Prolog

148 16 13
                                    

Sunghoon memasang helm full-facenya sebelum melajukan sepeda motornya membelah jalan raya menuju ke kampus tempatnya setahun ini menjadi mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, lebih tepatnya di Jurusan Desain Interior

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sunghoon memasang helm full-facenya sebelum melajukan sepeda motornya membelah jalan raya menuju ke kampus tempatnya setahun ini menjadi mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, lebih tepatnya di Jurusan Desain Interior. Ketika sepeda motornya sampai di tempat parkir sepeda motor, seluruh mata mahasiswa baru tertuju padanya, tak hanya para gadis tetapi juga para lelaki disana.

Berbeda dengan para mahasiswa baru, tak ada satupun mahasiswa seangkatan Sunghoon ataupun seniornya yang memperhatikan lelaki itu. Mereka tidak tertarik karena lelaki itu sungguh tak bisa bersosialisasi dengan baik, tapi anehnya, Sunghoon bisa menjadi salah satu panitia dalam acara orientasi mahasiswa baru yang dimulai hari ini. Dia tidak begitu saja bisa bergabung pada organisasi kampus, tentu saja Sunghoon punya kemampuan. Kemampuannya yang paling diandalkan oleh anggota lain adalah imajinasinya, idenya dalam membuat setiap acara bisa menjadi lebih kreatif setiap tahunnya. Mengagumkan.

"Bagi mahasiswa baru yang sudah datang, diharapkan segera berbaris sesuai dengan kelompoknya masing-masing."

Mendengar seruan melalui microfon yang dipegang ketua panitia, seluruh mahasiswa baru segera mencari kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok memiliki warna pita rambut sendiri bagi para anggota wanitanya dan warna snapback senada sesuai kelompok untuk anggota laki-laki. Para mahasiswa baru harus menggunakan pakaian serba putih dan rapi dan almamater, sedangkan para senior mereka yang merupakan panitia acara wajib mengenakan kemeja hitam dan almamater kampus yang sama dengan mahasiswa baru. Almamater kampus mereka yang bewarna oranye itu.

Bagi sebagian orang warna itu sungguh mencolok dan tidak sedap di pandang, namun beda cerita jika yang memakainya adalah Wony. Gadis super cantik dan periang itu setengah berlari keluar dari mobil Juke putihnya. Wony merutiki dirinya sendiri karena dihari pertama orientasinya, Wony justru kesiangan karena semalaman membuat miniatur rumah untuk mengisi waktu kosongnya.

Ketika mendekati kerumunan mahasiswa baru yang berada di lapangan depan kampus barunya itu, Wony harus memelankan langkahnya karena seorang lelaki dengan wajah yang sangat tampan menurut Wony, mencegahnya untuk bergabung dengan yang lain.

"Sekarang jam berapa?"

Wony segera melihat jam tangannya sebelum menjawab pertanyaan dari lelaki tampan di depannya, "Delapan lewat 30 menit, Kak."

"Jadwal seharusnya kamu datang, jam berapa?"

Wony menelan liurnya, lelaki di depannya itu sangat tampan tetapi sangat datar, tak ada senyuman diwajahnya, tapi juga tak memberikan tatapan mematikan, hanya datar saja.

"Jam delapan tepat, Kak." jawab Wony.

"Tunggu disini."

Wony mengangguk mendengar perintah dari salah satu panitia tampan itu, yang tak lain adalah Sunghoon. Wony menatap punggung Sunghoon yang meninggalkannya, tak lama lelaki itu kembali lagi. Sunghoon menatap name tag yang terkalung di leher Wony, membaca nama gadis itu beserta NIMnya, kemudian mencatatnya di sebuah buku kecil yang dia keluarkan dari saku kemejanya.

Wony hanya menatap lelaki itu kagum. "Kak..." panggil gadis itu memecah keheningan diantara mereka.

Sunghoon tidak menjawab, namun menatap Wony seolah bertanya "Kenapa?"

Tangan Wony terulur meraih name tag Sunghoon yang terbalik, lalu membaca nama lelaki itu. "Park Sunghoon." Hal itu tentu membuat Sunghoon sedikit terkejut.

Sunghoon mengambil alih name tagnya yang dipegang Wony sehingga gadis itu harus melepaskannya. Bukannya takut dengan tatapan Sunghoon yang sedikit tidak suka itu, Wony malah tersenyum manis.

"Kakak sudah tau namaku, kan?"

Sunghoon tak menggubrisnya, lelaki itu melanjutkan langkahnya pada mahasiswa lain yang juga terlambat seperti Wony, membuat gadis itu mencebikkan bibirnya, sedikit kecewa. Namun, Wony kembali tersenyum saat Sunghoon kembali menoleh padanya, "Cepat temukan kelompokmu." perintahnya.

Ketika gadis itu sudah bergabung dengan kelompoknya, Sunghoon yang sedang mencatat nama mahasiswa lain yang terlambat itu, tak sengaja mendengar beberapa mahasiswa baru berbicara.

"Itu Wony yang selebgram itu, kan?"

"Iya ih, aku follow dia di instagram."

"Cantik banget ya aslinya, lebih cantik dari di foto."

"Apaan? Biasa aja tuh."

Sunghoon hanya mengabaikan beberapa mahasiswa baru itu berceloteh tentang Wony. Memang tak bisa Sunghoon pungkiri, Wony memang cukup cantik tapi tak cukup membuatnya tertarik.






Jang Wonyoung as Wony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jang Wonyoung as Wony

Park Sunghoon as Sunghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Park Sunghoon as Sunghoon

Let Me In | Sunghoon - WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang