Wony, seorang gadis berusia 18 tahun yang sangat terkenal di media sosial karena wajahnya yang cantik bak putri kerajaan, memiliki kepribadian yang baik, ramah kepada siapa saja, dan sangat peka pada sekitar. Tidak, deskripsi ini tidaklah berlebihan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini, Wony bangun lebih awal karena seminggu setelah dia diterima di club musik, mereka akan melakukan kegiatan chemistry camp. Kegiatan itu dilakukan disalah satu pantai yang berada tiga jam dari kota tempat kampus mereka berada. Gadis itu memutar otaknya dan muncullah ide yang membuatnya semakin bersemangat menjalani hari ini. Wony meraih ponsel di atas nakas yang ada di sisi ranjangnya, dia membuka ruang chat bersama Sunghoon.
Kak Sunghoon
Pagi, Kak. Hari inikan kita ada kegiatan club. 2 harikan? Boleh nggak aku pergi ke kampus sama Kak Sunghoon, soalnya mobilku mau dipakai, nggak bisa kalau ditinggal dikampus sampai 2 hari.
Boleh.
Setelah membaca balasan Sunghoon, Wony berteriak kegirangan, gadis itu segera bersiap, memilih pakaian casual terbaiknya. Memperhatikan dirinya dicermin dan memoles wajahnya dengan makeup tipis agar tidak terlihat pucat.
Tok! Tok!
Wony menghentikan kegiatannya ketika pintu kamarnya diketuk, kemudian terbuka dan menampakkan Ibunya mengintip sebentar disana lalu masuk ke dalam kamarnya sambil tersenyum. Wanita itu membelai rambut Wony lembut, Wony masih berada di hadapan meja riasnya, sehingga dia bisa menatap Ibunya dari cermin tanpa menoleh ke belakang.
"Obat-obatannya udah dimasukin ke dalam tas?" tanya Ibu Wony.
Gadis itu menggeleng, "Belom, Mi. Abis ini aku siapin."
"Jangan sampai lupa, ya, kamu dua hari di sana. Sleeping bagnya udah disiapin juga?" tanya wanita paruh baya yang masih cantik itu, kemudian duduk di ujung ranjang Wony, masih menatap gadis itu dari cermin.
"Udah, Mami. Aku udah siapin kok semuanya. Mami tenang aja, ya. Lagian aku udah gede juga." Balas Wony sambil mengikat rambut panjangnya acak namun tetap cantik.
Ibu Wony hanya tersenyum, memperhatikan gerak gerik Wony selama menyusun perlengkapan ke dalam tas ranselnya yang cukup besar itu.
"Kamu bawa mobil, kan?" tanya Ibu Wony lagi setelah sejak tadi hanya memperhatikan anaknya bersiap.
"Nggak, Mi. Aku di jemput Kak Sunghoon." tutur Wony kemudian menutup tas ranselnya setelah selesai memasukan semua barang.
Ibu Wony menatap gadis itu dengan tatapan meledek, membuat Wony salah tingkah. "Jadi, beneran dia yang dulu bayarin jajan kamu itu?"
Wony mengangguk, "Bener, Mi. Tapi dianya nggak inget." balas gadis itu sambil mencebikkan bibirnya.
