스물아홉

3.6K 194 2
                                        

"kita mau kemana?".

"Namsan, ini tak ada penolakan".
Jawab Jeno cepat saat mark ingin protes.

Mark menyerah, tadinya pengen cepat-cepat pulang, jeano pasti kesal karena mereka telat pulang.

"Aku hanya ingin menepati janjiku".

Jeno menggenggam tangan mark disamping kursi kemudi dengan dia yang sibuk menyetir.

Mark membalas genggaman nya juga
"Hm, aku juga ingin ke sana bersama mu".














________________________

Jeno membawa tangan mark ke dalam sakunya, cuaca di namsan cukup dingin, ia tak ingin membuat sang kekasih sakit.

"Ini sangat indah".

Mark memejamkan mata menikmati suasana di menara tersebut.

Jeno yang melihat itu tersenyum dan membawa tubuh mungil itu agar mendekat.

"Kau suka?".

"Hm, sangat suka".
Jawab mark yang masih menutup matanya.

"Setelah ini, aku ingin membawamu ke satu tempat lagi".

Mark membuka matanya, menatap penasaran pada Jeno.

"Sekarang".

"Sekarang? Kau sudah puas dengan pemandangannya?".
Tanya jeno dan mendapat anggukan oleh si empu.

"Ayo".


















______________________

"Jean maafin kakak ya".

"........."

"Jean jangan diemin kakak dong".
Pinta mark karena bocah itu tak ingin berbicara dengannya.

Jeno sudah balik kekantor nya saat sekretaris nya menelponnya tadi.

Sedikit menyesal karena ia seperti dihipnotis dengan gembok cinta yang menjadi tempat berlama mereka tadi, hingga teringat sesuatu, ia segera meminta Jeno untuk pulang.

"Maafin kakak".
Lirih mark yang hampir menangis.

Jeano yang melihat itu segera memeluk kakak kesayangannya.

"Jean gak marah kok, kak dokter gak boleh gini".
Ucapnya seraya mengelus pipi dokter manis itu.

Mark tersenyum mendengarnya
"Jangan marah ya, kak dokter sedih kalo Jean diemin kakak".

Jeano mengangguk, mark segera mengangkat tubuh gendut itu ke gendongannya, menciumi pipi embul jeano dengan gemas.

"Ayo main, kak".

"Ditaman, oke?".

"Okeyyy".




















________________________

Mark bergidik saat sepasang lengan tiba-tiba melingkar di pinggang ramping nya, menoleh sedikit ke arah sang pelaku.

"Jean sudah tidur?".

"Hm".

Jeno menghirup leher mark yang terlihat menggoda baginya.

"Tadi adikmu itu ngambek gara-gara kita telat pulang".

"Tapi kau menikmatinya bukan?".

Mark menghentikan kegiatan Jeno lalu berbalik badan.

"Tadi itu seru".

"Kau mau kesana lagi?".
Tanya jeno dan mendapat anggukan dari si empu.

"Lain kali, aku akan sering mengajakmu berkencan. Sekarang fokus dulu sama pernikahan kita".

"Hm".

Tok tok

Mark melepas pelukan mereka lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Terlihat jeano dengan wajah bantalnya sedang berdiri didepan kamarnya.

"Ada apa, hm?".

"Mau tidur sama kakak".

Jeno menghampiri keduanya lalu meraih tubuh sang adik untuk di gendong.

"Ayo".

Satu tangan Jeno meraih tangan mark dan membawa dua kesayangannya menuju kamar sang adik.

Sesampainya disana, Jeno membaringkan tubuh gendut itu di kasur.

Jeno dan mark ikut berbaring di samping jeano.

"Bobo ya, kakak temenin".

"Hm".

Tak butuh waktu lama, anak kecil itu tertidur pulas saat bokongnya di puk puk mark seperti biasa.

Jeno menatap mark yang mengantuk
"Kau ingin pindah kamar?".

"Di sini saja".
Jawab mark seraya memejamkan mata.

Jeno menyempatkan diri untuk mencium pipi sang adik lalu beralih mencium kening mark.

"Good night, baby".

Nomark

TBC

true love {Nomark} End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang