Day & Night

62 15 4
                                    

Rasanya seperti bermimpi, Wony bisa melihat pemandangan lalu lintas di malam hari dengan sepeda motor dan Sunghoon yang memboncengnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Rasanya seperti bermimpi, Wony bisa melihat pemandangan lalu lintas di malam hari dengan sepeda motor dan Sunghoon yang memboncengnya. Walau masih diselimuti rasa bingung, Wony masih bisa merasakan jantungnya berdebar tidak karuan. Hidung mancungnya dapat menghirup wangi Sunghoon karena jarak mereka yang sangat dekat. Rasanya Wony tidak bisa untuk menghilangkan senyuman diwajahnya.

"Wony."

Gadis itu mendekatkan wajahnya sedikit lagi pada bahu Sunghoon, dia takut salah dengar, karena Sunghoon tak pernah sekalipun memanggilnya.

"Kak Sunghoon panggil aku?"

"Aku cuma mau bilang, kalau kamu harus hati-hati sama Jisung." balas lelaki itu, sambil memelankan laju sepeda motornya.

"Emangnya kenapa, Kak?"

"Pokoknya hati-hati aja. Terserah kamu sih mau gimana juga, aku cuma ngasi tau." ucap Sunghoon kemudian keduanya diam.

"Iya, siapa juga yang mau deket-deket sama dia setelah hari ini." balas Wony, dia mengerti.




Tak lama mereka sampai di depan pagar rumah Wony, gadis itu tinggal di komplek perumahan elit di tengah kota. Rumahnya memiliki 3 lantai dan rooftop dibagian paling atas. Sunghoon mematikan mesin sepeda motornya, kemudian membuka helmnya. Wony segera turun dan juga membuka helm yang dipinjamkan oleh Jake pada mereka tadi.

"Makasih, ya, Kak, udah anterin aku pulang." katanya sambil menyerahkan helm yang dia pinjam.

Sunghoon menerima helm itu, kemudian mengangguk. Baru saja dia akan menghidupkan kembali mesin motornya, sebuah mobil datang dari arah berlawanan, cahaya lampunya membuat Sunghoon dan Wony menyipitkan mata.

"Udah pulang anak mami? Sama siapa itu?" suara wanita dewasa dari balik kaca mobil bagian depan penumpang membuat Wony tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Mami!" pekiknya riang, kemudian menghampiri Ibunya yang baru saja datang bersama Ayahnya itu. "Mami, kenalin, ini Kak Sunghoon!" ucap Wony sambil menunjuk Sunghoon dengan tangannya.

Mau tak mau Sunghoon yang kikuk itu membuka helmnya kemudian turun dari sepeda motornya.

"M-malam, tante...om..." sapanya dengan kaku kepada kedua orang tua Wony yang mengintip dari balik jendela mobil itu.

Ayah Wony keluar dari mobil, disusul oleh Ibu Wony yang langsung merangkul anaknya penuh kasih sayang.

"Halo, Sunghoon. Ini siapanya Wony nih?" tanya Ibu Wony, sambil menatap Wony dengan tatapan meledek. Wony hanya tertawa melihat Ibunya yang gemar meledek itu.

"Temen, Tante." jawab Sunghoon kaku.

"Oh, kirain pacar baru Wony." tambah Ayah Wony, membuat gadis itu salah tingkah. Sunghoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Eh, mobilnya mana? Bukannya tadi pergi pake mobil?" tanya Ibu Wony.

"Oh, nanti temennya Kak Sunghoon yang anterin, Mi." jelas Wony, kini gadis itu kembali ke sebelah Sunghoon, berhadapan dengan kedua orang tuanya karena sejak tadi dia berada didalam rangkulan sang Ibu.

"Ya udah, masuk dulu Sunghoon, sekalian nunggu temen kamu anterin mobil Wony." ajak Ayah Wony, lelaki itu masuk kembali ke dalam mobil, diikuti istrinya, kemudian pagar rumah yang tidak begitu tinggi itu dibukanya dengan remote control.

Setelah mobil kedua orang tua Wony masuk ke dalam halaman rumah, barulah Sunghoon memasukkan sepeda motornya, sedangkan Wony berjalan memasuki halaman rumahnya sambil memegang kembali helm yang dia pinjam, halaman rumah Wony memang tidak begitu luas jadi tidak jauh untuknya menuju ke pintu utama. Gadis itu sesekali merapikan rambut panjangnya yang terurai dengan menyisirkan jari-jarinya.

Sunghoon memarkirkan motornya tak jauh dari teras rumah Wony, kemudian gadis itu meletakkan kembali helm yang dia pegang diatas jok motor Sunghoon, gadis itu segera memimpin Sunghoon untuk mengikutinya masuk kedalam rumah lewat pintu depan, karena kedua orang tuanya sudah lebih dulu masuk dari pintu samping.

"Ayo, Kak. Sekalian nunggu temen kakak datang."

Sunghoon mengangguk, lelaki itu mengikuti langkah Wony, yang sudah membuka pintu depan rumahnya itu dengan sidik jarinya. Sejak tadi Sunghoon tak banyak bicara, dia hanya mengikuti saja kemanapun Wony pergi, rumah gadis itu cukup besar, jadi Sunghoon agak bingung dimana sebenarnya ruang tamu gadis itu berada.

"Kak Sunghoon tunggu disini ya, aku ganti pakaian dulu." Kata Wony, ketika mereka sampai di sebuah ruangan yang sangat luas, ada beberapa sofa besar disana, ruangannya dingin karena disediakan AC. Sunghoon hanya mengangguk.

Sekitar lima menit Sunghoon menunggu Wony, Ayah gadis itu datang menghampiri Sunghoon, hingga Sunghoon segera berdiri dari posisi duduknya.

"Santai aja, Hoon." kata Ayah Wony, kemudian dia duduk diikuti Sunghoon. "Udah berapa lama kenal Wony? Atau teman barunya dikampus ya?"

Sunghoon agak gelagapan karena sejak tadi dia hanya melamun, melihat betapa berbedanya suasana keluarga Wony dan keluarganya, seperti pagi dan malam hari, cerah dan gelap.

"Ah, iya, Om. Saya senior Wony dikampus. Baru kenal." jelas Sunghoon dengan sopan.

Tak lama Wony datang bersama Ibunya sambil membawa beberapa cemilan dan minuman untuk mereka makan dan minum bersama. Setelah meletakkan cemilan dan minuman diatas meja, Wony langsung duduk disebelah Sunghoon, gadis itu tersenyum ketika tak sengaja keduanya bertatapan.

"Papi nanya apa aja sama Kak Sunghoon? Nggak aneh-anehkan?" tanya gadis itu pada Sunghoon dan Ayahnya.

Ayah dan Ibu Wony, serta gadis itu tertawa, sedangkan Sunghoon hanya tersenyum tipis. Pemandangan apa ini? Pikirnya, Sunghoon tak pernah melihat keluarga seperti ini dirumahnya. Ternyata benar, Wony itu nyaris sempurna. Mulai dari wajahnya, proporsi tubuhnya, maupun kondisi keluarganya.

Hanya 15 menit Sunghoon duduk disana, melihat pemandangan keluarga cemara yang sebelumnya tak pernah dia rasakan sampai Riki dan Jay datang mengantarkan mobil Wony, kemudian lelaki itu pulang bersama kedua temannya setelah berpamitan dengan sopan pada kedua orang tua Wony yang sangat menerima kehadirannya. Tentu saja, dia lelaki pertama yang Wony ajak kerumahnya



 Tentu saja, dia lelaki pertama yang Wony ajak kerumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Let Me In | Sunghoon - WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang