum menjawab nya. Darimana kau mendapat uang untuk membeli mobil dan rumah mewah ini." tanya Madelyn tanpa basa-basi.

Ia sangat penasaran darimana Kakaknya mendapatkan ini semua karena tidak mungkin kan uang dari bekerja di Kelab malam bisa mendapatkan ini semua.

Seketika wajah Margarita berubah, senyum manisnya menghilang.

"Ini hasil aku bekerja. Kalau kau ingin tahu hasil darimana aku bekerja dengan Jaden. Sudah, tidak perlu bertanya lagi. Sekarang kau pergi sarapan."

Sejujurnya Madelyn ingin bertanya lagi pekerjaan apa yang Kakaknya lakukan sampai bisa mendapatkan ini semua. Apa dia menjadi Manager atau Sekretaris? Atau Asisten pribadi? Tapi Madelyn tahu Margarita tidak suka ia terlalu banyak bertanya jadi ia memilih diam saja.

"Temani aku." pinta Madelyn manja bahkan menampilkan mata lucu nya kepada Kakaknya.

"Kau itu seperti anak kecil saja." gerutu Margarita berjalan ke arah meja makan di ikuti Madelyn yang tersenyum lebar.

Di meja makan Madelyn sarapan dengan lahap, rasanya nya ia masih tidak percaya Kakaknya memiliki rumah mewah seperti ini. Dalam mimpi saja Madelyn tidak berani membayangkan tinggal di rumah ini.

"Marga, bisakah aku bertemu dengan Pak Jaden?"

"Untuk apa kau ingin bertemu dengan dia?" tanya Margarita serius.

"Aku ingin berterima kasih kepadanya karena telah memberikan beasiswa kepadaku selama di London."

"Tidak perlu. Aku sudah bilang kepadanya, jadi kau tidak perlu menemuinya."

"Meski kau sudah bilang terima kasih kepadanya tetap saja aku juga harus mengucapkan terima kasih karena dia kau bisa kuliah di London lagi."

Semenjak Madelyn akan pulang dari London, ia ingin berterima kasih kepada Jaden dan mungkin juga ia bisa bekerja di perusahaan nya untuk membantu bisnis nya. Madelyn ingin membalas budi kepada Jaden setidaknya dengan bekerja selama 2 tahun bisa membalas jasa Jaden.

Forbidden Desire [MATEO#3] (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang